Selasa, 29 Juli 2014

CERITA GUNUNG

Posted by Rivy at 20.06 0 comments
Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1 - CERITA GUNUNGSeorang anak dan ayahnya sedang berjalan diatas gunung. Tiba tiba, anaknya terjatuh, Dia terluka dan berteriak : "AAAhhhhhhhhhhhhhh!!!!!!!." Tetapi Ia sangat kaget mendengar ada suara pantulan dari gunung sebelah."AAhhhhhhhhhhhhhhh!!!!!!!." Dengan penuh rasa penasaran, diapun kembali berteriak : "Siapa kamu?" Diapun menerima kembali jawaban yang sama : Siapa kamu?" dan kemudian dia berteriak ke gunung itu: "Saya mengagumimu!" dan suara itupun kembali : "Saya mengagumimu!." Dengan muka marah pada jawaban itu, dia berteriak : "Penakut" Dia masih menerima jawaban yang sama, "Penakut!." Dia menatap ayahnya dan bertanya : "Apa yang sedang terjadi?" Ayahnya sembari tersenyum dan berkata : "Sayang, perhatikan." Kembali ayah akan berteriak : "Kamu Juara." Diapun menerima jawaban yang sama : "Kamu Juara." Anak ini kembali kaget dan tidak mengerti mengapa itu bisa terjadi, kemudian Ayahnya menjelaskan bahwa itulah yang disebut dengan ECHO (Gema suara), tetapi itulah sesungguhnya hidup. Segalanya akan kembali kepada kita, apa yang kita katakan, apa yang kita lakukan. Hidup kita secara sederhana adalah gambaran dari kelakuan yang kita perbuat. Jika kamu ingin lebih banyak cinta dalam dunia, maka ciptakanlah Cinta dalam Hatimu. Jika Kamu ingin lebih berkemampuan dalam timmu, maka tingkatkanlah kemampuanmu. "Hidup akan memberikan kembali kepadamu, apa yang telah kamu berikan kepadanya. Dalam segala hal." ....
... baca selengkapnya di Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Senin, 28 Juli 2014

MENGALIR SEPERTI AIR

Posted by Rivy at 15.29 0 comments
Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1 - MENGALIR SEPERTI AIRSeorang pria mendatangi seorang Guru. Katanya, "Guru, saya sudah bosan hidup. Benar-benar jenuh. Rumah tangga saya berantakan. Usaha saya kacau. Apapun yang saya lakukan selalu gagal. Saya ingin mati." Sang Guru tersenyum, "Oh, kamu sakit." "Tidak Guru, saya tidak sakit. Saya sehat. Hanya jenuh dengan kehidupan. Itu sebabnya saya ingin mati." Seolah-olah tidak mendengar pembelaannya, sang Guru meneruskan, "Kamu sakit. Dan penyakitmu itu bernama, 'Alergi Hidup'. Ya, kamu alergi terhadap kehidupan." Banyak sekali di antara kita yang alergi terhadap kehidupan. Kemudian, tanpa disadari kita melakukan hal-hal yang bertentangan dengan norma kehidupan. Hidup ini berjalan terus. Sungai kehidupan ini mengalir terus, tetapi kita menginginkan keadaan status-quo. Kita berhenti di tempat, kita tidak ikut mengalir. Itu sebabnya kita jatuh sakit. Kita mengundang penyakit. Penolakan kita untuk ikut mengalir bersama kehidupan membuat kita sakit. Usaha, pasti ada pasang-surutnya. Dalam berumah-tangga, pertengkaran kecil itu memang wajar. Persahabatan pun tidak selalu langgeng. Apa sih yang abadi dalam hidup ini? Kita tidak menyadari sifat kehidupan. Kita ingin mempertahankan suatu keadaan. Kemudian kita gagal, kecewa dan menderita. "Penyakitmu itu bisa disembuhkan, asal kamu benar-benar bertekad ingin sembuh dan bersedia mengikuti petunjukku." kata sang Guru. "Tidak Guru, tidak. Saya sudah betul-betul jenuh. Tidak, saya tidak ingin hidup." Pria itu menolak tawaran sang Guru. "Jadi kamu ti....
... baca selengkapnya di Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Minggu, 27 Juli 2014

PENGUSAHA YANG GAGAL

Posted by Rivy at 21.21 0 comments
Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1 - PENGUSAHA YANG GAGALSeorang salesman yang masih muda dan belum bermakan garam di bidang usaha merasa amat berputus asa setelah usahanya mengalami kegagalan total. Ia sudah berjuang penuh antusias sebagaimana layaknya seorang muda yang masih penuh semangat. Namun usahanya yang pertama kini harus berakhir dengan kepahitan. Suatu hari ia datang menghadap managernya dan menceritakan kepedihannya. Ia katakan bahwa ia sudah berusaha keras, namun kegagalanlah yang harus ia telan. Di sela-sela percakapannya, ia bergumam seakan kepada dirinya sendiri; “Pengalaman ini seakan membuktikan bahwa kita hanya bisa menggiring seekor kuda menuju sebuah anak sungai, namun kita tak dapat memaksanya minum air sungai tersebut.” Mendengar kata-kata itu, sang manager berkata; “Anakku, dengarkan kata-kataku: Tugasmu bukanlah memaksa kuda itu untuk minum. Tugasmu adalah membuatnya merasa haus. Dalam dunia usaha, tugasmu bukanlah memaksa konsumer membeli barang daganganmu, tetapi membuat mereka merasa butuh akan barang yang sedang kau jual.”Anak muda itu mengangguk pertanda bahwa ia kini paham. ....
... baca selengkapnya di Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Sabtu, 26 Juli 2014

HARTA WARISAN

Posted by Rivy at 22.36 0 comments
Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1 - HARTA WARISANDua bersaudara dari keluarga yang berkecukupan. Setelah kematian kedua orang tuanya, mereka kini harus membagi harta warisan yang ditinggalkan. Namun setelah harta tersebut dibagikan, kedua bersaudara ini tidak pernah hidup rukun dan damai. Sang kakak menuding bahwa adiknya mewarisi lebih banyak dari yang dimilikinya. Sang adik juga menuding hal yang sama terhadap kakaknya, bahwa sang kakak memiliki harta warisan lebih banyak dari yang diwarisinya. Keduanya saling menuding bahwa pembagian harta tersebut tidaklah adil dan seimbang. Mereka sudah melewati berbagai proses hukum, namun tetap saja persoalan mereka tak dapat diatasi secara memuaskan. Semua nasihat tak pernah berhasil. Semua keputusan seakan tawar. Keduanya tak dapat menerima semua nasihat dan keputusan yang diberikan. Setelah mencari dan mencari akhirnya mereka menemukan seorang guru yang bijak. Kedua bersaudara tersebut datang ke hadapannya dengan harapan bahwa duri yang selama ini menusuk daging dan menghancurkan hubungan persaudaraan mereka dapat dikeluarkan. Sang bijak bertanya kepada sang kakak; "Anda yakin bahwa harta yang dimiliki adikmu melebihi warisan yang engkau terima?" Sang kakak dengan penuh yakin menjawab; "Sungguh demikian!" Sang bijak lalu berpaling kepada sang adik dan mengulangi pertanyaan yang sama; "Anda yakin bahwa kakakmu mewarisi harta peninggalan orang tua lebih dari pada yang anda peroleh?" Dengan keyakinan yang sama sang adik menjawab; "Ya demikianlah!" Sang bijak lalu memberikan sebua....
... baca selengkapnya di Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

KISAH SEBUAH POHON APEL

Posted by Rivy at 10.59 0 comments
Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1 - KISAH SEBUAH POHON APELSuatu ketika, hiduplah sebuah pohon apel besar dan anak lelaki yang senang bermain-main di bawah pohon apel itu setiap hari. Ia senang memanjatnya hingga ke pucuk pohon, memakan buahnya, tidur-tiduran di keteduhan rindang daun-daunnya. Anak lelaki itu sangat mencintai pohon apel itu. Demikian pula pohon apel sangat mencintai anak kecil itu. Waktu terus berlalu. Anak lelaki itu kini telah tumbuh besar dan tidak lagi bermain-main dengan pohon apel itu setiap harinya. Suatu hari ia mendatangi pohon apel. Wajahnya tampak sedih. "Ayo ke sini bermain-main lagi denganku," pinta pohon apel itu. "Aku bukan anak kecil yang bermain-main dengan pohon lagi," jawab anak lelaki itu. "Aku ingin sekali memiliki mainan, tapi aku tak punya uang untuk membelinya." Pohon apel itu menyahut, "Duh, maaf aku pun tak punya uang... tetapi kau boleh mengambil semua buah apelku dan menjualnya. Kau bisa mendapatkan uang untuk membeli mainan kegemaranmu." Anak lelaki itu sangat senang. Ia lalu memetik semua buah apel yang ada di pohon dan pergi dengan penuh suka cita. Namun, setelah itu anak lelaki tak pernah datang lagi. Pohon apel itu kembali sedih. Suatu hari anak lelaki itu datang lagi. Pohon apel sangat senang melihatnya datang . "Ayo bermain-main denganku lagi," kata pohon apel. "Aku tak punya waktu," jawab anak lelaki itu. "Aku harus bekerja untuk keluargaku. Kami membutuhkan rumah untuk tempat tinggal. Maukah kau menolongku?" "Duh, maaf aku pun tak memiliki rumah. Tapi kau boleh menebang ....
... baca selengkapnya di Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Senin, 21 Juli 2014

POHON, DAUN DAN ANGIN

Posted by Rivy at 16.06 0 comments
Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1 - POHON, DAUN DAN ANGINDAUN terbang karena ANGIN bertiup atau karena POHON tidak memintanya untuk tinggal ? POHON Orang2 memanggilku "POHON" karena aku sangat baik dalam menggambar pohon. AKU selalu menggunakan gambar pohon pada sisi kanan sebagai trademark pada semua lukisanku. AKU telah berpacaran sebanyak 5 kali... Ada satu wanita yang sangat AKU cintai..tapi AKU tidak punya keberanian untuk mengatakannya. .. Dia tidak cantik..tidak memiliki tubuh yang sexy.. Dia sangat peduli dengan orang lain..religius tapi..dia hanya wanita biasa saja. AKU menyukainya. .sangat menyukainya. . Gayanya yang innocent dan apa adanya..kemandirian nya..kepandaiann ya dan kekuatannya. .. Alasan AKU tidak mengajaknya kencan karena... AKU merasa dia sangat biasa dan tidak serasi untukku... AKU takut...jika kami bersama semua perasaan yang indah ini akan hilang... AKU takut kalau gosip2 yang ada akan menyakitinya. .. AKU merasa dia adalah "sahabatku". .. AKU akan memilikinya tiada batasnya...tidak harus memberikan semuanya hanya untuk dia... Alasan yang terakhir..membuat dia menemaniku dalam berbagai pergumulan selama 3 tahun ini... Dia tau AKU mengejar gadis2 lain dan AKU telah membuatnya menangis selama 3 tahun... Ketika AKU mencium pacarku yang ke-2 terlihat olehnya... Dia hanya tersenyum dengan berwajah merah..."lanjutkan saja" katanya, setelah itu pergi meninggalkan kami. Esoknya, matanya bengkak..dan merah... AKU sengaja tidak mau memikirkan apa yang menyebabkannya menangis... but AKU tertawa....
... baca selengkapnya di Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

