Senin, 30 Oktober 2017

Hikayat Harimau dan Serigala

Posted by Rivy at 00.37 0 comments
Hikayat Harimau dan Serigala Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Di sebuah hutan, tinggallah seekor serigala pincang. Hewan itu hidup bersama seekor harimau yang besar berbadan coklat keemasan.

Luka yang di derita serigala, terjadi ketika ia berusaha menolong harimau yang di kejar pemburu. Sang serigala berusaha menyelamatkan kawannya. Namun sayang, sebuah panah yang telah di bidik malah mengenai kaki belakangnya.

Kini, hewan bermata liar itu tak bisa berburu lagi bersama harimau, dan tinggal di sebuah gua, jauh dari perkampungan penduduk.

Sang harimau pun tahu bagaimana membalas budi.

Setiap selesai berburu, di mulutnya selalu tersisa sepotong daging untuk dibawa pulang. Walaupun sedikit, sang serigala selalu mendapat bagian daging hewan buruan.

Sang harimau paham, bahwa tanpa bantuan sang kawan, ia pasti sudah mati terpanah si pemburu.

Sebagai balasannya, sang serigala selalu berusaha menjaga keluarga sang harimau dari gangguan hewan-hewan lainnya. Lolongan serigala selalu tampak mengerikan bagi siapapun yang mendengar. Walaupun sebenarnya ia tak bisa berjalan dan hanya duduk teronggok di pojok gua.

Rupanya, peristiwa itu telah sampai pula ke telinga seorang pertapa.

Sang per
... baca selengkapnya di Hikayat Harimau dan Serigala Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Minggu, 22 Oktober 2017

