Rabu, 27 November 2013

CREDIT UNION

Posted by Rivy at 23.18 0 comments
CREDIT UNION
A.    LATAR BELAKANG
Menyoroti keadaan bangsa Indonesia sekarang ini terutama bagi kaum miskin di Indonesia, kehidupan ekonomi sebagian besar masyarakat Indonesia berada dibawah standar dunia dengan pendapatan perkapita dibawah $1 per hari. Memang tidak dipungkiri ada banyak juga yang berpendapatan lebih dari itu namun jika dibandingkan dengan pendapatan masyarakat Indonesia pada umumnya, mereka hanya sekian persen nya dari penduduk Indonesia yang hidup nyaman sebagian besarnya susah.
Pemerintah hanya menumbuhkan iklim investasi sekala besar dan menutup mata untuk iklim investasi skala kecil dan mikro. Terbukti dengan makin berkembangnya bank-bank yang mengharapkan kucuran dana dari pemerintah sebagai respon terhadap kebutuhan masyarakat namun dalam kenyataannya sulit bagi masyarakat kecil untuk mendapat akses disana. Iklim investasi di Indonesia benar-benar milik kapitalis yang didukung oleh pemerintah dan aparat. Melihat fenomena itu, ada baiknya kita melirik sedikit tentang kiprah CU dan bagainama masyarakat menjadi penentu bagi hidupnya sendiri.
B.     PERMASALAHAN
Adapun permasalahan yang akan diangkat adalah mencari penjelasan apa itu credit union?

C.     TUJUAN
Adapun tujuan yang ingin dicapai adalah untuk mengetahui apa sebenarnya credit union itu.

D.    MAKSUD
Adapun maksud dari penulisan makalah ini adalah sebagai tugas terstruktur mata kuliah Pasar dan Lembaga keuangan.


E.     MANFAAT
a.       Bagi penulis
Adapun manfaat bagi penulis adalah mengembangkan teori-teori yang telah dipelajari, dan melatih diri untuk membuat makalah.
b.      Bagi pembaca
Adapun manfaat bagi pembaca adalah sebagai referensi untuk membuat makalah berikutnya.