WARUNG MAKAN

Posted by Rivy at 07.29 0 comments
Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1 - WARUNG MAKANSeorang Kakek dan Nenek turun dari sebuah bus antar kota di sebuah terminal. Mereka telah menempuh perjalanan dari perjalanan wisatanya di luar negeri. Setelah turun dari pesawat, Kakek dan Nenek tersebut lalu menumpang bus yang telah mereka naiki ini. Mereka memang berencana untuk langsung menuju kota dimana anak dan cucunya tinggal. Kakek dan Nenek tersebut ingin membagikan oleh-oleh yang mereka dapat dari liburan panjang di masa tuanya. Dengan membawa barang bawaannya, mereka lalu berjalan menuju sebuah warung makan untuk mengisi perut yang mulai keroncongan. Kakek dan Nenek itu duduk bersandar di kursi kosong di warung. “Uuhh, sampai juga akhirnya..” Kakek itu menghela nafas. “Empat jam di dalam bus membuat kaki tuaku ini terasa kaku.” Warung makan itu lumayan besar, dengan jumlah kursi sekitar 30-an buah. Terlihat para pelayannya hiruk pikuk membersihkan meja-meja. Warung itu memang cukup ramai, sekitar tiga per empat jumlah kursinya telah terisi oleh orang-orang yang menikmati makan siangnya. Kakek dan Nenek itu dengan sabar menunggu pelayan menghampiri untuk menanyakan apa pesanannya. Setelah lebih dari 20 menit, ternyata tak ada satu pelayan pun yang menghampiri mereka. Para pelayan selalu sibuk dengan pekerjaannya sendiri-sendiri. Kakek itu lalu memberanikan diri untuk memanggil salah satu pelayan restoran itu. “mBak, aku mau pesan makanan !” serunya. Dan seruannya itu terdengar oleh salah satu pelayan - yang kemudian ....
... baca selengkapnya di Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Jumat, 18 Juli 2014

SEPEDA BALAP

Posted by Rivy at 13.44 0 comments
Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1 - SEPEDA BALAPAda seorang pemuda. Dia tertarik dengan balap sepeda. Setelah mengumpulkan uang, akhirnya dia mampu membeli sebuah sepeda balap. Dengan senang hati, dia mencoba sepeda balap tersebut. Setelah beberapa hari mencoba, dia kecewa berat. Dia tidak bisa mengendarai sepedanya dengan kecepatan tinggi. Bagaimana pun dia mengayuh, tetap saja sepeda berjalan dengan lambat. Akhirnya dia membawa sepeda tersebut ke tempat dimana dia membelinya. “Pak, Anda menipu saya! Katanya ini sepeda balap, koq larinya lambat banget. Bahkan kalah oleh sepeda biasa.” katanya sambil marah-marah kepada penjual sepeda. “Yang benar pak? Padahal pembalap nasional saja menggunakan sepeda seperti ini. Mereka bisa cepat koq?” kata penjual sepeda, keheranan. “Buktinya? Saya sudah sekuat tenaga mengayuh, tetap saja lambat.” katanya menaikan nada suaranya. “Mungkin ada yang rusak pak. Boleh saya periksa?” tanya penjual sepeda tetap tenang. Kemudian dia memeriksa sepeda. Setelah beberapa saat dia berkata: “Tidak ada yang rusak pak, kondisinya 100% .” “Tapi.. kenyataannya? Sepeda itu lambat! Coba saja sendiri jika tidak percaya.” kata pemuda tersebut tetap pada nada tinggi. “Baik pak, akan kami coba.” kata penjual sepeda sambil memberi isyarat kepada anak buahnya untuk mencoba sepeda tersebut. Wussss…. setelah beberapa saat, sepeda itu melaju dengan kencangnya. Jelas saja membuat pemuda tadi bengong. “Koq bisa yah?”, kata pemuda tadi bingung. “Silahkan dicoba lagi. Saya....
... baca selengkapnya di Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Minggu, 13 Juli 2014

HATI NURANI SANG PENCURI

Posted by Rivy at 01.44 0 comments
Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1 - HATI NURANI SANG PENCURIPada suatu malam, seorang pencuri menyelinap ke sebuah rumah yang di huni oleh seorang nyonya tua, yang saat itu sedang duduk di samping meja. Sungguh beruntung sekali, pikir si pencuri. Tiba-tiba terdengar tangisan nyonya tua itu dengan tersedu-sedu, lalu mengambil sebuah gunting dan mengarahkannya ke leher. "Ah.....! tidak boleh!" teriak si pencuri. Tanpa sadar ia berlaku sebagai pencuri, dia menerobos ke dalam rumah dan merampas gunting dari tangan nyonya itu. "Biarkan aku mati...," ronta nyonya tua itu. "Masalah apa yang terjadi? Bicarakan padaku, Untuk apa memilih jalan pintas?" Ternyata Nyonya tua itu baru saja ditinggalkan suaminya. Anak dan menantu tidak berbakti, ditambah lagi menderita sakit hingga merasakan hidup ini tidak berarti lagi. Setelah dinasehati panjang lebar, niat untuk bunuh diri tadi perlahan-lahan hilang. Setelah ramai sejenak, para tetangga mengalihkan perhatian pada si pencuri tadi. "Terima kasih,Tuan ! Tanpa pertolongan anda, tragedi malam ini tentu akan terjadi", cetus mereka. "Kalian terlalu sungkan. Saya menolong nyonya ini adalah suatu reaksi spontan, sungguh tak pantas di puji",jawab si maling. "Tuan, apakah marga anda?" "Saya bermarga Tan." Setelah berbasa-basi sebentar,tiba2 salah seorang di antara mereka berkata : "Oh ya! Ada satu hal yang perlu kita ketahui". kemudian matanya melirik kepada si maling. "Tuan Tan, bagaimana engkau bisa sampai di sini dan menyelamatkan nyonya tua ini? Dari mana anda masuk?" Si maling menjadi pusat ....
... baca selengkapnya di Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Jumat, 11 Juli 2014

LAYANG-LAYANG

Posted by Rivy at 10.59 0 comments
Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1 - LAYANG-LAYANGSebuah layang-layang yang baru saja selesai dibuat. Pemiliknya membawa ia ke lapangan terbuka. Secara perlahan-lahan layang-layang itu menemukan dirinya terbang semakin lama semakin tinggi. Ketika ia mengangkat wajahnya menengadah ke langit, ia berteriak gembira; 'Wuaahhh, langit yang biru. Aku akan terbang tinggi sampai ke ujung sana.' Namun tiba-tiba ia merasa bahwa perjanannya kini agak tersendat dan menjadi berat. Ia tidak bisa bergerak lebih tinggi dan tak mampu maju lebih jauh lagi. Ketika ia menundukkan kepalanya, barulah ia tahu kalau pemiliknya memegang kuat ujung benang. Benang itulah yang membuatnya tak bisa terbang tinggi. Layang-layang itu menjadi amat marah. 'Mengapa ia tidak melepaskan aku?? Bila aku dilepaskan secara bebas, aku pasti akan terbang lebih tinggi menembusi awan-awan yang ada jauh di atas sana.' Demikian layang-layang itu berontak. Tiba-tiba tali benang itu terputus. Dan Ternyata bukan kenikmatanlah yang dia peroleh. Sebaliknya, ia kini jungkir balik terbang tak teratur dibawa angin. Angin kencang datang menghembus, dan ia jatuh tersangkut di atas sebatang pohon. Rangka-rangkanya patah. Kertas-kertasnya sobek. Ia kini menjadi seonggok sampah yang tak berbentuk. Pada saat seseorang berkata bahwa ia hebat dan kuat, saat itu merupakan awal kehancurannya. ....
... baca selengkapnya di Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Rabu, 09 Juli 2014

HARGA SEBUAH MUJIZAT

Posted by Rivy at 01.59 0 comments
Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1 - HARGA SEBUAH MUJIZATSally baru berumur 8 thn ketika dia mendengar ayah dan ibunya berbicara tentang kakaknya Georgi. Kakaknya sakit dan mereka telah melakukan semuanya untuk menyelamatkan nyawanya. Hanya pengobatan yang sangat mahal yang dapat menolongnya sekarang tapi itu tidak mungkin karena kesulitan keuangan keluarga tersebut. Sally mendengar ayahnya berkata, hanya mujizat yang dapat menyelamatkannya sekarang. Sally masuk kekamarnya dan mengambil celengan yang disimpannya, menjatuhkannya ke lantai dan menghitungnya dengan hati-hati. 3 kali dihitungnya hingga benar-benar yakin tidak salah hitung. Dia memasukkan uang koin tsb kedalam saku sweaternya dan menyelinap meninggalkan rumahnya untuk menuju ke sebuah toko obat. Dengan penuh kesabaran, ditunggunya si apoteker yang tengah sibuk berbicara dengan seorang pria. Si apoteker tidak melihatnya karena dia begitu kecil. Hal itu membuat Sally bosan dan dia menghentak-hentakan kakinya ke lantai untuk membuat kebisingan. Si apoteker melongokkan kepalanya tapi juga tidak melihat si Sally kecil. Akhirnya dia keluar dan menemui Sally. "Apa yang kau mau?" tanya si apoteker dengan keras. "Saya sedang berbicara dengan saudara saya." "Baik, saya ingin berbicara ttg kakak saya," Sally menjawab dengan nada yang sama "Dia sakit, dan saya ingin membeli suatu mujizat." "Maaf, apa yang kamu katakan ?," kata si apoteker. "Ayah saya berkata hanya mujizat yang dapat menyelamatkannya, nah sekarang berapa harga mujizat itu ?" "Kami tidak menjual mujizat disin....
... baca selengkapnya di Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Jumat, 04 Juli 2014

MAKALAH SEMINAR MANAJEMEN KEUANGAN

Posted by Rivy at 14.53 0 comments
Pengaruh Risiko Sistematis dan Likuiditas Terhadap Tingkat Pengembalian Saham Badan-Badan Usaha yang Go-Public di Bursa Efek Jakarta pada Tahun 1999