TUGAS KEBANKSENTRALAN : RASIO KESEHATAN BANK

Posted by Rivy at 15.57 0 comments
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.       LATAR BELAKANG
               Bank adalah sebuah lembaga intermediasi keuangan umumnya didirikan dengan kewenangan untuk menerima simpanan uang, meminjamkan uang, dan menerbitkan promes atau yang dikenal sebagai banknote. Kata bank berasal dari bahasa Italia banca berarti tempat penukaran uang . Sedangkan menurut Undang-undang Negara Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 Tanggal 10 November 1998 tentang perbankan, yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Hal ini sangat jelas tercermin dalam Pasal empat (4) Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 yang menjelaskan, ”Perbankan Indonesia bertujuan menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan, pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas nasional ke arah peningkatan kesejahteraan rakyat banyak”. Meninjau lebih dalam terhadap kegiatan usaha bank, maka bank (perbankan) Indonesia dalam melakukan usahanya harus didasarkan atas asas demokrasi ekonomi yang menggunakan prinsip kehati-hatian.
               Penilaian aspek penghimpunan dana dan penyaluran dana merupakan kinerja keuangan yang berkaitan dengan peran Bank sebagai lembaga intermediasi. Adapun penilaian kondisi likuiditas Bank guna mengetahui seberapa besar kemampuan Bank dalam memenuhi kewajibannya kepada para deposan. Penilaian aspek profitabilitas guna mengetahui kemampuan menciptakan profit, yang sudah barang tentu penting bagi para pemilik. Dengan kinerja Bank yang baik pada akhirnya akan berdampak baik pada intern maupun bagi pihak ekstern Bank. Berkaitan dengan analisis kinerja keuangan Bank mengandung beberapa tujuan:
a.       Untuk mengetahui keberhasilan pengelolaan keuangan Bank terutama kondisi likuiditas, kecukupan modal dan profitabilitas yang dicapai dalam tahun berjalan maupun tahun sebelumnya;
b.      Untuk  mengetahui  kemampuan  Bank  dalam  mendayagunakan  semua  aset yang dimiliki dalam menghasilkan profit secara efisien.
               Di Indonesia ini banyak kita jumpai bank, baik bank milik negara, swasta pemerintah, atau yang lainnya. Salah satu unsur yang sangat diperhatikan oleh bank adalah kinerja bank tersebut, dengan kata lain yaitu masalah tingkat kesehatannya. Banyak para pemegang rekening giro, deposito ataupun tabungan ingin mengetahui tingkat kesehatan suatu bank  dimana ia menanamkan dananya. Untuk menilai tingkat kesehatan bank dapat dinilai dari beberapa indikator. Salah satu indikator utama yang dijadikan dasar penilaian adalah la poran keuangan bank yang bersangkutan. Berdasarkan laporan keuangan akan dapat dihitung sejumlah rasio keuangan yang lazim dijadikan dasar penilaian tingkat kesehatan bank. Analisis rasio keuangan memungkinkan manajemen untuk mengidentifikasikan perubahan - perubahan pokok pada trend  jumlah, dan hubungan serta alasan per ubahan tersebut. Hasil analisis laporan keuangan akan membantu mengi ntepretasikan berbagai hubungan serta kecenderungan yang dapat memberikan dasar pertimbangan mengenai potensi keberhasilan perusahaan di masa mendatang.
               Berdasarkan permasalahan di atas, maka penulis bermaksud untuk menganalisis dan mengetahui tingkat kesehatan salah satu bank di Indonesia yaitu Bank Pundi Indonesia.
1.2.       PERUMUSAN MASALAH
Adapun perumusan masalah di atas yaitu :
1.      Bagaimana mengetahui tingkat kesehatan Bank Pundi Indonesia pada tahun 2010-2013?
2.      Bagaimana menganalisis laporan keuangan Bank Pundi Indonesia pada tahun 2010-2013?
3.      Bagaimana menilai kinerja keuangan Bank Pundi Indonesia pada tahun 2010-2013?
1.3.       TUJUAN
Adapun tujuan dari makalah ini yaitu:
1.      Untuk mengetahui tingkat kesehatan Bank Pundi Indonesia pada tahun 2010-2013.
2.      Untuk menganalisis laporan keuangan Bank Pundi Indonesia pada tahun 2010-2013.
3.      Untuk menilai kinerja keuangan Bank Pundi Indonesia pada tahun 2010-2013.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1.       Gambaran Umum Bank Pundi Indonesia
               Pada tanggal 9 Agustus 1993 Perseroan mulai beroperasi sebagai Bank Umum di Jakarta berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No.673/KMK.017/1993 tanggal 23 Juni 1993 Tentang Pemberian Izin Usaha PT. Executive International Bank. Bank Pundi (d/h Bank Eksekutif) berkembang menjadi Perusahaan Terbuka setelah pada tanggal 22 Juni 2001 memperoleh Pernyataan Efektif dari Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) melalui surat No.S-1531/PM/2001 untuk melakukan Penawaran Umum Perdana sebanyak 277.500.000 saham dengan nominal Rp.100,- kepada Masyarakat dan mencatatkan saham tersebut di Bursa Efek Jakarta pada tanggal 13 Juli 2001 dengan kode saham BEKS.
Masuknya PT. Recapital Securities sebagai Pemegang Saham Pengendali Perseroan sebelumnya telah mendapatkan persetujuan Bank Indonesia melalui surat No.12/84/GBI/DPIP/Rahasia tanggal 29 Juni 2010. Demikian pula dengan perubahan nama Perseroan telah mendapatkan persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia melalui suratnya No.AHU-3740.AH.01.02 tanggal 28 Juli 2010 Tentang Akta Perubahan Anggaran Dasar Perseroan dan telah mendapatkan pengesahan pula dari Bank Indonesia melalui Keputusan Gubernur Bank Indonesia No.12-58-KEP.GBI/2010 tanggal 23 September 2010 Tentang Perubahan Penggunaan Izin Usaha Atas Nama PT. Bank Eksekutif Internasional, Tbk., menjadi Izin Usaha Atas Nama PT. Bank Pundi Indonesia, Tbk.
               Perubahan strategi bisnis ini selaras dengan konsep kesetaraan menuju kemakmuran dengan mengedepankan pemberdayaan Usaha Mikro serta Usaha Kecil dan Menegah (UKM) sesuai dengan konsep yang merupakan buah pemikiran dari Recapital Group, yaitu Rosan P.Roeslani dan Sandiaga S.Uno.

2.2.       Corporate Identity Bank Pundi Indonesia
               Pundi berarti tempat menyimpan uang (diambil dari bahasa Jawa). Bank Pundi menggunakan simbol yang mencerminkan jati diri Bank Pundi yang tertera pada unsur Brand Central Idea yang menjadi ciri khas Bank Pundi.
               Ketiga unsur tersebut terlihat pada gambar 2 (dua) individu yang bersalaman (kemitraan), warna simbol yang berbeda (keragaman) serta hasil pencapaian berupa senyuman (kemakmuran). Nama ini melambangkan kehadiran Bank Pundi sebagai bank yang terpercaya dan dekat dengan rakyat Indonesia untuk menjadi ‘pundi-pundi” yang mendukung keberdayaan dan kemakmuran rakyat dengan bisnis UKM dan Usaha Mikronya yang terus berkembang. Brand Pundi menempatkan diri sebagai “satu-satunya” brand yang memiliki pemahaman yang mendalam akan keberagaman masyarakat Indonesia dengan segala dinamika dan kebutuhan finansialnya yang berorientasi kepada pencapaian kemakmuran dan masa depan yang gemilang melalui sinergi kemitraan.