F.      SEJARAH CREDIT UNION
a.       Sejarah Credit  Union di dunia
Pada awal abad ke-19, masyarakat Jerman ditimpa musibah kelaparan dan musim dingin yang hebat.Para petani yang menggantungkan hidup pada kemurahan alam tak berdaya melawan keadaan.Persediaan makanan sangat terbatas dan penyakit mewabah.Kondisi yang tidak menentu di manfaatkan oleh kelompok lintah darat.  Mereka meminjamkan  uang dengan bunga yang sangat tinggi. Bahkan sering terjadi harta benda para petani juga menjadi incaran para lintah darat. Karena sulitnya kehidupan di desa, para petani berbondong-bondong ke kota untuk mendapatkan pekerjaan sebagai buruh kasar di pabrik-pabrik dengan upah yang minim. Keadaan di kota lebih dipersulit lagi dengan meletusnya Revolusi Industri menjelang pertengahan abad ke-19. Tenaga buruh mulai diganti dengan tenaga mesin.Pengangguran tumbuh merajalela.Petani dan buruh makin tak berdaya.
Kondisi seperti ini menggugah  wali kota Flammerfield di Jerman Barat, Friedrich Wilhelm Raiffeisen. Dia  mengundang golongan kaya  dan berhasil mengumpulkan uang  untuk menolong kaum miskin. Usaha ini tidak membuahkan hasil. Setiap bantuan berupa pemberian uang dan makanan  yang jumlahnya terus bertambah ternyata selalu habis di tangan petani dan buruh, begitu seterusnya.Berdasarkan pengalaman itu sang wali kota berkesimpulan: “kesulitan si miskin hanya dapat diatasi oleh si miskin itu sendiri, si miskin harus  mengumpulkan uang bersama sama dan kemudian meminjamkan kepada sesama mereka untuk tujuan produktif, dan jaminan pinjaman adalah watak si peminjan sendiri".  Untuk mewujudkan impian tersebut, Raiffeisen bersama kaum buruh dan petani miskin membangun Credit Union.
Selanjutnya, Alphonse dan Dorimene Desjardins mulai mendirikan CU di Lévis, Quebec pada tahun 1900-an. Tak lama setelah itu, Alphonse membantu Edward A. Filene dan Roy F. Bergengren mendirikan CU di Amerika. Kemudian, pada 17 Januari 1927, CU League of Massachusetts di Amerika Serikat merayakan hari libur pertama untuk anggota dan pekerja CU. Ditetapkannya tanggal 17 Januari tersebut karena hari itu bertepatan dengan hari ulang tahun Benjamin Franklin (1706-1790), yang dijuluki sebagai “the America’s Apostle of Thrift”. Para tokoh pioner CU Amerika juga meyakini bahwa Franklin adalah kehidupan dan ajaran ajaran yang terkandung di dalam semangat dan tujuan CU. Sebab itu, ketika F.D. Rosevelt menjadi presiden Amerika Serikat pada tahun 1934, CU mendapatkan legalitas perundang-undangan di Amerika.
Pada tahun 1948, CUNA (Credit Union National Association) Amerika Serikat menetapkan hari CU nasional yang baru, yakni pada hari Kamis ketiga bulan Oktober, yang pada tahun 2004 ini Kamis ketiga Oktober jatuh pada tanggal 21.Dalam perjalanan selanjutnya, gabungan CU di USA membentuk Biro Pengembangan CU sedunia. Lalu, pada tahun 1971 Biro Pengembangan CU itu diresmikan menjadi Dewan CU sedunia, yang disebut World Cuncil of Credit Unions (WOCCU), yang berkantor pusat di Madison, Wisconsin – USA. Kini, yang tergabung di WOCCU ada 36.901 CU, yang tersebar di 93 negara.CU-CU tersebut melayani lebih dari 112 juta anggota.
Salah satu CU yang sukses di dunia adalah CU ULGOR di Spanyol Utara. Dalam sejarahnya, CU ULGOR didirikan oleh Pastor Don Jose Maria Arizmendiarreta SJ bersama lima pemuda mendirikan CU di Mondragon, Spanyol Utara, tahun 1954. Kala itu di Mondragon angka pengangguran sangat tinggi dan tingkat pendidikan masyarakat sangat buruk. Masyarakat juga tidak memiliki cita-cita positif mengenai masa depan. Asset yang sedikit di derah itu menjadi rebutan rakyat.Lagi pula, sejak ratusan tahun daerah Mondragon merupakan daerah yang tidak mendapatkan perhatian dari pemerintah.Atas dasar itu, Pastor Don Jose pun membuka sekolah magang industri. Di sekolah ini ia mengajar mengenai etika bagi pemuda yang hendak membuka usaha sendiri. Tapi sekolah tersebut justru membuat angka pengangguran semakin tinggi, hingga mencapai 20 % pada awal tahun 1950-an.
Tetapi Pastor Don Jose tak patah arang. Pada tahun 1955 ia pun mengundang lima pemuda, mantan muridnya untuk meminjam dana dari masyarakat. Mereka pun berhasil mengumpulkan dana sebesar $361.640. Dengan uang itu mereka membeli sebuah perusahaan pemanas minyak tanah Aladdin.Koperasi tersebut mereka namakan ULGOR.Dengan begitu, gerakan CU di Spanyol pun mulai berkembang.Dalam perkembangannya, tahun 1956, ULGOR mempekerjakan 24 orang, tahun 1958 149 karyawan. Pada awal 1990-an, kompleks ULGOR telah mampu menampung 21.241 pegawai, yang juga sebagai anggotanya; memiliki seratus lebih usaha dengan nilai assets $ 2,6 milyar atau setara dengan Rp 7,8 triliun dengan kurs Rp 3.000/USD.
b.      Sejarah Credit Union di Indonesia
Gerakan Credit Union atau Koperasi Simpan pinjam sebenarnya sudah masuk ke indoneia pada tahun 1950, dibawa beberapa sukarelawan yang sudah mendirikan usaha – usaha simpan pinjam menurut prinsip Raiffeisien, pemerintah indonesia juga sudah pula menjalankan koperasi kredit dengan memakai sistem yang sama sejak tahun 1955 sampai  dengan tahun 1959. Namun musibah terjadi pada permulaan tahun 1960-an, dimana inflasi melanda negeri kita sangat hebat, banyak usaha – usaha yang bergerak dibidang simpan – pinjam menjadi lumpuh, karena tidak bisa menentang inflasi yang kian melaju.
Koperasi – koperasi ini akhirnya banyak yang beralih menjadi Koperasi Konsumsi yang banyak berspekulasi uang, akhirnya koperasi – koperasi ala Raiffeisen tidak terdengar lagi  pada pertengahan tahun 1960-an dan yang bermunculan adalah Koperasi Serba Usaha. Perubahan kondisi moneter terjadi pada awal pemerintahan Orde Baru, dimana ekonomi negara cenderung ke arah stabil.Stabilitas itu mulai terlihat mulai pada tahun 1967. Pada waktu itu pengerak ekonomi masyarakat mulai memikirkan pengembangan koperasi kredit dan mereka mulai menghubungi WOCCU atau Dewan Dunia Koperasi Kredit.WOCCU memberikan tanggapan yang sangat  positif dan mengirimkan salah satu tenaga ahlinya yaitu Mr. A.A Baily ke Indonesia, dalam pertemuan dengan Mr. A. A baily tersebut didiskusikan kemungkinan diperkenalkan dan dikembangkannya gagasan Credit Union di Indonesia sebagai sarana sekaligus wahana pengentasan masyarakat Marginal.
Sebagi tindak lanjut, beberapa orang mengadakan study circle secara perodik di Jakarta dan akhirnya bersepakat membentuk wadah bernama Credit Union Counselling Office (CUCO) pada awal Januari 1970 dipimpim oleh K. Albrecth Karim Arbie, SJ, untuk memimpin kegiatan operasionalnya, tahun 1971 Drs. Robby Tulus diangkat sebagai Managing Director. Untuk mendapatkan legalitas dari pemerintah, CUCO Direktur Jendral Koperasi departemen tenaga kerja , transmigrasi dan koperasi yang pada masa itu dijabat oleh Ir. Ibnoe Soedjono, untuk menjajaki kemungkinan dikembangkannya Credit Union di Indonesia dan berlindung dibawah naungan Undang – Undang Perkoperasian yaitu, UU No. 12/1967.
Tanggapan sangat positif dari Direktur Jendral Koperasi memberikan masa Inkubasi selama 5 tahun untuk mengembangkan gagasan gerakan Kredit Union di Indonesia. Masa inkubasi berakhir dengan diadakannya Konferensi Nasional Koperasi Kredit bulan Agutus 1976 di Bandungan, Ambarawa, Jawa Tengah, yang dihadiri juga oleh Ir. Ibnoe Soedjono sebagai Direktur Jendral Koperasi, dalam kapasitasnya sebagai Direktur Jendral Koperasi, beliau memberikan restu kepada CUCO untuk melanjutkan kegiatan mengembangkan Credit Union di Indonesia dengan menyesuaikan diri kepada ketentuan – ketentuan  dalam UU no. 12/1967 tentang pokok – pokok Perkoperasian di Indonesia. Sejak itulah secara Nasional nama Koperasi Kredit di ganti dengan Credit Union, sedangkan Credit Union Counselling office (CUCO) diterjemahkan menjadi Biro Konsultasi Koperasi Kredit (BK3).
Tahun 1981 diselenggarakan Konferensi Nasional Koperasi Kredit Indonesia, dimana dibentuk organisasi baru bernama Badan Koordinasi Koperasi Kredit Indonesia (BK3I)  dengan kepengurusan yang dipilih secara demokratis, terpilih sebagai ketua Drs. Robby Tulus. Terjadi pergantian nama dan sifat organisasi. Biro Konsultasi Koperasi Kredit (BK3) atau Credit Union Counselling Office (CUCO) menjadi Badan Koordinasi Koperasi Kredit Indonesia (BK3I) atau Credit Union Coordination of Indonesia (CUCO Indonesia) dan untuk daerah menjadi BK3D (Badan Koordinasi Koperasi Kredit Daerah). Saat ini BK3 berubah nama menjadi BKCU dan BK3I berubah menjadi Inkopdit.
c.       Sejarah Credit Union di Kalimantan Barat
Sebagai upaya untuk memperluas gerakan Credit Union di Kalimantan Barat, pada tahun 1975, Badan Koordinasi Koperasi Kredit Indonesia menyelenggarakan kursus dasar Credit Union di Nyarumkop dan di Sanggau.Pada tanggal 2 Februari 1976, lahirlah Credit Union Lantang Tipo di Pusat Damai, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat.Kemudian Credit Union juga berdiri di Batang Tarang dan Kuala Dua, Kabupaten Sanggau.Namun gerakan Credit Union di Kalimantan sempat terhenti sekitar sepuluh (10) tahun sejak 1975 hingga tahun 1985.

Pada tahun 1985, BK3I bekerjasama dengan Biro Pengembangan Sosial Ekonomi (PSE) Keuskupan Agung Pontianak yang dipimpin Bapak Pius Alfred bin Simin menyelenggarakan kursus dasar Credit Union di Pontianak, sehingga melahirkan Credit Union Khatulistiwa Bakti pada 12 Mei 1985 yang ditujukan sebagai Credit Union Laboratorium, yaitu sebagai Credit Union tempat belajar. Kemudian pada tanggal 28 Mei 1987, didirikan lagi Credit Union Pancur Kasih dengan basis anggota adalah para guru SMP da SMA Santo Fransiskus Asisi Pontianak beserta pegawai Yayasan Karya Sosial Pancur Kasih Pontianak. Gerakan Credit Union kemudian menyebar di Kalimantan Barat dengan berdirinya Credit Union Sehaq pada 1 Oktober 1988 di Pahauman, Kabupaten Landak (sebelum pemekaran masih Kab. Pontianak), Credit Union Bina Masyarakat (BIMA), Credit Union Mekar Melati namun sudah bubar dan Credit Union Karya Sosial juga sudah bubar.