PENDAHULUAN
Pada umumnya hampir semua investasi mengandung unsur ketidakpastian atau resiko. Investor tidak tahu dengan pasti hasil yang akan diperolehnya dari investasi yang dilakukan. Dalam keadaan semacam itu dikatakan bahwa investor tersebut menghadapi resiko dalam investasi yang dilakukannya. Yang bisa ia lakukan adalah memperkirakan berapa keuntungan yang diharapkan dari investasinya, dan seberapa jauh kemungkinan hasil yang sebenarnya nanti akan menyimpang dari hasil yang diharapkan. Karena investor menghadapi kesempatan investasi yang beresiko, pilihan investasi tidak dapat hanya mengandalkan pada tingkat keuntungan yang diharapkan. Apabila investor mengharapkan untuk memperoleh tingkat keuntungan yang tinggi, maka ia harus bersedia menanggung resiko yang tinggi juga.
Pada investasi dalam bentuk saham di pasar modal, tingkat pengembalian setiap saham dapat tidak  sama karena besarnya dividen kas dan keuntungan atau kerugian dalam menjual setiap saham berbeda. Oleh karena itu, dalam melakukan investasi, investor seharusnya mempertimbangkan secara matang mengenai beberapa hal yang sangat penting dalam pengambilan keputusan investasi yang dilakukannya, yaitu berapa tingkat pengembalian yang diharapkannya, berapa besar resiko yang harus ditanggungnya dan berapa kelikuiditas investasi tersebut.
Pada dasarnya investor akan selalu memperhitungkan besarnya resiko saham, dalam hal ini resiko saham yang dapat dieliminasi dengan diversifikasi oleh investor adalah resiko sistematis sebagai variabel penentu tingkat pengembalian saham yang diharapkannya, karena resiko saham yang tinggi akan memberikan tingkat pengembalian saham yang tinggi, demikian pula sebaliknya. Namun sebenarnya ada variabel penentu lain yang juga akan mempengaruhi tingkat pengembalian saham, yaitu likuiditas saham yang dapat diukur dengan menggunakan bid-ask spread.
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
Menurut Bodie (1998) pengertian tingkat pengembalian investasi adalah penghasilan yang diperoleh selama periode investasi per sejumlah dana yang diinvestasikan. Secara praktis, tingkat pengembalian suatu investasi adalah persentase penghasilan total selama periode inventasi dibandingkan harga beli investasi tersebut. Apabila harga jual suatu sekuritas melebihi harga belinya maka terjadilah  capital gain.  Demikian sebaliknya, apabila harga jual lebih kecil daripada harga beli maka terjadilah  capital loss. Dapat dikatakan bahwa pendapatan yang diperoleh investor dari saham merupakan pendapatan yang tidak tetap baik itu pendapatan yang berasal dari capital gain maupun dividen. Dikatakan tidak tetap karena jumlah capital gain yang diperoleh bergantung pada transaksi jual beli yang terjadi di pasar, sedangkan besarnya dividen yang dibagikan dipengaruhi oleh laba dan kebijakan badan usaha.
Selanjutnya Bodie (1998) menguraikan bahwa selisih antara tingkat pengembalian yang diharapkan dengan tingkat bebas resiko (risk free rate) yang dikenal dengan  risk premium dapat berubah-ubah karena pengaruh berbagai faktor yang mempengaruhi risk free rate. Apabila risk free rate berubah maka risk premium juga akan berubah. Variabel-variabel yang mempengaruhi risk premium inilah yang nantinya dikenal sebagai resiko investasi.
Sharpe, Alexander dan Bailey (1999) menyatakan bahwa tingkat pengembalian yang diharapkan dari suatu saham  akan dipengaruhi oleh dua karakter dasar, yaitu resiko sistematis dan likuiditas saham. Risiko sistematis (Hearth dan Zaima, 1995) merupakan resiko yang berasal dari faktor-faktor yang mempengaruhi perusahaan secara langsung, seperti ketidakpastian kondisi ekonomi (gejolak kurs tukar mata uang, tingkat inflasi dan tingkat suku bunga yang tidak menentu) dan ketidakpastian politik. Hal ini berarti kinerja saham suatu badan usaha dipengaruhi oleh kondisi yang terjadi dalam perekonomian negara dan perubahan pasar. Dengan kata lain, tingkat pengembalian saham dipengaruhi oleh perubahan faktor-faktor di luar kendali manajemen suatu badan usaha, dan setiap saham memiliki kepekaan yang berbeda terhadap kondisi pasar tersebut.
Jadi satu-satunya resiko yang relevan dan mencerminkan resiko dalam investasi  surat berharga adalah resiko yang tidak bisa dieliminasi, yaitu resiko sistematis yang dilambangkan dengan symbol beta (b). Secara teoritis, ukuran resiko relevan (resiko sistematis) yang paling tepat untuk  surat berharga adalah kovarian surat berharga tersebut terhadap surat-surat berharga lain yang termasuk dalam portfolio pasar. Rumusan resiko sistematis menurut Bodie (1998) sebagai berikut:
Covar (Rj,Rm)
bj = 
Var (Rm)
dimana:
bj =  risiko sistematis
Covar (Rj,Rm) = kovarian tingkat pengembalian saham terhadap tingkat pengembalian pasar
Var (Rm) = varian tingkat pengembalian pasar


dimana:


E(ri)  : tingkat pengembalian saham yg diharapkan
rf  : tingkat bebas risiko
bi :risiko sistematis
E(rm) : tingkat pengembalian pasar yang diharapkan
f (ci) : fungsi dari biaya transaksi




HIPOTESA
Berdasarkan uraian di atas, dengan model regresi diduga terdapat hubungan yang signifikan antara risiko sistematis dan likuiditas saham yang diukur dengan besarnya bid–ask spread terhadap tingkat pengembalian saham. Dari perhitungan awal terhadap  lima sampel, diduga bahwa korelasi antara risiko sistematis dengan tingkat pengembalian saham lebih besar daripada korelasi antara likuiditas saham dengan tingkat pengembalian saham.
METODE PENELITIAN DAN DATA
Penelitian ini merupakan penelitian riset konklusif yang bersifat deskriptif dengan populasi penelitian meliputi seluruh saham badan usaha  yang go public di PT BEJ. Kriteria sampel adalah saham badan-badan usaha yang secara konsisten tergolong dalam LQ 45 sebagai saham yang teraktif di PT BEJ selama periode Januari–Desember 1999.Metode sampling digunakan  non-probability sampling  dengan teknik pengambilan sampel purposive sampling yang menghasilkan sample sebanyak 33 sampel. Data yang diperlukan  merupakan data sekunder yang tersedia di PT BEJ berupa daftar harga saham resmi harian yang telah disesuaikan (adjusted  price), data IHSG harian, data SBI bulanan selama periode Januari-Desember 1999, data bid-price harian dan data ask-price harian. Untuk pengumpulan dan perhitungan data secara bulanan, jumlah hari akan disesuaikan dengan jumlah hari perdagangan PT BEJ, jadi dalam setiap bulan jumlah hari bisa tidak sama.
PENGUKURAN KONSEP
Aras pengukuran konsep yang digunakan dalam penelitian ini merupakan aras rasio dengan pola hubungan sebab-akibat, dimana terdapat dua jenis variabel, yaitu variable tidak bebas dan variabel bebas. Variabel tidak bebas (y) adalah rata-rata tingkat pengembalian saham bulanan, sedangkan variabel bebas pertama (x1) adalah rata-ratarisiko sistematis bulanan, dan variabel bebas kedua (x2) adalah rata-rata likiduitas saham bulanan yang diukur dengan besarnya bid-ask spread.
Pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan uji regresi linear dengan bantuan Microsoft Excel. Penerapan uji regresi linear bertujuan untuk:
1.  Melakukan prediksi terhadap nilai tingkat pengembalian saham. Model persamaan yang digunakan sebagai berikut:
Y = a + b x1 + c x2


dimana:


y =rata-rata tingkat pengembalian saham bulanan
a  =konstanta
b  =koefisien regresi pertama
c  =koefisien regresi kedua
x1=rata-rata risiko sistematis bulanan
x2=rata-rata likuiditas saham bulanan


Dari rumus di atas dapat diketahui pengaruh positif atau negatif dari resiko
sistematis dan likuiditas saham terhadap tingkat pengembalian saham.
2.  Melihat seberapa besar proporsi resiko sistematis dan likuiditas saham dalam
mempengaruhi tingkat pengembalian saham. Untuk itu digunakan koefisien korelasi berganda yang  akan mengukur keeratan hubungan (korelasi) antara tingkat pengembalian saham dengan resiko sistematis dan likuiditas saham. Kemudian dilanjutkan dengan koefisien determinasi (R2) yang menunjukkan besarnya persentase sumbangan resiko sistematis dan likuiditas saham terhadap variasi naik turunnya tingkat pengembalian saham. Pada pengolahan data ini digunakan software SPSS 10.0 for Windows.
3.  Menguji kebenaran pengaruh resiko sistematis dan likuiditas saham terhadap tingkat pengembalian saham. Dilakukan dua pengujian: (1)  pengujian koefisien regresi secara individual dengan uji t dua arah, dan (2) pengujian koefisien regresi secara bersama-sama dengan uji F.
PERHITUNGAN TINGKAT PENGEMBALIAN SAHAM, RISIKO SISTEMATIS, DAN BID - ASK SPREAD
Besarnya tingkat pengembalian saham dapat dihitung dengan rumusan sebagai berikut:           
Karena dalam penelitian ini digunakan tingkat pengembalian saham diatas tingkat suku bunga bebas risiko (excess return), maka hasil perhitungan tingkat pengembalian  saham diatas harus dikurangkan dengan tingkat suku bunga yang ditetapkan oleh Bank Indonesia (SBI) sesuai dengan kurun waktunya. Hasil perhitungan excess return dari tiga puluh tiga sampel selama periode Januari–Desember 1999 dapat dilihat pada Tabel 1.
Nilai resiko sistematis dapat dihitung dengan rumus (b). Untuk mendapatkan nilai risiko sistematis terlebih dahulu perlu dihitung tingkat pengembalian saham harian dan tingkat pengembalian pasar harian yang telah dikurangkan dengan tingkat suku bunga yang bebas resiko. Hasil tersebut masing-masing kemudian dikurangkan dengan rata-rata hariannya sehingga akan diperoleh deviation stocks dan deviation market secara harian pula yang akan dikuadratkan untuk memperoleh squared deviation untuk saham dan pasar dan dihitung rata-rata hariannya selama satu bulan. Langkah selanjutnya adalah mengalikan deviation stocks harian dengan  deviation market harian untuk memperoleh product of deviation secara harian yang juga akan dihitung rata-rata hariannya selama satu bulan.
Tahap terakhir adalah membagi kovarian tingkat pengembalian saham terhadap tingkat pengembalian pasar (diperoleh dari pembagian jumlah hari perdagangan dalam sebulan dengan jumlah hari perdagangan dalam sebulan dikurangi satu, kemudian dikalikan dengan rata-rata harian dari  product of deviation) dengan varian tingkat pengembalian pasar (diperoleh dari pembagian jumlah hari perdagangan dalam sebulan dengan jumlah hari perdagangan dalam sebulan dikurangi satu, kemudian dikalikan dengan rata-rata harian squared deviation dari pasar). Hasil perhitungan resiko sistematis dari tiga puluh tiga sampel selama periode Januari–Desember 1999 dapat dilihat pada Tabel 2.
Besarnya bid–ask spread suatu saham dapat dihitung dengan menggunakan rumus (2). Langkah selanjutnya adalah mencari rata-rata  bid–ask spread harian dan bulanan untuk masing-masing saham. Perhitungan bid–ask spread dari tiga puluh tiga sampel selama periode Januari–Desember 1999 dapat dilihat pada Tabel 3.
HASIL UJI REGRESI: MEMPREDIKSIKAN NILAI TINGKAT PENGEMBALIAN SAHAM
Dengan regresi berganda diperoleh model yang memprediksikan tingkat pengembalian saham dengan variabel bebas risiko sistematis (x1)  dan liqiditas saham (x2) sebagai berikut:
y  =  - 0,299  +  0,422  x1 +  0,028 x 2
Dari persamaan diatas terlihat rata–rata risiko sistematis bulanan dan rata–rata bid–ask spread bulanan berpengaruh positif terhadap rata-rata tingkat pengembalian saham bulanan. Jadi tingkat risiko sistematis dan  bid–ask spread yang tinggi mempunyai kecenderungan menyebabkan tingkat pengembalian yang diharapkan oleh investor juga akan tinggi. Dari kedua variable tersebut terlihat bahwa rata-rata risiko sistematis bulanan mempunyai pengaruh lebih besar terhadap pengembalian yang diharapkan investor dibandingkan rata–rata bid–ask spread bulanan.Koefisien korelasi (r) sebesar 0,62 menunjukkan hubungan yang cukup erat antara rata-rata tingkat pengembalian saham bulanan dengan rata–rata risiko sistematis bulanan  dan rata–rata bid–ask spread bulanan selama periode Januari–Desember 1999.
Besarnya persentase sumbangan rata-rata risiko sistematis bulanan dan rata–rata likuiditas bulanan terhadap rata–rata tingkat pengembalian saham bulanan dapat dilihat dari koefisien determinasi (R2) sebesar 0,38. Angka tersebut menunjukkan bahwa sekitar 38% rata-rata tingkat pengembalian saham bulanan dapat dijelaskan oleh variabel rata– rata risiko sistematis bulanan dan rata–rata  bid–ask spread bulanan periode Januari– Desember 1999. Sedangkan sisanya (62%) dijelaskan oleh faktor-faktor lainnya seperti perilaku pasar, makro ekonomi, situasi sosial-politik, dan kebijakan pemerintah.
PENGUJIAN SIGNIFIKANS KOEFISIEN REGRESI: TINGKAT PENGEMBALIAN SAHAM
1.      Pengujian Koefisien Regresi Secara Individual
Pengujian koefisien regresi secara individual dilakukan untuk mengetahui apakah rata-rata tingkat pengembalian saham bulanan benar–benar dipengaruhi secara signifikan oleh rata–rata risiko sistematis bulanan dan rata–rata bid–ask spread bulanan.
Pengujian menggunakan uji t dua arah dengan hipotesis sebagai berikut:
Ho: b = 0  (variabel bebas tidak mempengaruhi variabel tidak bebas)
H1:b ¹ 0  (variabel bebas mempengaruhi variabel tidak bebas)
Dengan ketentuan jika Ho diterima maka variabel tidak signifikan dan jika Ho ditolak (H1 diterima) maka variabel signifikan. Adapun hasil pengujian ditunjukkan dalam Tabel 4 berikut:
Dari Tabel 4 diketahui bahwa rata–rata risiko sistematis bulanan dan rata–rata bid–ask spread bulanan berpengaruh secara signifikan terhadap rata-rata tingkat pengembalian saham bulanan. Jadi Ho ditolak.
2.      Pengujian Koefisien Regresi Secara Bersama-sama
Pengujian koefisien regresi secara bersama-sama dilakukan untuk mengetahui apakah risiko sistematis dan likuiditas saham secara bersama-sama benar-benar mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap tingkat pengembalian saham.
Dengan uji F hipotesis yang diajukan adalah:
Ho:  b1= b2= b3
H1:  b1¹ b2' b3
dengan ketentuan jika Ho diterima maka variabel tidak signifikan dan jika Ho ditolak maka variabel signifikan. Hasil disajikan dalam Tabel 5 berikut:
Dari uji F terbukti bahwa rata–rata risiko sistematis bulanan dan rata–rata bid–ask spread bulanan secara bersama–sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap rata-rata tingkat pengembalian saham bulanan, jadi Ho ditolak.
KESIMPULAN
1.      Secara bersama-sama faktor risiko sistematis dan likuiditas yang diukur dengan besarnya bid-ask spread  mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap tingkat pengembalian saham dari badan-badan usaha yang go public di Indonesia.
2.      Secara individu faktor risiko sistematis dan likuiditas yang diukur dengan besarnya bid-ask spread masing-masing juga mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap tingkat pengembalian saham dari badan-badan usaha yang go public di Indonesia.
3.      Risiko sistematis lebih mempengaruhi tingkat pengembalian suatu saham
dibandingkan dengan likuiditas yang diukur dengan besarnya bid-ask spread.
4.      Faktor-faktor lain seperti perilaku pasar, makro ekonomi, situasi sosial-politik, dan kebijakan pemerintah juga ikut mempengaruhi tingkat pengembalian saham.

SARAN

Penelitian selanjutnya perlu dilakukan dengan rentang waktu yang lebih panjang atau lebih dari satu tahun untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat mengenai pengaruh risiko sistematis dan likuiditas saham yang diukur dengan  bid–ask spread terhadap tingkat pengembalian saham. Disamping itu, variable yang diteliti juga perlu diperluas seperti likuiditas saham yang bukan hanya dapat diukur dari  bid–ask spread melainkan juga dari volume perdagangan saham atau komisi penjualan.

Artikel mengenai nilai tukar rupiah

Posted by Rivy at 14.30 0 comments
Artikel mengenai nilai tukar rupiah
Positif-Negatif Kebijakan BI Rate
Jumat, 06 Des 2013 07:47 WIB - http://mdn.biz.id/n/66343/ - Dibaca: 494 kali
DI sepanjang 2013 Bank Indonesia (BI) gencar menaikkan suku bunga acuannya (BI rate). Mulai dari 6% (Juni-Juli), 6,5% (Agustus-September), 7% (Oktober) hingga menjadi 7,5% menjelang akhir November. Menaikkan dan atau menurunkan BI rate merupakan otoritas penuh BI sebagai pengambil kebijakan terkait moneter. Menaikkan BI rate , berupaya menarik rupiah yang "nongkrong" di manca negara agar kembali masuk ke Indonesia.

Dengan demikian pemilik rupiah (termasuk non rupiah) di mancanegara terpikat karena suku bunga yang menjanjikan (tinggi), sehingga menyimpan dananya di Indonesia.

Kebijakan menaikkan BI rate (hingga ke level 7,5%), oleh berbagai kalangan/pakar ekonomi dinilai bisa memberikan dampak positif atau negatif terhadap dinamika perekonomian nasional.

Dampak positif, pemerintah bisa lebih mengendalikan/menjaga inflasi dan defisit pada neraca transaksi berjalan. Sedangkan dampak negatif, kebijakan menaikkan BI rate mempengaruhi sektor riil terutama usaha kecil dan menengah (UKM). Melesunya kegiatan UKM, karena terbatasnya dana (tingginya suku bunga kredit perbankan) untuk para pelaku usaha kelompok ini dalam melangsungkan usahanya.

Pemerintah sebagai pengambil kebijakan fiskal dan BI sebagai pengambil kebijakan moneter yang bertujuan sama, yakni mendorong pertumbuhan ekonomi dan keuangan yang realistis, harus bergerak (harmonis) meski sesuai bidang tugasnya masing-masing.

Kebijakan menaikkan BI rate, selain menarik dana di luar negeri juga guna mengatasi pelemahan nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing, khususnya terhadap US$ atau dolar Amerika. Sekaligus mendukung "empat paket kebijakan pemerintah". Pertama, memperbaiki defisit transaksi berjalan dan nilai tukar rupiah terhadap US$ dengan mendorong ekspor dan keringanan pajak kepada industri tertentu.

Kedua, menjaga pertumbuhan ekonomi, di mana pemerintah memastikan defisit APBN 2013 tetap sebesar 2,38% dan pembiayaan aman. Ketiga, menjaga daya beli, dan keempat, guna mempercepat investasi pemerintah mengefektifkan sistem layanan terpadu satu pintu perizinan investasi.

BI Rate dan Solusi Pemulihan Rupiah

Pengusaha/produsen dan pelaku pasar saat ini butuh kebijakan yang menghasilkan dalam waktu segera (berjangka pendek). Jika memungkinkan, pemerintah menalangi sementara selisih kurs khusus impor barang, paling tidak selama enam bulan. Selisih kelebihan biaya impor ditanggung pemerintah, sementara produsen/importir membayar harga barang impornya dipatok pada kurs (ideal) Rp 10.000 per US$.

Hanya saja, timbul pertanyaan, dengan kurs rupiah yang sudah menembus level Rp 12.000 per US$ apa ada uang pemerintah menalangi selisih kurs, misalnya sebesar Rp 2.000? Padahal cadangan devisa, transaksi perdagangan dan APBN sudah defisit (tekor). Jika kebijakan menalangi dipaksakan dikhawatirkan berpotensi menimbulkan masalah baru bagi pemerintah.

Sementara di lain pihak, akibat melemahnya nilai tukar rupiah bunga utang pemerintah juga membengkak. Terlebih jika penaikan BI rate ternyata tidak berdaya menarik rupiah/non rupiah dari mancanegara, dikhawatirkan akan merunyamkan perkenomian/keuangan negara.

Guna bisa kembali menggairahkan sektor riil sebagai akibat pelemahan nilai tukar rupiah dan seiring dengan kebijakan menaikkan BI rate serta empat paket kebijakan pemerintah, disarankan pemerintah mengambil langkah-langkah (solusi) berikut.

1. Memberikan insentif kepada para pengusaha industri/produsen yang menggunakan bahan baku impor untuk menggunakan US$ bernilai "patok" Rp 10.000 per US$ paling tidak dalam kurun waktu enam bulan (hingga Juni 2014).

2. Membebaskan pajak penghasilan gaji para pegawai/buruh sekaligus menjaga harmonisasi pengusaha-buruh-pemerintah agar selalu tercipta suasana kondusif.

3. Tidak menaikkan suku bunga kredit untuk perusahaan-perusahaan produsen tertentu yang menggunakan bahan impor untuk produksinya meski BI rate dinaikkan.

4. Menghapus/meniadakan (lagi) biaya-biaya siluman seperti untuk perizinan, biaya-biaya keamanan dan biaya-biaya non operasional/ekonomis lainnya.

Harus Bekerja Sama

Pemerintah dengan empat paket kebijakannya dan BI dengan kebijakan (menaikkan) BI rate-nya yang beralasan untuk mengimbangi tekanan geliat inflasi yang cenderung meliar harus saling bekerja sama secara baik.

Meski BI telah menaikkan BI rate (7,5%), mengusahakan suku bunga kredit bagi pengusaha/produsen yang menggunakan bahan impor sebagai bahan bakunya tidak dinaikkan. Sehingga, sektor riil tetap berjalan meski dengan keuntungan minim, sembari terus mencari solusi terbaik agar tingkat kepercayaan asing bisa pulih kembali.

Sementara dana-dana yang sempat keluar bisa ditarik kembali dari mancanegara, diharapkan peran aktif pemerintah untuk melakukan reformasi di bidang ekonomi dan perbankan.
Juga mengupayakan agar para investor percaya menanamkan investasinya di Indonesia dengan memudahkan perijznan, membatasi gerak unjuk rasa anarkis dan menjaga stabilitas kemanan dalam negeri.