Semakin bertumbuhnya Credit Union primer mendorong berdirinya Badan Koordinasi Koperasi Kredit Daerah Kalimantan Barat (BK3D Kalbar) pada tanggal 27 November 1988 dengan syarat minimal memiliki 5 buah Credit Union primer. BK3D Kalbar menjadi wadah koordinasi Credit Union yang berdiri di Kalimantan Barat. Pengurus periode pertama BK3D Kalbar adalah Anselmus Robertus Mecer sebagai Ketua, Pius Alfred bin Simim sebagai Wakil Ketua, Paulus Florus sebagai Sekretaris, dan Frans Laten sebagai Bendahara.

Sejak berdiri hingga tahun 1996, BK3D Kalbar terus melakukan pengenalan dan pengembangan Credit Union ke berbagai Kabupaten di Kalbar seperti Kabupaten Pontianak (dan Kabupaten Landak – hasil pemekaran), Kabupaten Sanggau (dan Kabupaten Sekadau – hasil pemekaran), Kabupaten Ketapang, Kabupaten Sintang ( dan Kabupaten Melawi – hasil pemekaran) dan Kabupaten Kapuas Hulu. Sukses mengembangkan Credit Union di Kalbar, pada tahun 1999, BK3D Kalbar kemudian memperkenalkan dan mengembangkan Credit Union di provinsi Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan.

Pada 1 Maret 1999, berdiri Credit Union Sumber Rejeki di Ampah, Kabupaten Barito Selatan, Kalimantan Tengah. 1 Juli 1999 berdiri Credit Union Sempekat Ningkah Olo di Jengan Danum, Kabupaten Kutai Barat, Kalimantan Timur.Sedangkan di Kalimantan Selatan pada tanggal 5 November 2002 berdiri Credit Union Bintang Karantika Meratus.

BK3D Kalbar semakin terkenal dengan berdiri dan berkembangnya Credit Union di seluruh wilayah Kalimantan. Karena wilayah pelayanan yang semakin luas, meliputi 4 provinsi di pulau Kalimantan, maka pada tanggal 11 Februari 2003, BK3D Kalbar berubah menjadi Badan Koordinasi Koperasi Kredit Daerah Kalimantan (BK3DK). Perubahan ini disahkan pada Rapat Anggota Tahunan BK3D Kalbar tahun buku 2002 yang dilaksanakan di Sekadau, Kabupaten Sekadau, Kalimantan Barat.

Suksesnya gerakan Credit Union di Kalimantan menjadi sebuah model yang banyak diadobsi oleh gerakan Credit Union di luar pulau Kalimantan. Hal ini dibuktikan dengan meningkatnya permintaan kepada BK3DK untuk memfasilitasi pendirian dan pengembangan gerakan Credit Union di wilayah Papua, Jakarta, Nusa Tenggara Timur, Jogjakarta, Jawa, Sulawesi dan Sumatera Utara.

Pada tanggal 2 – 5 Juli 2008, digelar Lokakarya Pengembangan Sistem / Tata Kelola Credit Union Kalimantan di Hotel Merpati, Pontianak, dihadiri oleh 39 orang peserta perwakilan Credit Union anggota BK3DK dari unsur pengurus, pengawas dan manajemen BK3DK serta pengurus Credit Union primer anggota BK3DK. Dalam lokakarya tersebut dibahas tentang Anggaran Dasar (AD) / Anggaran Rumah Tangga (ART), Kode Etik dan Kebijakan BK3DK.Nama BK3DK kembali berubah pada tanggal 5 Juli 2008 menjadi Badan Koordinasi Credit Union Kalimantan (BKCUK).

G.    PENGERTIAN CREDIT UNION
Credit Union (CU), diambil dari bahasa Latin “credere” yang artinya percaya dan “union” atau “unus” berarti kumpulan. Sehingga “Credit Union” memiliki makna kumpulan orang yang saling percaya, dalam suatu ikatan pemersatu yang sepakat untuk menabungkan uang mereka sehingga menciptakan modal bersama untuk dipinjamkan kepada anggota dengan tujuan produktif dan kesejahteraan.Sekumpulan orang yang saling percaya: Laki-laki dan perempuan yang merasa senasib dan sepenanggungan yang akan menjadi pemilik, pelaksana, pengawas, dan pengguna jasa (nasabah).Dalam suatu ikatan pemersatu: Diikat dan dipersatukan oleh suatu kepentingan bersama dalam ruang lingkup lingkungan masyarakat, baik lingkungan kerja, tempat tinggal maupun profesi.Bersepakat menabungkan uang mereka: Tanpa paksaan untuk menyisihkan sebagian dari penghasilan, sebagai salah satu wujud saling percaya dan saling membantu melalui pemanfaatan tabungan untuk kemajuan bersama.Sehingga menciptakan modal bersama: Membentuk modal bersama sebagai modal sendiri dari masing-masing anggota yang diperoleh dari simpanan pokok, simpanan wajib, dan simpanan lainnya.Dipinjamkan di antara sesama mereka: Pinjaman hanya diberikan di antara sesama anggota dengan jaminan watak peminjam dan kelayakan usahanya.Dengan balas jasa yang layak: Bunga pinjaman dapat memberikan Balas Jasa Simpanan (BJS) sesuai pasar dan mampu membiayai operasional organisasi.Tujuan produktif dan kesejahteraan: Kebutuhan usaha meningkatkan penghasilan menjadi prioritas utama pemberian pinjaman, kemudian baru diikuti dengan kebutuhan kesejahteraan lainnya. Pinjaman tidak diperbolehkan untuk usaha yang merusak lingkungan hidup dan atau lingkungan sosial.
World Council of Credit Unions (WOCCU) mendefinisikan koperasi kredit sebagai “lembaga koperasi tidak-untuk-keuntungan”. Namun dalam praktiknya, pengaturan hukum yang berbeda di setiap yurisdiksi.Misalnya di Kanada credit unions diatur sebagai lembaga mencari keuntungan, dan melihat mandat mereka sebagai meraih keuntungan yang wajar untuk meningkatkan pelayanan kepada anggota dan memastikan pertumbuhan yang stabil. Perbedaan sudut pandang yang tidak biasa mencerminkan struktur organisasi serikat kredit ‘, yang mencoba untuk memecahkan masalah principal-agent dengan memastikan bahwa pemilik dan pengguna lembaga ini adalah orang yang sama. Dalam setiap kasus, serikat kredit umumnya tidak dapat menerima sumbangan dan harus mampu berkembang dalam ekonomi pasar yang kompetitif.
Credit Union bukanlah semata-mata suatu lembaga simpan pinjam.Credit Union berarti “kumpulan orang” (Union) yang “saling percaya” (Credere) untuk bersama-sama berjuang mencapai kesejahteraan dengan berasaskan Swadaya, Setia kawan (Solidaritas) dan Pendidikan. Jadi yang diberdayakan dalam Credit Union adalah “kelompok orang”/ Anggota, bukan lembaga.(Adi Sasono/ mantan Menkop, dalam presentasinya pada The First International Credit Union Conference di Pontianak 16 – 20 Mei 2011)