Terpenting lainnya, pemerintah wajib memberdayakan dan mengembangkan produk-produk dalam negeri (pangan dan non pangan) dengan mensupport dana, fasilitas dan pembinaan kepada para petani/perajin untuk bisa memenuhi kebutuhan dalam negeri. Sehingga, pasca terpenuhinya kebutuhan dalam negeri barulah memproduksi untuk tujuan ekspor dan mengurangi berbagai penggunaan barang-barang impor.

Terakhir, melakukan efisiensi terhadap berbagai bidang kehidupan, kedinasan, penanganan/tender berbagai proyek, dan lain-lain. Terutama pemberantasan korupsi melalui political will secara sungguh-sungguh dari pemerintah dan DPR.

(Oleh : Tigor Damanik) Penulis pemerhati ekonomi, tinggal di Medan
1.      PENDAHULUAN
Bank Indonesia memiliki tugas untuk menjaga stabilitas moneter antara lain melalui instrumen suku bunga dalam operasi pasar terbuka. Bank Indonesia dituntut untuk mampu menetapkan kebijakan moneter secara tepat dan berimbang. Hal ini mengingat gangguan stabilitas moneter memiliki dampak langsung terhadap berbagai aspek ekonomi.  Kebijakan moneter melalui penerapan suku bunga yang terlalu ketat, akan cenderung bersifat mematikan kegiatan ekonomi. Tujuan akhir kebijakan moneter adalah menjaga dan memelihara kestabilan nilai rupiah yang salah satunya tercermin dari tingkat inflasi yang rendah dan stabil.  Untuk mencapai tujuan itu Bank Indonesia menetapkan suku bunga kebijakan BI Rate sebagai instrumen kebijakan utama untuk mempengaruhi aktivitas kegiatan perekonomian dengan tujuan akhir pencapaian inflasi.  Namun jalur atau transmisi dari keputusan BI rate sampai dengan pencapaian sasaran inflasi tersebut sangat kompleks dan memerlukan waktu (time lag). Perubahan BI Rate mempengaruhi inflasi melalui berbagai jalur, diantaranya jalur suku bunga, jalur kredit, jalur nilai tukar, jalur harga aset, dan jalur ekspektasi.

2.      TUJUAN
Adapun tujuan dari pembuatan kliping ini yaitu untuk mengetahui dampak peningkatan suku bunga terhadap  nilai tukar rupiah dan impor

3.      PEMBAHASAN
Artikel tersebut berkaitan erat dengan kebijakan moneter oleh Bank Indonesia. Untuk itu, Bank Indonesia mengambil kebijakan untuk meningkatkan suku bunga (BI rate), seperti Negara maju lainnya yang mengambil kebijakan untuk menaikan suku bunga. Negara maju mulai naikan suku bunga mereka karena ekonomi mereka menunjukkan tanda-tanda perbaikan. Perubahan suku bunga BI Rate dapat mempengaruhi nilai tukar.  Mekanisme ini sering disebut jalur nilai tukar.  Kenaikan BI Rate, sebagai contoh, akan mendorong kenaikan selisih antara suku bunga di Indonesia dengan suku bunga luar negeri.  Dengan melebarnya selisih suku bunga tersebut mendorong investor asing untuk menanamkan modal ke dalam instrument-instrumen keuangan di Indonesia seperti SBI karena mereka akan mendapatkan tingkat  pengembalian yang lebih tinggi.  Aliran modal masuk asing ini pada gilirannya akan mendorong apresiasi nilai tukar Rupiah. Apresiasi Rupiah mengakibatkan harga barang impor lebih murah dan barang ekspor kita di luar negeri menjadi lebih mahal atau kurang kompetitif sehingga akan mendorong impor dan mengurangi ekspor.

4.      KESIMPULAN
Suku bunga merupakan merupakan tolak ukur dari kegiatan perekonomian suatu Negara yang berimbas pada kegiatan perputaran arus keuangan perbankan, inflasi, investasi, dan pergerakan mata uang di suatu Negara. Tingkat suku bunga menentukan nilai tambah mata uang suatu Negara. Semakin tinggi suku bunga suatu mata uang, akan semakin tinggi pula permintaan akan mata uang Negara tersebut. Tingkat suku bunga diatur oleh bank sentral, dan jika dalam jangka panjang bank sentral selalu menaikan suku bunga maka trend nilai tukar mata uang Negara tersebut terhadap Negara lain akan cendrung naik. Hal ini akan terus berlangsung sampai ada faktor lain yang mempengaruhi atau bank sentral kembali menurunkan suku bunganya. Di satu pihak, nilai tukar rupiah menguntungkan dengan menurunnya utang luar negeri dan meningkatnya daya beli, disisi lain akan menyebabkan konsumsi barang impor meningkat yang menyebabkan impor juga meningkat dan ekspor menurun.

5.      SARAN
Adapun saran yang diberikan yaitu tetap melalkukan penyeimbangan kebijakan moneter dalam mengatur dan mengawasi penguatan nilai tukar rupiah, agar adanya keseimbangan antara konsumsi barang impor dan penguatan nilai tukar supaya kinerja ekonomi semakin baik kedepannya.



CONTOH REVIEW SKRIPSI TENTANG RETRIBUSI TERMINAL

Posted by Rivy at 14.05 0 comments
A.    JUDUL PENELITIAN
Optimalisasi Pemungutan Retribusi Terminal Di Dinas Perhubungan Dan Infokom,Kabupaten Bantaeng Oleh Sri Hasnaeni Asis.Universitas Hasanuddi,
Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik, Jurusan Ilmu Administrasi Tahun 2013
B.     LATAR BELAKANG
Undang-Undang  No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah adalah salah satu  landasan  yuridis  bagi  pengembangan  otonomi  daerah  di  Indonesia.  Dalam undang-undang ini disebutkan bahwa pengembangan otonomi  pada daerah kabupaten dan  kota  diselenggarakan  dengan  memperhatikan  prinsip-perinsip  demokrasi,  peran serta  masyarakat,  pemerataan  dan  keadilan,  serta  memperhatikan  potensi  dan keaneka-ragaman Daerah. (Mardiasmo 2004 : 8)
Pembiayaan  pemerintah  dalam  melaksanakan  tugas  pemerintahan  dan pembangunan  senantiasa  memerlukan  sumber  penerimaan  yang  dapat  diandalkan. Kebutuhan ini semakin dirasakan oleh daerah terutama sejak diberlakukannya otonomi daerah  di  Indonesia,  yaitu  mulai  tanggal  1  Januari  2001.  Dengan  adanya  otonomi, daerah  dipacu  untuk  lebih  berkreasi  mencari  sumber  penerimaan  daerah  yang  dapat mendukung pembiayaan pengeluaran daerah. (Siahaan, 2001)
Undang – Undang Nomor 33 Tahun 2004 dalam Bab V Pasal 6, mengemukakan
sumber  pendapatan  daerah  terdiri  atas  Pendapatan  Asli  Daerah  selanjutnya  disebut  ( PAD ) yaitu ; 
1.  Pajak daerah
2.  Retribusi daerah 
3.  Hasil pengelohan kekayaan daerah yang dipisahkan 
4.  Lain-lain pendapatan asli daerah yang sah. 
Pajak  daerah  diatur  dalam  Undang – Undang  yang  pelaksanaannya  di  daerah diatur  lebih  lanjut  oleh  Peraturan  Daerah  (PERDA).  Dalam  hal  ini,  Undang – Undang No.  34  Tahun  2000  tentang  pajak  daerah  dan  retribusi  daerah  yang  telah  ditetapkan oleh pemerintah. Dan dibahas lebih lengkap lagi dalam PP Republik Indonesia No. 65 Tahun  2001  tentang  Pajak  Daerah  dan  PP  Republik  Indonesia  No.  66  Tahun  2001 tentang Retribusi Daerah. Berdasarkan  Undang  –  Undang  diatas  dalam  rangka  melaksanakan pembangunan  daerah  Kabupaten  atau  Kota  mengoptimalkan  dan  meningkatkan penerimaan  dari  sumber-sumber  pendapatan  daerahnya  yang  antara  lain  berasal  dari pajak daerah dan retribusi daerah. Salah satunya adalah retribusi daerah dalam bentuk  retribusi terminal. 
Retribusi Daerah dalam bentuk Retribusi Terminal termasuk dalam jenis retribusi Jasa Usaha ( Sobirin Malian 2003:36 ), dimana Dinas Perhubungan dan Infokom yang diberikan  kewenangan  khusus  untuk  memungut  dan  mengelola  retribusi  terminal  oleh Pemerintah  Daerah  Kabupaten  Bantaeng  selalu  berupaya  meningkatkan  pelaksanaan pengelolaan  yang  optimal  dalam  rangka  meningkatkan  pembangunan  ekonomi.  Dinas Perhubungan  dan  Infokom  Kabupaten  Bantaeng  memungut  dan  mengelola  retribusi terminal dalam upaya meningkatkan pembangunan daerahnya. Rertbusi terminal diatur dalam Peraturan Daerah (PERDA) Kabupaten Bantaeng  Nomor 5 Tahun 2010 tentang Retribusi Terminal. 
Retribusi  terminal  merupakan  salah  satu  jenis  Retribusi  Daerah  yang  sangat potensial  dan  diharapkan  dapat  memberikan  kontribusi  pendapatan  daerah.  Apabila penerimaan pendapatan  daerah  maka  pembangunan  tersebut  berarti  membutuhkan biaya yang semakin meningkat pula, dimana biaya ini diperoleh dari pendapatan daerah termasuk  didalamnya  Retribusi  terminal.  Kabupaten  Bantaeng  merupakan  salah  satu daerah dalam wilayah propinsi Sulawesi Selatan yang mempunyai prospek yang cukup baik  dalam  mengelola  Retribusi  sebagai  salah  satu  sumber  pendapatan  asli  daerah.(Syaripuddin ,2010 :2).
Oleh  karena  semakin  meningkatnya  pembangunan  tersebut  berarti membutuhkan  biaya  yang  semakin  meningkat  pula  dimana  biaya  ini  diperoleh  dari pendapatan daerah termasuk didalamnya Retribusi terminal. Dalam pungutan Retribusi pemerintah  Kabupaten  Bantaeng  tidak  lepas  dari  masalah  yang  merupakan penghambat dalam pemungutan Retribusi tersebut.  Pelaksanaan  pemungutan  retribusi  terminal  di  Kabupaten  Bantaeng  belum terlaksana dengan baik, sehingga pemasukan retribusi terminal di Kabupaten Bantaeng belum memenuhi target seperti yang diharapkan. (Rajamuddin dalam Syaripuddin 2010 : 2 ).
Hal  ini  dapat  dilihat  dari  tabel  target  dan  terealisasi  pendapatan  sebagaimana digambarkan  pada tabel di bawah ini :

Berdasarkan  tabel  diatas  dapat  dilihat  bahwa  dari  tahun  2009 – 2011  realisasi retribusi  terminal  di  Kabupaten  Bantaeng  tidak  pernah  memenuhi  target.    Tetapi  ada tahun  2009  –  2011  realisasi  penerimaanya  meningkat  meskipun  masih  belum memenuhi  target.  Dengan  demikian  perlu  adanya  suatu  komitmen  dari  semua  pihak dari  unsur  pemerintah  maupun  masyarakat  sebagai  wajib  retribusi  dalam  menyikapi bagaimana  melakukan  manajemen  Retribusi  daerah  yang  ada sehingga  betul-betul dapat  memberikan  kontribusi  terhadap  peningkatan  pendapatan  asli  daerah.  Maka dalam  hal  ini  perlu  ditunjang  dengan  pelaksanaan  manajemen  yang  baik,  karena manajemen  dibutuhkan  dimana  saja  orang-orang  bekerja  sama  (organisasi)  unntuk mencapai  suatu  tujuan  bersama  (Handoko  :1984).  Untuk  itu  diperlukan  adanya Manajemen  retribusi  daerah  secara  optimal,  efisien  dan  efektif,  supaya  apa  yang direncanakan bisa tercapai dalam pelaksanaan.   Berdasarkan  latar  belakang  pemikiran  tersebut  maka  penulis    merasa  tertarik untuk mencoba menganalisis lebih jauh dengan judul; “Optimalisasi Peningkatan Retribusi Terminal di Dinas Perhubungan dan Infokom Kabupaten Bantaeng”.
C.     TINJAUAN PUSTAKA
a.       Konsep Retribusi Daerah
Menurut Undang-undang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah yang dimaksud  dengan retribusi daerah  adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa  atau  pemberian  izin  tertentu  yang  khusus  disediakan  atau  diberikan  oleh pemerintah daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan.
Retribusi Daerah adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas pemakaian jasa atau karena mendapatkan jasa pekerjaan, usaha atau milik daerah bagi yang berkepentingan atau karena jasa yang diberikan oleh daerah. Seperti  halnya  pajak  daerah,  retribusi  daerah  dilaksanakan  berdasarkan undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang pajak daerah dan retribusi daerah dan Peraturan  Pemerintah  Nomor  66 Tahun  2001  tentang  Peraturan  Umum  Retribusi Daerah  dan  Undang-Undang  Nomor  12  Tahun  2008  tentang  Pokok-Pokok Pemerintahan di Daerah, selanjutnya untuk pelaksanaannya di masing-masing daerah, pungutan  retribusi  daerah  dijabarkan  dalam  bentuk  peraturan  daerah  yang  mengacu kepada peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Tidak  semua  jasa  yang diberikan  oleh pemerintah  dapat dipungut retribusinya,  tetapi  hanya  jenis-jenis  jasa  tertentu  yang  menurut  pertimbangan  social-ekonomi  layak dijadikan  sebagai objek  retribusi. Jasa tertentu tersebut  dikelompokkan ke dalam tiga golongan yaitu Jasa Umum, Jasa Usaha dan Perizinan Tertentu. Penggolongan  jenis  retribusi  ini dimaksudkan  guna  menetapkan  kebijaksanaan umum  tentang  prinsip  dan  sasaran  dalam  penetapan  tarif  retribusi  yang  ditemukan, dimaksudkan juga agar tercipta ketertiban  dalam  penerapannya,  sehingga  dapat  memberikan  kepastian  bagi masyarakat dan disesuaikan dengan kebutuhan nyata daerah yang bersangkutan.
1.      Retribusi Jasa Umum
Retribusi Jasa Umum adalah retribusi atas jasa yang disediakan atau diberikan oleh pemerintah daerah untuk tujuan kepentingan dan kemanfaatan umum serta dapat dinikmati oleh orang pribadi atau badan.
2.      Retribusi Jasa Usaha
Retribusi  Jasa  Usaha  adalah  retribusi  atas  jasa  yang  disediakan  oleh pemerintah daerah dan menganut prinsip komersial karena pada dasarnya dapat pula disediakan oleh sector swasta.
3.      Retribusi Perizinan Tertentu
Fungsi  perizinan  dimaksudkan  untuk  mengadakan  pembinaan,  pengaturan. Jenis-jenis retribusi perizinan tertentu diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2001 Pasal 4 ayat 2,
b.      Konsep Retribusi Terminal
Syaripuddin (2010:34) mengemukakan bahwa retribusi terminal adalah retribusi jasa  usaha  yang  dipungut  oleh  Pemerintah  Daerah  kepada  orang  pribadi/badan  yang memakai  jasa  layanan  terminal  yang  menyelenggarakan  angkutan  orang/  barang dengan kendaraan umum. Menurut  Undang-undang    Nomor  28  Tahun  2009  Pasal  130  objek  retribusi terminal adalah pelayanan terminal yang disediakan pemerintah daerah kepada setiap pengguna jasa layanan terminal, berupa :
1.      Pelayanan Parkir Kendaraan Umum
2.      Tempat Kegiatan Usaha
3.      Fasilitas Lainnya di Lingkungan yang dimiliki dan dikelola oleh Pemerintah Daerah
4.      Subjek  retribusi  terminal  adalah  orang  pribadi  atau  badan  yang  menggunakan/menikmati  pelayanan  terminal  dari  Pemerintah  Daerah  dalam  hal  ini adalah seluruh sopir yang memakai jasa usaha terminal meliputi sopir angkut kota dan sopir  bis. 
Retribusi  terminal  merupakan  jenis  retribusi  jasa  usaha. Retribusi  terminal dapat  dikenakan  oleh  pengguna  jasa  layanan  terminal  yang  ada  di  Kabupaten/Desa. Adapun tingkat tarif yang dikenakan retribusi yaitu semua jenis angkutan dikenakan tarif Rp.2000/mobil.
c.       Konsep Pendapatan Asli Daerah
Pengertian  Pendapatan  Asli  Daerah  menurut  Undang-Undang  No, 28  Tahun  2009  yaitu  sumber  keuangan  daerah  yang  digali  dari  wilayah  daerah  yang bersangkutan  yang  terdiri  dari  hasil  pajak  daerah,  hasil  retribusi  daerah,  hasil pengelolaan  kekayaan  daerah  yang  dipisahkan  dan  lain-lain  pendapatan asli  daerah yang sah.
Sebagaimana  diatur  dalam  pasal  157  Undang-Undang  Nomor  32Tahun  2004 tentang pemerintah daerah, sumber-sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) terdiri dari :
1.      Pajak Daerah
2.      Retribusi Daerah
3.      Hasil Pengelolaan Kekayaan yang dipisahkan
4.      Lain-lain pendapatan asli daerah yang sah.
D.    METODE PENELITIAN
1.      Pendekatan Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian kualitatif. Sugiono (2010) penelitian kualitatif bertujuan untuk mengungkapkan informasi kualitatif sehingga lebih menekankan pada masalah proses dan makna dengan mendeskripsikan sesuatu masalah.  Penelitian  yang  dilakukan bersifat  Deskriptif  yaitu  untuk  mengetahui  atau menggambarkan  kenyataan  dari  kejadian  yang  diteliti  atau  penelitian  yang  dilakukan terhadap  variabel  mandiri  atau  tunggal,  yaitu  tanpa  membuat  perbandingan  atau menghubungkan  dengan  variabel  lain. .
2.      Lokasi Penelitian Penelitian  ini  dilakukan  di  Dinas  Perhubungan  dan Infokom  Kabupaten Bantdaeng.  Hal  ini  didasarkan  karena  instansi  tersebut  diberi  kewenangan  untuk melakukan pemungutan dan mengelola retribusi daerah termasuk retribusi terminal.
3.      Tipe Penelitian
Tipe  penelitian  yang  digunakan  oleh  penulis  dalam  penelitian  ini  adalah Deskriptif,  Terbatas  pada  usaha  mengungkapkan  suatu  masalah  atau  keadaan  atau peristiwa sebagaimana adanya sehingga bersifat sekedar untuk mengungkapkan fakta dan memberikan gambaran secara obyektif tentang keadaan sebenarnya dari.
4.      Unit Analisis
Unit  analisis  dalam  penelitian  ini  adalah  organisasi.  Penentuan  unit  analisis  ini didasarkan  pada  pertimbangan  obyektif,  untuk  mendeskripsikan  penelitian  mengenai Optimalisasi  Pemungutan  Retribusi  Terminal  di  Dinas  Perhubungan  dan  Infokom Kabupaten Bantaeng. 
5.      Informan
Informan  dalam penelitian  ini adalah orang  yang  benar-benar tahu  atau  pelaku yang  terlibat  langsung  dengan  permasalahan  penelitian. 
Adapun informan yang dimaksud adalah: Kepala Dinas Perhubungan dan Infokom Kabupaten Bantaeng, Sekretaris Dinas Perhubungan dan Infokom  Kabupaten Bantaeng, Kepala Sub. Bagian KeuanganKepala Bidang , Perhubungan Darat Kepala Bidan Sarana dan Prasarana, Kepala Seksi Angkutan Darat, Petugas Pemungut Retribusi Terminal, Pengguna Jasa ( sopir)
6.      Teknik Pengumpulan Data
Untuk  memperoleh  data,  sumber  data  yang  digunakan  dalam  penelitian  ini adalah:
a)      Data Primer.
Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari lapangan atau lokasi penelitian. Untuk mendapatkan data primer tersebut, peneliti menggunakan cara:
1)  Wawancara. Peneliti  mengadakan  tanya  jawab  dengan  para  informan  untuk  memperoleh data  mengenai  hal-hal  yang  ada  kaitannya  dengan  masalah  pembahasan  skripsi  ini dalam  hal  melakukan  wawancara  digunakan  pedoman  pertanyaan  yang  disusun berdasarkan kepentingan masalah yang diteliti.
2)  Observasi. Penelitian  dengan  pengamatan  langsung  tentang  bagaimana  proses mungutan retribusi terminal di Dinas Perhubungan dan Infokom Kabupaten Bantaeng dengan  mengidentifikasi  Optimalisasi  Pemungutan  Retribusi  Terminal  di  Dinas Perhubungan dan Infokom Kabupaten Bantaeng.
b)      Data Sekunder:
Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari bahan-bahan kepustakaan. Data-data yang dikumpulkan merupakan data yang mempunyai kesesuaian dan kaitan dengan kebutuhan penelitian yang dilakukan. 
Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dengan cara :
1.  Penelitian Kepustakaan. Penelitian  kepustakaan  merupakan  cara  untuk  mengumpulkan  data  dengan menggunakan  dan  mempelajari  literatur  buku-buku  kepustakaan  yang  ada  untuk mencari  konsepsi-konsepsi  dan  teori-teori  yang  berhubungan  erat  dengan permasalahan.  Studi  kepustakaan  bersumber  pada  laporan-laporan,  dokumen-dokumen yang berhubungan dengan permasalahan yang diteliti.
2.  Dokumentasi. Dokumentasi  merupakan  cara  yang  digunakan  untuk  mencari  data  mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, skirpsi, buku, surat kabar, majalah.
7.      Teknik Analisis Data
Data  yang  diperoleh  dari  lokasi  baik  data  primer  maupun  data  sekunder, akan disusun dan disajikan serta dianalisis dengan menggunakan deskriptif kualitatif berupa pemaparan  yang  kemudian  dianalisis  dan  dinarasikan  sesuai  dengan  mekanisme penulisan skripsi.
8.      Fokus Penelitian
Untuk  mempermudah  dan  memperjelas  pemahaman  terhadap  konsep-konsep penting  yang  digunakan  dalam  penelitian  ini,  maka  dikemukakan  Fokus  Penelitian sebagai berikut :
1.      Retribusi  terminal  merupakan  salah  satu  jenis  retribusi  yang  ada  di  Kabupaten Bantaeng  yang  keberadaannya  dimanfaatkan  oleh  pemerintah  Kabupaten  Bantaeng untuk  meningkatkan  Pendapatan  Asli  Daerah.  dapun  indicator  pada  pemungutan retribusi terminal yaitu 
  Pemungutan  Retribusi  Pada  Terminal  Regional  yaitu  tempat  pemungutan retribusi  terminal  yang  dilakukan  oleh  Dinas  Perhubungan  dan  Infokom  yang ditujukan pada jalur angkutan kota Jeneponto-Bantaeng.
  Pemungutan  Retribusi  Pada  Terminal  Pembantu  yaitu  tempat  pemungutan retribusi  terminal  yang  dilakukan  oleh  Dinas  Perhubungan  dan  Infokom  yang ditujukan pada jalur angkutan kota Bulukumba -Bantaeng
2.      Pengawasan adalah pemantauan di lapangan yang dilakukan oleh Dinas Perhubungan dan Infokom Kabupaten Bantaeng baik secara langsung maupun tidak langsung untuk memastikan  dan  menjamin  agar  pengelolaan  retribusi  terminal  berjalan  sesuai rencana.Adapun indicator dari fungsi pengawasan tersebut yaitu ;
  Pengawasan  Langsung  (  Direct  Control  )  yaitu  proses  pengawasan  yang dilakukan  Dinas  Perhubungan  dan  Infokom  dengan  cara  mengawasi  secara langsung  proses  pemungutan  retribusi  terminal  pada  tempat  pemungutan retribusi terminal.
  Pengawasan Tidak Langsung ( Indirect Control ) yaitu proses pengawasan yang dilakukan  oleh  Dinas  Perhubungan  dan  Infokom  melalui  laporan-laporan  dari coordinator pemungut retribusi terminal yang diberikan kepada atasan.
E.     PEMBAHASAN
1.      Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Gambaran umum lokasi penelitian  meliputi gambaran umum daerah Kabupaten Bantaeng dan gambaran umum objek penelitian yaitu Dinas Perhubungan dan Infokom Kabupaten  Bantaeng    sebagai  pihak  yang  berhubunganlansung  dengan  masyarakat.
a.       Gambaran Umum Kabupaten Bantaeng
Kabupaten  Bantaeng adalah  sebuah kabupaten di provinsiSulawesi  Selatan, Indonesia.  Terletak  dibagian  selatan  provinsiSulawesi  Selatan.
b.      Gambaran Umum Dinas Perhubungan dan Infokom Kabupaten Bantaeng
Dinas  Perhubungan  dan  Infokom  Kabupaten  Bantaeng  setelah  mengalami perubahan  Susunan  Organisasi  dan  tata  kerja  dan  terakhir  berdasarkan  Peraturan Daerah  (  Perda  )  Kabupaten  Bantaeng  No.26  Tahun  2008  Tentang  Pembentukan Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi Dinas-Dinas Daerah Kabupaten Bantaeng. Susunan  Organisasi  dan  Tata  Kerja  Dinas  Perhubungan  dan  Infokom  dilengkapi dengan  jabatan  yang  telah  terisi  setelah  mengalami  mutasi  staf  dan  yang  telah memasuki masa pension sebagai berikut
 :
2.      Keadaan Pegawai Dinas Perhubungan dan Infokom Kabupaten Bantaeng
Efektif  tidaknya  suatu  organisasi  tetap  tergantung  pada  orang-orang  yang membantu dalam menyukseskan pengelolaan retribusi terminal sehingga mendapatkan hasil yang optimal. Kualitas dan kemampuan dari para pegawai tentunya menjadi  tolak ukur  dalam  pelaksanaan  kerja  yang  optimal  sehingga  mencapai  tujuan  yang  telah direncanakan. 
Jabatan Struktural sebagai berikut:
1.  Eselon II  : 1 Orang
2.  Eselon III : 4 Orang
3.  Eselon IV : 11 Orang
Dan  beberapa  pegawai  yang  mutasi  telah  memasuki  masa  pensiun  yaitu pension 3 orang dan mutasi 1 orang. Sehubungan  dengan  hal  tersebut,  maka  dapat  dilihat  keadaan  pegawai  pada
Dinas Perhubungan dan Infokom Kabupaten Bantaeng sebagai berikut :