H.    TUJUAN CREDIT UNION
CU adalah sebuah lembaga keuangan yang bergerak di bidang simpan pinjam yang dimiliki dan dikelola oleh anggotanya, dan bertujuan untuk mensejahterakan anggotanya sendiri.Credit Union ada untuk melayani anggota dan komunitasnya. Credit Union bukan institusi kerja sama yang berorientasi pada profit. Tetapi credit union memanfaatkan seluruh akses untuk memberi pinjaman kepada para anggota, menabung dengan biaya rendah atau menikmati produk-produk dan layanan-layanan baru lainnya. Credit Union terbuka untuk semua golongan, termasuk mereka yang miskin. Credit Union itu aman. Dia tempat yang  nyaman untukmengakses layanan keuangan dan koperasi simpan pinjam. Credit Union memberi fleksibilitas yang lebih besar kepada anggotanya untuk memenuhi kebutuhan individu para anggotanya.

I.       FUNGSI CREDIT UNION
Adapun fungsi dari Credit Union Conceling Office (BK3I), yaitu:
1. Memberikan konsultasi.
2. Menyediakan bahan dan program pelatihan.
3. Menyelanggarakan kursus-kursus dan pelatihan. Ragam pelatihan, antara lain:
·         Latihan dasar
·         Latihan kepemimpinan
·         Latihan auditing koperasi kredit
·         Latihan manajemen keuangan
·         Latihan manajemen umum
·         Latihan perencanaan dalam koperasi kredit
·         Latihan dalam silang pinjam antarprimer koperasi kredit
·         Latihan penataan dana perlindungan bersama (asuransi untuk para anggota)
·         Latihan kewirakoperasian (entrepreneurial cooperative)
·         Latihan untuk para pelatih.
4. Menyebarkan informasi tentang Credit Union.
5. Merintis pembentukan badan koordinasi koperasi kredit di daerah.

J.       LANDASAN SEMANGAT
Landasan semangat/ roh Credit Union dalam jaringan BKCU Kalimantan yaitu “Filosofi Petani”. Dalam kesederhanaannya, petani memiliki 4 (empat) prinsip mengelola kehidupan yakni:
1.      Makan-minum, memiliki makna bahwa petani harus menyisihkan hasil untuk memenuhi kebutuhan setiap hari atau jangka waktu tertentu.Filosofi ini menginspirasikan bahwa kita harus menyisihkan sebagaian penghasilan kita untuk ditabung.
2.      Menanam-benih, bahwa petani juga memikirkan kehidupannya di masa yang akan datang. Bagi kita dalam Credit Union ini bermakna sebagian penghasilan kita disisihkan sebagai “bibit/ benih” untuk diinvestasikan dalam simpanan yang akan menghasilkan buah melimpah di masa pensiun kita yaitu pada Simpanan Saham (Simpanan pokok dan Simpanan wajib) serta Simpanan setara saham.
3.      Tolong-menolong, bahwa kehidupan petani diliputi nuansa gotong royong dengan sesamanya dalam mengatasi masalah bersama. Ini dalam Credit Union memberikan makna kita memberdayakan ekonomi  dengan mengumpulkan uang dan dipinjamkan ke sesama anggota dengan prinsip dari, oleh dan untuk anggota.
4.      Kegiatan ritual-bersyukur kepada Allah. Rasa syukur ini terwujud dalam produk-produk solidaritas Credit Union berupa Solidaritas Duka Cita (Solduta) dan Solidaritas Kesehatan (Solkes) yang bernaung dalam program JALINAN BKCU-K. <Catatan: untuk Solkes akan kita kembangkan selanjutnya>
K.    KONSEP CREDIT UNION
Konsep CU adalah masyarakat yang menjadi anggota membayar iuran wajib, simpanan pokok, dan menabung. Tabungan itu akan menjadi jaminan untuk meminjam dalam jumlah yang masih wajar. Dari sana uang itu mulai dikelola. Yang boleh meminjam hanya anggota, tidak boleh orang luar.Kalau mau meminjam, dia harus menjadi anggota dulu.

L.     PRINSIP CREDIT UNION
Koperasi kredit memiliki tiga prinsip utama yaitu:
1.      Asas swadaya (tabungan hanya diperoleh dari anggotanya)
2.      Asas setia kawan (pinjaman hanya diberikan kepada anggota), dan
3.      Asas pendidikan dan penyadaran (membangun watak adalah yang utama; hanya yang berwatak baik yang dapat diberi pinjaman).
M.   KELEBIHAN CREDIT UNION
Kelebihan credit union (CU) adalah :
1.      Dalam ciri Bank, setiap anggota CU diajak untuk merencanakan masa depannya dengan mengatur penggunaan keuangan dalam keluarga. Sebagaimana yang selalu saya singgung dalam Pendas bahwa kita sebenarnya “tidak benar-benar miskin” tetapi kadang-kadang kita tidak bisa mengatur keuangan.
2.      Ciri Koperasi dalam CU menunjukkan bahwa setiap anggota CU adalah berstatus pemilik dan bukan nasabah. Dengan demikian maka tidak akan ada istilah meminjam dan meminjamkan uang milik CU dari dan kepada pihak diluar CU. Itulah sebabnya setiap orang yang menyimpan uangnya di CU merasa aman karena uang tersebut tidak dipinjamkan kepada siapa-siapa melainkan kepada sesama anggota CU.
3.      Ciri ketiga adalah Asuransi. Hal ini menunjukkan bahwa dalam CU ada perlindungan sesuai dengan kebijakan yang diberlakukan. Disini anggota diajak untuk mempunyai jiwa sosial yang tinggi dan peduli terhadap sesama anggota maupun terhadap lingkungan sekitarnya. Dengan demikian maka seorang anggota CU tidak diperkenankan memikirkan dirinya sendiri tetapi juga harus memikirkan kelangsungan hidup CU.

N.    KELEMAHAN KREDIT UNION
Credit union memiliki kelemahan-kelemahan secara eksternal terutama dari pihak pemerintah, misalnya: kurangnya kebijakan yang mendorong ruang lingkup pengawasan; ketidakpstian dalam pergantian kepemimpinan (politik); Kurangnya biaya dankemampuan untuk supervise; manajemen masih sederhana dan lambat serta belum menjadi gerakan sosial yang besar. Hal ini akan memberi dampak lanjutan berupa: kegagalan lembaga.

O.    PERBEDAAN CREDIT UNION DENGAN LEMBAGA KEUANGAN YANG LAIN
CU memang berbeda dengan lembaga keuangan lainnya seperti bank, kelompok arisan, dll.Di dalam CU ada keunikan dan keistimewaannya.Hal ini ditegaskan oleh AR. Mecer, Ketua BK3D Kalimantan. Keunikan dan keistimewaan CU itu antara lain ada nilai-nilai solidaritas, keadilan — dalam arti akurat dalam membagi keuntungan, sesuai dengan yang ditabur dan dituai, ada kesetaraan jender. CU bisa membantu diri sendiri, tetapi harus bertanggung jawab pada diri sendiri dan orang lain. Swadaya juga mutlak dipupuk dan ditumbuh-kembangkan.  Karena itulah CU sangat cocok untuk pemberdayaan ekonomi rakyat.
Sesuatu yang unik dan istimewa di CU juga diungkapkan Silvester Ansel Urep, SE, MSc, Dosen Fak. Ekonomi Untan. Menurutnya, keunikan dan keistimewaan CU dibanding dengan badan keuangan lainnya antara lain, setiap anggota bisa meminjam 3 kali lipat dari jumlah tabungan yang sudah mengendap di CU. Apabila anggota akan meminjam, tidak diperlukan jaminan khusus, tetapi cukup hanya menyerahkan buku tabungan. CU juga menawarkan suatu produk simpan pinjam dengan pola kemitraan.Dikatakannya juga, keberadaan CU di Kalbar telah teruji tidak terkena dampak krisis moneter, tidak seperti yang dialami oleh lembaga-lembaga keuangan lainnya.Bahkan tidak dapat disangkal lagi bahwa keberadaan CU yang semakin eksis dan kokoh justru pada saat terjadinya krisis ekonomi.
Menurut Ansel Urep, yang menjadikan CU tidak terpengaruh karena dampak krisis moneter ada beberapa hal. Antara lain, ketersediaan modal menjadi satu kekuatan yang sangat dibutuhkan. Maksudnya, CU dengan sangat meyakinkan mampu menghimpun dana masyarakat yang mengindikasikan besarnya kepercayaan terhadap lembaga CU, tidak seperti umumnya yang dilakukan oleh bank komersial lainnya, yaitu dengan meminjam modal dari pihak luar. CU juga memberikan suatu keuntungan bagi para anggota atas saham-saham yang dimiliki para anggota.Pengembalian kredit pinjaman anggota juga terbukti tetap berjalan lancar, hampir tidak mengalami kemacetan.
Keunikan dan keistimewaan CU lainnya menurut Munaldus antara lain jantung CU terletak pada pendidikan yang menyadarkan. Karena motonya adalah CU dimulai dengan pendidikan, berkembang melalui pendidikan, dikontrol melalui pendidikan dan bergantung pada pendidikan. Melalui CU, setiap anggota berjuang agar bebas secara finansial dengan memiliki sumber pendapatan ganda (SPG), yakni (1) memiliki pendapatan dari hasil keringat seperti gaji,  upah, keuntungan bisnis dll. Uang datang hanya kalau orang bekerja; (2) memiliki pendapatan dari bunga tabungan atau deviden dari simpanan saham (uang bekerja untuk manusia); (3) memiliki pendapatan dari sektor realestate (memiliki tanah atau rumah baik untuk disewakan/dijual lagi setelah nilainya meningkat).
Motivasi masuk CU bukan semata-mata untuk pinjam, tetapi bagaimana CU menjadi tempat berinvestasi.CU berusaha agar setiap anggota memiliki simpanan bagus (bunga/deviden di atas inflasi), bukan simpanan jelek (bunga/deviden di bawah inflasi).CU juga mendorong agar anggota memiliki pinjaman bagus (untuk usaha-usaha produktif) dan bukan semata-mata untuk pinjuaman yang jelek (untuk tujuan konsumtif).Semuanya itu, karena CU punya filosofi yang dijabarkan dalam 3 pilar CU yang telah diterapkan dan diamalkan secara turun-temurun, yakni (1) pendidikan yang terus menerus dan menyadarkan, (2) swadaya dan (3) setia kawan. Keswadayaannya berbunyi: “dari anggota, oleh anggota dan untuk anggota.” Sedangkan setia kawan berbunyi: “anda sulit saya bantu, saya sulit anda bantu.”
Kalau sebuah CU melenceng dari yang digariskan, maka ia akan sangsut (kacau-balau-Red), akan dilindas dampak krisis moneter. CU yang tahan terhadap krisis moneter adalah CU yang memiliki “jantung” yang sehat, yaitu pendidikan kepada anggota berjalan baik.Kriteria pendidikan yang berjalan baik adalah para anggota, pengurus, pengawas dan staf (1) memiliki sikap/perilaku yang dapat dijadikan contoh/teladan, (2) menambah pengetahuan dan (3) meningkatkan ketrampilan.
Florus menilai bahwa CU beda dengan bank. Ada 3 komponen utama yang membedakan CU dan bank.Pertama, CU lebih mengutamakan manusia (modal sosial), sedangkan bank hanya mengutamakan uang (modal ekonomi).Kedua, CU sebagai praksis ekonomi kerakyatan sedangkan bank kapitalisme.Ketiga, CU sebagai koperasi sejati, sedangkan bank adalah pedagang uang sejati.Kekuatan CU terletak pada aspek pendidikan dan pelatihan para anggota. Pendidikan yang diutamakan sifatnya adalah penyadaran dan  andragogis. Selain itu, C.U mempunyai kekuatan pada aspek teguhnya nilai-nilai dasar yang sebenarnya merupakan nilai-nilai dasar kemanusiaan.Filosofi CU yakni menolong diri sendiri dengan kerjasama, solidaritas, saling percaya, pembelajaran dan secara swadaya/mandiri.CU punya prinsip bahwa uang hanya sebagai alat, yang terpenting adalah manusianya. Kalau manusianya sudah tidak memegang teguh nilai dasar kemanusiaannya maka saat itu juga CU akan kolap.
P.      MANFAAT CREDIT UNION
Manfaat CU bagi anggota adalah mengubah pola pikir.Maksudnya, dari yang terbiasa instan, langsung memanfaatkan uang saat mendapat pinjaman, menjadi menciptakan modal dahulu dengan menabung secara rutin.Jika telah tercipta modal atau tabungan, baru memanfaatkan atau meminjam.Selain itu, CU juga dapat mengubah kebiasaan seseorang dari tidak biasa menabung menjadi biasa menabung.Anggota CU selalu mempunyai uang dalam bentuk tabungan yang terus meningkat, dan selalu bisa memanfaatkan tabungan untuk meningkatkan jumlah untuk menciptakan aset
                                                                                                       


LAMPIRAN
                      
Kantor Pusat Credit Union Lantang Tipo                                                 Credit Union pancur Kasih
di Pusat Damai,Sanggau, Kal-Bar                                               jl. 28 oktober no 1-7 A, Pontianak.