Dari  hasil  wawancara  diatas  penulis  menyimpulkan  bahwa  jumlah  tenaga honorer  lebih  banyak  dibanding  pegawai  tetap  karena  mayoritas  tugas  dari  Dinas Perhubungan  dan  Infokom  bekerja  dilapangan,  sedangkan  pada  pengangkatan pegawai  untuk  Dinas  Perhubungan  dan  Infokom  kuotanya  tidak  sesuai dengan  tugas Dinas Perhubungan dan Infokom Kabupaten Bantaeng.
        












3.      Tempat Pemungutan Retribusi (TPR)
Dinas  Perhubungan  dan Infokom yang diberikan kewenangan khusus untuk memungut dan mengelola retribusi terminal oleh  Pemerintah  Daerah  Kabupaten Bantaeng  selalu  berupaya  meningkatkan pelaksanaan  pengelolaan  yang  optimal  dalam  rangka  meningkatkan  pembangunan ekonomi. Tempat  Pemungutan  Retribusi  Terminal  merupakan  tempat  dimana  para kolektor/ petugas pemungut retribusi terminal melaksanakan tugasnya yaitu memungut retribusi  teminal  .  pengawas  Di  Tempat  Pemungutan  Retribusi  Terminal  ini  tim pengawas atau koordinator bidang  melakukan pengawasan secara langsung. Tempat Pemungutan  Retribusi  terminal  sangat  mempengaruhi  pendapatan  pada  pemungutan retribusi terminal.Baik itu pos utama maupun pos bayangan.