                  
CU Khatulistiwa Bakti Jl. Imam Bonjol Gg.H.Mursyid I                      CU. KELING KUMANG
JlNo.3-5 Pontianak 78123                                                                              JL.HS. COKROMINOTO,
Pontianak 78111, Indonesia



DAFTAR PUSTAKA
penabulu.org/2011/09/bagaimana-credit-union-berkembang/
wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/10/koperasi-credit-union-2/






Minggu, 24 November 2013

CONTOH MAKALAH STUDI KELAYAKAN BISNIS

Posted by Rivy at 15.56 3 comments
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian
Mi ayam atau bakmi ayam adalah masakan Indonesia yang terbuat dari mi kuning direbus mendidih kemudian ditaburi saos  kecap khusus beserta daging  ayam  dan  sayuran. Mi Ayam terkadang ditambahi dengan bakso,  pangsit  dan  jamur. Mi berasal dari Cina tetapi mi ayam yang serupa di Indonesia tidak ditemukan di Cina. Mi ayam aslinya dari Cina Selatan terutama dari daerah-daerah pelabuhan seperti Fujian dan Guandong. Meskipun mi bukan asli Indonesia tapi nyatanya kini mi ayam seakan sudah menjadi makanan tradisional Indonesia. Makanan ini sudah tersebar di seluruh Indonesia, terutama di daerah Jawa makanan ini sangat mudah di temukan.
Mi ayam juga banyak dijual di Pontianak. Makanan ini cukup digemari oleh masyarakat. Salah satu produsen dan penjual mi ayam yang cukup digemari ialah Bakmi Raos. Bakmi Raos merupakan penjual mi ayam yang terkenal di Indonesia karena sistem waralaba. Oleh karena itu, kami tertarik untuk membahas kelayakan bisnis Bakmi Raos khususnya yang terletak di Kota Pontianak.

B. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah Merumuskan Kelayakan Usaha Bakmi Raos di Kota Pontianak dari berbagai aspek.

C, Metode Penelitian
1.  Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian studi kasus yang dilakukan pada suatu usaha makanan berupa Bakmi Raos yang terletak di   Jl. Dr. Wahidin No. I D Sepakat, Kota Pontianak, Provinsi Kalimantan Barat. Pemilihan lokasi usaha dilakukan secara sengaja (purposive) dengan mempertimbangkan bahwa usaha Bakmie Raos merupakan salah satu unit usaha yang menjual makanan berupa bakmie yang banyak disukai masyarakat di wilayah Kota Pontianak dan sekitarnya. Penelitian dilakukan pada bulan Oktober 2013.
2.  Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini ada dua macam yaitu data primer dan data sekunder. Data primer dalam penelitian ini diperoleh dengan melakukan pengamatan langsung di lapangan terhadap proses produksi, pemasaran maupun kegiatan-kegiatan lainnya yang mendukung penelitian, serta melakukan wawancara kepada pekerja di Bakmi Raos. Data sekunder dikumpulkan melalui penelusuran berbagai referensi.
                                                                 
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah Usaha
Raos Aneka Pangan didirikan oleh H. Bimada pada tahun 2003 sebagai wadah bagi Bakmi Raos Group dengan tujuan untuk menyediakan makanan yang bermutu dan dapat dijangkau oleh semua lapisan masyarakat yang bermutu baik dan halal, juga menciptakan lapangan pekerjaan bagi para pedagang kecil kaki lima yang ingin sukses bersama-sama dengan merek "Bakmi Raos", yang kita klaim sebagai mie terlezat (raos dalam bahasa jawa/sunda), yang dibuat sendiri oleh pekerja-pekerja Bakmi Raos Group dari bahan-bahan berkualitas dan dijamin tidak menggunakan bahan pengawet dan zat additive lainya yang dapat membahayakan kesehatan manusia.
Dengan harga yang murah, higienis dan kualitas yang baik, Bakmi Raos menggunakan moto "berani diadu rasanya". Moto ini bukan sekedar moto saja, namun diwujudkan ke dalam kualitas produk dibawah bendera Bakmi Raos yang benar-benar berani diadu rasanya. Selain itu, penyajian mie yang dijualpun dibuat semenarik mungkin. Hingga saat ini PT. Raos Aneka Pangan telah memperbanyak varian makanan, yakni tidak hanya chinnese food, namun juga western food, japannese food, grilled food, dan masih banyak lagi. Selain itu saat ini sudah lebih dari 50 pedangang aktif mie-raos dengan gerobak dorong di wilayah Jakarta, serta Outlet Bakmi Raos di luar Jakarta, seperti di Batam, Sanggata, Balikpapan, Pontianak, Bandung, Surabaya, Manado, Makassar, dan Medan.

B. Gambaran Usaha
1.  Profil Usaha
Nama Usaha      : Bakmie Raos
Alamat              :  Jl. Dr. Wahidin No. I D Sepakat, Kota Pontianak, Provinsi Kalimantan Barat
Luas Tempat      : 50m2 ( atau ukuran ruko )
Tanggal Berdiri : 9 Agustus 2011

C. Kelayakan Usaha Bakmi Raos Pontianak
Kelayakan usaha Bakmi Raos akan ditinjau dari beberapa aspek meliputi aspek pasar dan pemasaran, finansial, operasional dan SDM.
1. Aspek Pasar dan Pemasaran
Melakukan analisis mendalam pada aspek pasar adalah bagian penting dari setiap pengembangan atau pembukaan sebuah usaha. Mengetahui nilai profitablitas bisnis melalui analisis pasar dan pemasaran adalah variable penting untuk menunjang keputusan berbisnis. Fokus evaluasi aspek pasar & pemasaran ini mencakup 3 hal pokok, yaitu memperoleh gambaran mengenai :
>          Permintaan pasar atas produk yang akan dihasilkan
>          Persaingan dan pangsa pasar
>          Faktor lingkungan ekstern dan ekonomi makro yang dapat mempengaruhi permintaan atas produk  tersebut.
Berikut ini adalah beberapa aspek pasar dan pemasaran Bakmi Raos Pontianak, antara lain:
a. Pasar Sasaran
    Adapun pasar sasaran Bakmie Raos, antara lain:
·      Mampu menjaring konsumen sekitar 60% dari total warga kota Pontianak.
·      Mampu menjadi pusat percontohan dalam segi usaha.
b.  Aspek Produk dan Harga Produk
Adapun beberapa jenis produk yang ditawarkan oleh Bakmie Raos, antara lain:
Produk
Harga
Bakmi Ayam Original
Rp. 10.000
Bakmi Ayma Jamur
Rp. 13.000
Bakmi Ayam Bakso
dan berbagai varian bakmi lainnya.
Rp. 13.000
Masakan western
Berkisar antara Rp. 12..000-Rp.30.000

Harga produk yang ditawarkan oleh Bakmi Raos untuk aneka bakmi dan masakan western cukup terjangkau untuk seluruh kalangan.

c.  Promosi
Bakmie Raos melakukan beberapa kegiatan sebagai sarana promosi untuk memperkenalkan produknya. Adapun kegiatan promosi yang dilakukan, antara lain:
·      Pemasangan baleho.
·      Menyebarkan brosur.
·      Memasang iklan di surat kabar.
·      Menggunakan internet.
·      Memberikan makanan dan minuman secara gratis selama 1 jam ketika pembukaan pertama kali Bakmie Raos.

e. Persaingan
Di dalam hal persaingan, Bakmi Raos mempunyai pesaing di bidang kuliner dilihat dari segi cukup banyaknya penjual yang menawarkan produk sejenis. Selain itu, banyaknya pilihan makanan lain dapat menjadi pesaing Bakmi Raos sebagai alternatif makanan bagi masyarakat.

f. Faktor lingkungan ekstern dan ekonomi makro yang dapat mempengaruhi  permintaan produk Bakmi Raos.
Lingkungan ekstern dan ekonomi mikro dapat mempengaruhi permintaan masyarakat terhadap produk Bakmi Raos. Misalnya saja ketidakstabilan ekonomi yang menyebabkan masyarakat membatasi diri untuk mengkonsumsi makanan lain di luar kebutuhan pokok mereka. Selain itu, keadaan ekonomi yang seringkali berubah dan menyebabkan harga barang bahan baku mengalami kenaikan sehingga memungkinkan adanya kenaikan harga yang dapat mengganggu proses produksi.

2. Aspek Teknis dan Teknologi
Aspek Teknis dan Teknologi dalam SKB ialah aspek yang berkenaan dengan pengoperasian dan proses pembangunan proyek secara teknis setelah proyek/bisnis tersebut selesai dibangun/didirikan.
Berikut ini adalah analisis kelayakan aspek teknis dan teknologi Bakmi Raos.
a) Lokasi Usaha
Bakmi Raos berlokasi di Jl. Dr. Wahidin No. I D Sepakat, Kota Pontianak, Provinsi Kalimantan Barat. Pemilihan letak lokasi Bakmi Raos cukup strategis, sehingga memudahkan akses masyarakat untuk datang ke Bakmi Raos. Selain itu lokasi Bakmi Raos juga dekat dengan pemukiman warga.
Berikut ini denah lokasi Bakmi Raos di Pontianak.

 


           
Jl. Pangeran Nata Kusuma
Jl. Sultan Abdurahman

Text Box: Jl. Ahmad Yani
 














b) Peralatan Produksi
Peralatan utama yang diperlukan untuk membuat mi antara lain:
1) Alat pembuat mi.
 


                




2) Talenan





3) Pisau digunakan untuk memotong bahan-bahan pelengkap mi, seperti ayam dan sayuran.





4) Baskom atau wadah plastik.





5) Dandang digunakan untuk merebus mi.




6) Kompor Gas



7) Timbangan





8) Mangkok mi dan sumpit digunakan untuk menyajikan mi kepada konsumen.

·      Bahan Baku Produksi
Akses bahan baku sangat diperlukan bagi kelangsungan produksi setiap usaha. Bahan baku  utama yang diperlukan dalam pembuatan mi yaitu tepung terigu protein tinggi, tepung mocaf, minyak sayur, garam, air, CMC (pengikat dari pati-patian), Natrium Carbonat (pengenyal mi dan melenturkan mi).

Berdasarkan peralatan dan bahan baku yang digunakan dalam proses pembuatan mi, Bakmi Raos memperhatikan kebersihan dan kualitas dengan sangat baik. Dengan demikian, pembuatan mi dan bahan pendukung penyajian mi lainnya diproduksi sendiri oleh Bakmi Raos. Hal ini dilakukan untuk menghasilkan produk mi yang baik untuk dikonsumsi oleh masyarakat.

c) ) Proses Produksi
·      Proses Produksi
Sistem Produksi Bakmi Raos
INPUT
Bahan Baku
Sumber Daya Manusia
Perlengakapan dan Peralatan


TRANSFORMASI
Proses
Konversi
OUTPUT

Produk Bakmi Raos


Feed back loop
 









Salah satu produk Bakmi Raos

Cara membuat mie ayam jamur :

Tumis ayam jamur
300 gram filet ayam potong kecil
1 kaleng jamur kancing .
4 siung bawang putih cincang
3 sdm kecap manis
1 sdm saus tiram garam merica secukupnya.



Cara membuat :
Tumis bawang putih hingga harum, masukan ayam aduk rata hingga berubah warna tambahkan jamur kancing, kecap manis, saus tiram, garam dan merica. beri sedikit air aduk masak hingga matang sisihkan.

Kuah Bakso:
Buat kaldu dari daging sapi atau ayam (lebih enak daging yang ada tulangnya)..
rebus daging sapi atau ayam dengan 1,2 liter air, setelah daging empuk tambahan tumisan bawang putih, daun bawang garam dan merica plus sedikit gula. masukan bakso.

d) Teknologi
Penentuan teknologi yang diterapkan sangat tergantung kepada skala unit usaha yang didirikan. Beberapa pedoman umum yang dapat digunakan dalam pemilihan teknologi, yaitu: seberapa jauh derajat mekanisasi yang diinginkan dan manfaat ekonomi yang diharapkan, keberhasilan pemakaian teknologi di tempat lain, serta kemampuan tenaga kerja dalam pengoperasian teknologi tersebut. Pembuatan bakmi yang diproduksi sendiri oleh Bakmi Raos masih menggunakan teknologi sederhana. Hal ini disebabkan sifat usaha yang padat tenaga kerja sehingga tenaga kerja masih menjadi faktor produksi utama dalam proses produksi bakmi.

3.  Aspek Sumber Daya Manusia (SDM)
Aspek Sumber Daya Manusia dalam SKB ialah aspek analisis pengadaan sumber daya manusianya untuk menduduki dan memegang bagian dan fungsi organisasi sesuai dengan bisnis yang dijalankan.
Berikut ini kami tampilkan data tentang tenaga kerja Bakmie Raos di Kota Pontianak.



Ø Karyawan Bakmie Raos Pontianak Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin
Jumlah (Orang)
Laki-laki
6
Perempuan
9

Karyawan Bakmi Raos merupakan orang yang terlatih dalam hal memproduksi produk mulai dari pembuatan bakmi, bumbu, penyajian maupun pelayanan kepada para konsumen. Hal ini dilakukan untuk menjaga kualitas bakmi yang dihasilkan serta meningkatkan kepuasan konsumen agar tetap setia untuk membeli produk Bakmi Raos.