4.      Realisasi Retribusi Terminal
Sejalan  dengan  penelitian  yang  dilakukan  peneliti  terkait  masalah OptimalisasiPemungutan  Retribusi  Terminal  yang  dikelolah  oleh  Dinas  Pehubungan dan  Infokom  Kabupaten  Bantaeng  sebagai  dinas  teknis  telah  berhasil  memberikan sumbangsi  terhadap  PAD  Kabupaten  Bantaeng.  Berikut  peningkatan  jumlah  realisasi retribusi terminal sejak tahun 2009 sampai dengan tahun 2012 :
Tabel 4.8
5.      Hasil dan Pembahasan
a)      Optimalisasi Pemungutan Retribusi Terminal
Dalam  pelaksanaan  pemungutan  terhadap  retribusi  terminal  di  Kabupaten Bantaeng masih mengalami berbagai hambatan, baik hambatan dari dalam yaitu pihak petugas pemungut retribusi maupun dari luar yakni sopir mobil selaku obyek pungutan tersebut.
Dari hasil wawancara penulis menyimpulkan bahwa saat ini pemungutan retribusi terminal di Kabupaten Bantaeng belum optimal.Karena dari data realisasi yang ada  dari  tahun  2009  sampai  tahun  2012  tidak  pernah  mencapai  target.  Namun  para petugas  Dinas  Perhubungan  dan  Infokom  telah  berusaha  untuk  memperbaiki  hal-hal yang menjadi penunjang utama optimalnya pemungutan retribusi terminal. Selain  itu  target  penerimaan  retribusi  terminal  yang  merupakan  tolak  ukur realisasi penerimaan tahunan yang harus dicapai dalam realisasi penerimaan retribusi terminal  di  Dinas  Perhubungan  dan  Infokom  Kabupaten  Bantaeng,  yaitu  proses penentuan  target  penerimaan  Retribusi  Terminal yang  ingin  dicapai  dalam  satu  tahunanggaran, yaitu terhitung mulai dari 1 Januari sampai 31 Desember. Dalam  hal penetuan  target  penerimaan  retribusi  terminal,  senantiasa  dilakukan  tidak  berdasarkan potensi yang ada. Sehingga hampir setiap tahunnya realisasi retribusi terminal tidak pernah mencapai  target.Belum  tercapainya  target  penerimaan  ini  memunculkan  banyak spekulasi. diantaranya soal lemahnya prediksi potensi penerimaan atau tingginya target yang  ditetapkan  Pemda  Kabupaten  Bantaeng.  Jadi  untuk  penetapan  target  harusnya disesuaikan dengan potensi yang ada, Khususnya pada jumlah angkutan yang ada.
b)      Pengawasan
Pengawasan  dalam  pelaksanaan  pemungutan  retribusi  merupakan  hal  yang  sangat urgen. Tak  dapat  dipungkiri  bahwa  pengawasan  memegang  peranan  penting  sebagai upaya  dalam  meminimalisir  ketimpangan-ketimpangan  dalam  pemungutan  retribusi. Pengawasan  merupakan  proses  pemantauan  yang  dilakukan  sebagai langkah  untuk mengetahui  apakah  kegiatan  pelaksanaan  dilapangan  sesuai  dengan  ketentuan, Dengan  pengawasan  yang  baik  maka  ketimpangan-ketimpangan  yang  dapat mengurangi keberhasilan pemungutan retribusi parker bias diminimalisir. Demikian halnya dengan pemungutan retribusi terminal di Kabupaten Bantaeng yang  dilakukan  oleh  Dinas  Perhubungan  dan  Infokom  Kabupaten  Bantaeng menghindari  menekan  seminimal  mungkin  terjadinya  penyimpangan-penyimpangan serta  kesalahan  lainnya  yang  mungkin  terjadinya  penyimpangan-penyimpangan  serta kesalahan  lainnya  yang  mungkin  saja  terjadi.  Sebab  dalam  pemungutan  retribusi terminal di Kabupaten Bantaeng tanpa dilakukan pengawasan, maka akan mengalami kesulitan  dalam  mengukur  tingkat  keberhasilan  yang  dilaksanakan  oleh  para  petugas yang melaksanakan pemungutan retribusi terminal di Kabupaten Bantaeng. Pengawasan  pemungutan  retribusi  terminal  dan  pelaksnaan  perencanaan  di lapangan yaitu baik baik di terminal regional maupun terminal pembantu di Kabupaten Bantaeng dilakukan dalam 2 bentuk yaitu pengawasan langsung dan pengawasan tidak langsung dilakukan oleh koordinator pemungutan retribusi terminal dan Tim Pengawas yang  mengawasi  Kantor  Dinas  Perhubungan  dan  Infokom  Kabupaten  Bantaeng.
Adapun  tipe  pengawasan  yang  digunakan  di  Dinas  Perhubungan  dan  Infokom Kabupaten Bantaeng yaitu :
1)      Pengawasan Langsung. Pengawasan  langsung  dalam  hal  ini  dilakukan  oleh  koordinator  pemungutan retribusi  terminal  dan  Tim  Pengawas  langsung  meninjau  pelaksanaan  pemungutan  di Lapangan.
Dari  hasil  wawancara  diatas  penulis  menyimpulkan  bahwa  para  petugas pemungut  retribusi  dan  para  sopir  mobil  yang  selalu  melakukan  pelanggaran  karena pengawasan  yang  diberikan  belum  efektif,  apalagi  belum  ada  Perda  yang  mengatur tentang  pemberian  sanksi  bagi  para  petugas  dan  para  sopir  yang  melakukan pelanggaran sehingga mereka belum jerah melakukan pelanggaran. Sedangkan hasil obeservasi langsung yang dilakukan oleh penulis menemukan bahwa  setiap  hari  koordinator  pemungutan  retribusi  terminal  datang  setiap  pagi keterminal  regional,  namun  pada  jam  11.00  dia  mengawas  di  terminal  pembantu. Penulis  juga  melihat  terjadi pelanggaran  yang  dilakukan  oleh  sopir  angkutan  daerah Bantaeng-Jeneponto,  namun  yang  penulis  lihat  sopir  yang  melakukan  pelanggaran tersebut diberi karcis dengan tarif normal namun yaitu 2000 rupiah namun yang disetor
sopir tersebut sebanyak 5000 rupiah. Dari  hasil  penjelasan  diatas  penulis  dapat  menyimpulkan  bahwa  ketegasan seorang petugas dalam memungut retribusi terminal harus lebih tegas, agar para objek retribusi terminal tidak selalu melakukan pelanggaran.
2)      Pengawasan Tidak Langsung. Adapun  pengawasan  tidak  langsung  dilakukan  melalui  laporan-laporan  secara tertulis  kepada  atasan,  dimana  dengan  laporan  tertulis  tersebut  dapat  dinilai  sejauh manakah  bawahan  melaksanakan  tugasnya  sebagai  mana  mestinya.
Dari  wawancara  penulis  menyimpulkan  bahwa  untuk  pegawasan  tidak langsung  yakni  dalam  bentuk  laporan  sudah  maksimal,  artinya  pengawasan  tidak langsung  ini  dilakukan  rutin  setiap  hari,setidaknya  pengawasan  tidak  langsung  sudah optimal  karena  sudah  sesuai  dengan  rencana.Sedangkan  untuk  pengawasan  tidak langsung masih ditemukan banyak kendala yang menghambat optimalnya pemungutan retrbusi terminal.
Adapun mekanisme pengawasan ini sebagiamna yang peneliti
lihat dilapangan adalah sebagai berikut :
·         Kegiatan penagihan yang dilakukan oleh petugas pemungut retribusi terminal terhadap wajib retribusi kemudian diberikan kepada koordinator pemungutan retribusi selanjutnya disetor ke Bendara penerimaan.
·         Bendara  penerimaan  kemudian  membuat  laporan  penerimaan  retribusi  terminal kedalam buku pembantu sejenis dan dicatat sebagai penerimaan pada buku kas umum setiap  pemasukan,  kemudian  dijumlahkan  dan  diajukan  kepada  Kepala    untuk ditandatangani dan disahkan. Selanjutnya setiap akhir bulan bendahara menjumlahkan dalam  buku  kas  umum  kemudian  membuat  laporan  realisasi  penerimaan  kemudian disetorkan  ke  Kabid.Keuangan.terakhir  Kabid.  Keuangan  membuat  laporan  realisasi peneriman  untuk  semua  jenis  retribusi  kemudian  disetor  kepada  Kepala  Dinas Perhubungan dan Infokom Kabupaten Bantaeng. Dalam  pemungutan  retribusi  terminal  tidak  selamanya  berjalan  dengan lanjar.Khususnya  pada  pemungutan  retribusi  terminal  di  Kabupaten  Bantaeng.
Sesuai dengan  hasil  wawancara  yang  dilakukan  penulis  kepada  Kepala  Dinas  Perhubungan dan  Infokom  bahwa tidak  tercapainya  target  setiap  tahun  pada  pemungutan  retribusi terminal  dikarenakan  karena  adanya  kendala-kendala  yang  menghambat  pencapaian target. Kendala-kendala yang menghambat pencapaian target adalah:
·         Banyak kendaraan yang tidak beroperasi. Banyak  kendaraan  yang  tidak  beroperasi  di  sebabkan  beberapa  faktor  antara lain;  Kendaraan  sudah  tua  ,  tidak  ada  penambahan  angkutan  yang  baru,  penurunan penumpang  karena  bersaing  dengan  kendaraan  roda  dua  (ojek),  banyaknya  mobil rental dan tidak ada peremajaan trayek-trayek baru
·         Kesadaran petugas dan wajib retribusi
Kurangnya kesadaran wajib retribusi dalam membayar kewajibannya, dan masih adanya  diskriminasi  yang  dilakukan oleh para petugas  membuat  realisasi  penerimaan retribusi terminal Kabupaten Bantaeng tidak sesuai yang direncanakan.
·         Kondisi Sarana dan Prasarana
Kondisi  sarana  dan  prasarana  di  Dinas  Perhubungan  dan  Infokom  Kabupaten Bantaeng khususnya jalan masuk menuju terminal regional masih belum memadai.Dan tempat  pemungutan  retribusi  terminal  (TPR)  di  Kabupaten  Bantaeng  ada  2  yaitu terminal regional dan terminal pembantu.
c)      Upaya Peningkatan Pemungutan Retribusi Terminal
Ukuran  keberhasilan  pada  realisasi  pendapatan  Retribusi  Terminaal tersebut dapat  dilihat  dari  realisasi  pencapaian  target  dan  tingkat  kenaikan  pendapatan  dari penerimaan  Retribusi  Terminal,  dengan  banyaknya  faktor  yang  mempengaruhi penerimaan  Retribusi  Terminal,  maka  tercapainya  target  penerimaan  Retribusi  akan ditentukan oleh sejauhmana usaha yang dilakukan pemerintah daerah itu dengan cara intensif dan baik, maka apa yang diharapkan dapt terwujud .  Sebaliknya  apabila  tidak  dilakukan  secara  intensif  atau  kurang  mendapatkan perhatian  dalam  mengelola  faktor-faktor  yang  mempengaruhinya  tersebut,  maka penerimaan Retribusi terminal tidak akan tercapainya sebagaimana yang diharapkan. Pemungutan  retribusi  terminal  di  Kabupaten  Bantaeng  belum  Optimal.  Oleh karena  itu  sangat  diperlukan  upaya-upaya  pemerintah  dalam  meningkatkan pemungutan  retribusi  termibal.  Yaitu  memperbaiki  hal-hal  yang  menjadi  penghambat tidak optimalnya pemungutan.
Untuk  mengatasi hambatan-hambatan  tersebut  di  atas,  Dinas  Perhubungan  dan  Infokom  Kabupaten Bantaeng  telah melakukan upaya - upaya sebagai berikut :
1)      Sosialisasi. Untuk  menumbuhkan  kesadaran  masyarakat atau  wajib  retribusi  terminal tentang pentingnya membayar retribusi, maka Dinas Perhubungan dan Infokom Kab. Bantaeng telah  mengadakan  sosialisasi Peraturan  Daerah  tentang  Retribusi Retribusi  Terminal. Yakni  melalui  penyuluhan penyuluhan secara  langsung  dan  tidak  langsung  kepada wajib  retribusi. Dengan  penyuluhan  ini diharapkan  masyarakat  mengerti  tentang  hak dan kewajiban sebagai wajib retribusi.
2)      Peningkatan Pengawasan. Agar dalam melaksanakan pemungutan retribusi terminal dapat  berjalan  dengan  baik, Dinas Perhubungan  dan  Infokom telah  melaksanakan  pengawasan  secara  langsung terhadap  pelaksanaan  retribusi  terminal  di  masing-masing  TPR.  Dengan  demikian diharapkan  para  petugas pungut  melaksanakan  tugasnya  dengan  baik  dan  tidak  ada lagi kebocoran dalam pelaksanaan retribusi terminal.
3)      Perda tentang keberadaan mobil rental. Kepala  Dinas  Perhubungan  dan  Infokom  Kabupaten  Bantaeng  berharap  agar pemberlakuan mengenai keberadaan mobil rental. Karena mobil merupakan salah satu faktor penghambat tidak tercapainya target pemungutan retribusi terminal.
4)      Memperbaiki dan Meningkatkan Sarana Dan Prasarana
Agar  para wajib  retribusi merasa  nyaman  diperlukan  adanya sarana  dan prasarana yang memadai. Terhadap kondisi jalan yang kurang memadai, Dinas Perhubungan dan Infokom telah  berusaha meningkatkan  sarana  dan  prasarana  pasar  tersebut  dengan memperbaiki jalan  yang  rusak  khususnya  jalan  menuju  terminal  regional. 
F.      KESIMPULAN DAN SARAN
a.       Kesimpulan
Berdasarkan  hasil  pembahasan  pada  bab  sebelumnya,  maka  dapat  disimpulkan bahwa  pengelolaan  retribusi  terminal  di  Kabupaten  Bantaeng  belum  optimal.  Karena pengelolaan retribusi terminal dapat dikatakan optimal apabila target yang ditentukan sudah tercapai. Adapun hal-hal yang mrenjadi factor penghambat tercapainya target yaitu :
a)      Kurangnya pengawasan terhadap pemungutan retribusi terminal di Dinas Perhubungan dan Infokom Kabupaten Bantaeng.
b)      Banyaknya mobil rental dan tidak adanya peraturan daerah tentang keberadaan mobil rental.
c)      Kondisi sarana dan prasarana yang kurang memadai.
d)     Kurangnya kesadaran wajib retribusi.
b.      Saran
1)      Meningkatkan  pengawasan  terhadap  petugas  pemungut  dan  objek  retribusi.  Hal  ini, dapat  dilakukan  melalui  pemberian  sangksi  yang  sebanding  dengan perbuatan  yang dilakukan  aparat  dan  objek  retribusi  jika  membuat  kesalahan.  Kepada  para  tim pengawas atau koordiator yang bertanggung jawab melakukan pengawasan, sebaiknya terjun  langsung  ke  lapangan  untuk  memantau  dan  meminimalisir  kecurangan-kecurangan yang terjadi dalam penerimaan Retribusi terminal
2)      Perda  tentang  Mobil  Rental.  Dalam  hal  ini,  factor  penyebab  tidak  tercapainya pemungutan  retribusi  terminal  adalah  semakin  banyaknya  mobil  rental  dan  tidak dikenakan  retribusi.  Oleh  karena  itu  perlu  adanya  peraturan  daerah  yang  mengatur tentang keberadaan mobil rental artinya mobil rental juga harus dikenakan retribusi.

3)      Perbaikan  sarana  dan  prasarana.  Perbaikan  jalan  menuju  terminal  regional  harus diperbaiki secepatnya. Ini juga merupakan salah satu factor penyebab tidak tercapainya retribusi terminal.
 

BLUE BUTTERFLY Copyright © 2010 Design by Ipietoon Blogger Template Graphic from Enakei | web hosting