4. Aspek Ekonomi dan Keuangan
Aspek ekonomi dan keuangan dalam SKB ialah pemahaman secara mendalam mengenai aspek ekonomi yang dimiliki proyek. Keputusan pendanaan difokuskan untuk mendapatkan usaha optimal dalam rangka mendapatkan dana/dana tambahan untuk mendukung kebijakan investasi. Adapun komponen-komponen yang perlu diperhatikan dalam aspek keuangan, antara lain:
a. Kebutuhan dana
Berikut ini kebutuhan dana yang diperlukan untuk membuka usaha Bakmi Raos, yaitu:
·           Investasi Awal:
Keranjang dan Peralatan: Rp. 8 Juta
Sewa Tempat untuk 1 Tahun: Rp. 30 Juta
Dekorasi: Rp. 12 Juta
Jumlah Investasi Awal: Rp. 50 Juta
·         Proyeksi laba rugi
-  Perkiraan Penjualan / Bulan *:
Penjualan Mie (50) = 50 x Rp 8.000 x 30 = Rp. 12 Juta
Margin (62%): Rp. 7.440.000
-  Biaya bulanan:
Upah (2 staf): Rp 1.500.000
Beban Lain-lain: Rp 500.000
Jumlah Beban: Rp 2.000.000
-  Laba / Bulan = Rp 7,44 Juta - Rp 2 Juta = Rp 5,44 Juta
·         Proyeksi titik impas (BEP)
-  Perkiraan Titik Impas = Rp 50 Juta: Rp 5,44 Juta / bulan = 9,2 Bulan

b) Sumber dana
Sumber dana yang diperoleh dalam menjalankan usaha Bakmi Raos diperoleh dengan menggunakan sistem waralaba (franchise). Dimana dana investasi awal pembukaan outlet Bakmi Raos di Pontianak ditanggung oleh pemilik Bakmi Raos pusat ( pemilik waralaba / franchisor). Kemudian, pada tiap bulannya pemegang waralaba / franchisee (pengelola usaha Bakmi Raos di Pontianak berkewajiban membayar ongkos royalti, yaitu biaya yang dibayarkan pemegang waralaba setiap bulannya dari laba operasional kepada pemilik waralaba.

D. Analisis SWOT Usaha Bakmi Raos
Berikut ini adalah analisis mengenai Strength, Weakness, Opportunity and Threat (SWOT) usaha Bakmi Raos di Pontianak.
1. Kekuatan (Strength)
Dalam menjalankan usahanya, Bakmi Raos mempunyai beberapa kekuatan, yaitu:
a.    Rasa mi yang enak dan unik.
Bakmi Raos sangat memperhatikan kualitas bahan baku yang digunakan dalam pembuatan mi sehingga mi yang dihasilkan rasanya enak dan unik. Hal ini dengan sesuai sebutannnya Raos yang berasal dari bahasa Jawa yang berarti enak.


b.    Dapat disukai oleh semua kalangan.
Bakmi merupakan salah satu jenis makanan ringan yang disukai oleh semua kalangan baik anak-anak, remaja maupun orang dewasa.
c. Harganya terjangkau oleh semua kalangan.
Bakmi merupakan makanan ringan yang terjangkau harganya sehingga setiap orang mampu membelinya.
d. Bahan baku yang terjangkau dan mudah diperoleh.
Hal ini dikarenakan dalam pembuatan mi produsen Bakmi Raos tidak memerlukan bahan baku yang mahal. Selain itu, bahan baku tersebut mudah untuk diperoleh.
e. Cara pembuatan yang mudah.
Bahan yang digunakan untuk membuat bakmi tidak terlalu banyak, sehingga langkah pembuatannya cukup mudah dan tidak memerlukan waktu yang lama.

2. Kelemahan (Weakness)
Dalam menjalankan usahanya, Bakmi Raos juga mempunyai beberapa kelemahan, antara lain:
a. Tidak tahan lama.
Bakmi merupakan produk yang tidak tahan lama. Oleh karena itu, jika penjualanyya tidak habis dalam sehari maka mi tersebut akan basi.
b. Banyak saingan.
Usaha bakmi memiliki banyak pesain baik dari penjual produk sejenis maupun produk lainnya,

 3. Peluang (Oppurtunity)
Usaha Bakmi Raos memiliki peluang usaha yang sangat baik. Hal ini dikarenakan sistem waralaba yang digunakan sangat menguntungkan penjual. Selain itu, Bakmi Raos sudah mempunyai nama besar di masyarakat. Produknya sudah terkenal di seluruh Indonesia, sehingga tidak membutuhkan waktu yang lama untuk memperkenalkan produk bakmi kepada masyarakat Pontianak.

4. Ancaman (Threat)
Banyaknya pesaing baik dari penjual bakmi maupun pesaing dari makanan sejenis seperti baksi dan soto, membuat pilihan masyarakat menjadi beragam.




BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Tujuan studi kelayakan bisnis adalah untuk meyakini apakah usaha Bakmi   Raos merupakan usaha yang layak dijalankan. Adapun beberapa hal yang mendukung analisis kelayakan usaha Bakmi Raos, yaitu:
·      Lokasi usaha : Dari hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa lokasi usaha Bakmi Raos cukup strategis dan mudah dijangkau oleh masyarakat.
·      Peralatan dan bahan baku : Penggunaan peralatan yang baik dapat mendukung kemudahan dalam  meningkatkan kapasitas produksi mi. Selain itu pemilihan bahan baku yang baik menentukan kualitas mi yang dihasilkan oleh Bakmi Raos.
·      Tenaga Kerja (SDM) : Tenaga kerja memiliki kemampuan dalam memproduksi mi dan memberikan pelayanan kepada konsumen.
·      Aspek Keuangan : Kemudahan sumber dana yang didapatkan dengan sistem waralaba memudahkan proses produksi dan penjualan Bakmi Raos.
Berdasarkan pembahasan di atas dan penelitian yang kami lakukan maka kami dapat menarik kesimpulan bahwa usaha Bakmi Raos sangat layak dalam menjalankan usahanya.

B. Saran
Adapun saran yang dapat kami berikan untuk kemajuan usaha Bakmi Raos di Pontianak, antara lain:
·      Dalam hal produksi mi dapat digunakan alat berupa mesin pembuat mi otomatis yang dapat menambah kapasitas produksi.
·      Persediaan bahan baku yang disesuaikan dengan menu yang ditawarkan, agar konsumen merasa puas ketika memesan produk yang diinginkan dapat dipenuhi dengan baik.


 

BLUE BUTTERFLY Copyright © 2010 Design by Ipietoon Blogger Template Graphic from Enakei | web hosting