2.3.       Produk Bank Pundi Indonesia
Kredit Mikro dan Kredit Usaha Rakyat yang diberikan oleh Bank Pundi ada dalam beberapa paket-paket pinjaman permodalan, dari jumlah kecil, mulai dari Rp 5 juta.
Berikut ini adalah produk Kredit Mikro Bank Pundi :
1.      Kredit Mikro Pundi Pundi
2.      Kredit Mikro Pundi Perunggu
3.      Kredit Mikro Pundi Perak
4.      Kredit Mikro Pundi Emas
5.      Kredit Mikro KRK
6.      Kredit Mikro Pertanian
Kredit Usaha Menegah, paket yang dapat dipilih adalah :
1.      Kredit Pundi Emas
2.      Kredit Pundi KRK
3.      Kredit BerjangkaSebagai bank yang terus tumbuh, Bank Pundi mengembangkan Produk Pendanaan dan Penyaluran Kredit bagi masyarakat di Indonesia.
Produk Pendanaan yang dikembangkan, meliputi :
·        Produk Tabungan
·        Produk Deposito
·        Produk Giro bagi perorangan dan Korporat

2.4.       Analisis Laporan Keuangan Bank Pundi Indonesia
Berdasarkan Laporan keuangan Bank Pundi Indonesia, diperoleh beberapa data yaitu :
Tabel 2.1
Data Laporan Posisi Keuangan tahun 2010-2013
(dalam Jutaan Rupiah)

2010
2011
2012
2013
Total asset
1.561.622
5.993.039
7.682.938
9.003.124
Total Liabilitas
1.305.059
5.529.798
7.028.754
8.285.208
Total Ekuitas
256.563
463.241
654.184
717.916
Pendapatan Bunga
115.744
515.943
1.490.694
1.620.706
Laba Bersih/rugi bersih
(88.646)
(147.253)
46.865
96.272

               Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa total asset Bank Pundi Indonesia dari tahun 2010-2013 terus meningkat. Peningkatan signifikan terjadi dari tahun 2010-2011, dimana total asset pada tahun 2010 sebesar 1.561.622 (jutaan rupiah) dan di tahun 2011 sebesar 5.993.039 (jutaan rupiah). Peningkatan signifikan ini juga terjadi pada Total Liabilitas Bank Pundi Indonesia di tahun 2010-2011. Di tahun 2010 total liabilitas sebesar 1.305.059 (jutaan rupiah),meningkat sebesar 5.529.798 (jutaan rupiah) pada tahun 2011.
               Pendapatan Bunga juga mengalami peningkatan di tahun 2010 dan 2011 yang signifikan yaitu sebesar 115.744 (jutaan rupiah) dan 515.943 (jutaan rupiah). Namun, peningkatan ini tidak terjadi pada laba bersih Bank Pundi Indonesia. Di tahun 2011,terjadi kerugian yang cukup besar dibandingkan tahun 2010 yaitu 147.253 (jutaan rupiah). Tetapi, di tahun 2012 dan 2013, Bank Pundi Indonesia mampu memperoleh laba bersih sebesar 46.865 (jutaan rupiah) dan 96.272 (jutaan rupiah).

Tabel 2.2
Rasio Likuiditas Bank Pundi Indonesia tahun 2010-2013
(dalam jutaan rupiah)

2010
2011
2012
2013
AKTIVA LANCAR
1,240,295
5,454,369
7,199,452
8,369,954
UTANG LANCAR
1,170,135
5,367,162
6,830,819
8,075,191
NET WORKING CAPITAL
70,160
87,207
368,633
294,763
CURRENT RATIO
106.00%
101.62%
105.40%
103.65%

               Berdasarkan tabel di atas, rasio likuditas yang dihitung yaitu net Working Capital dan Current Ratio. Net Working Capital digunakan untuk menghitung berapa kelebihan aktiva lancar di atas utang lancar. Dapat di lihat pada tabel di atas, net Working Capital dari tahun 2010-2013 semakin meningkat. Menunnjukan kelebihan aktiva semakin banyak setelah dikurangi utang lancar. Pada tahun 2011-2012 terjadi peningkatan Net Working Capital yang signifikan yaitu dari 87,207 (jutaan rupiah) menjadi 368,633 (jutaan rupiah). Namun,ditahun 2013 terjadi penurunan sebesar 294,763 (jutaan rupiah).
               Sedangkan Current Ratio digunakan untuk menghitung berapa kemampuan perusahaan dalam membayar utang lancar dengan aktiva lancar yang tersedia. Di tahun 2010,Current Ratio Bank Pundi Indonesia berada pada nilai tertinggi yaitu 106.00%,yang artinya setiap Rp 100 utang lancar di jamin oleh Rp 106 aktiva lancar. Current Ratio yang terendah berada di tahun 2011 yaitu sebesar  101.62 %.

Tabel 2.3
Rasio Aktivitas Bank Pundi Indonesia di tahun 2010-2013
(dalam jutaan rupiah)

2010
2011
2012
2013
TOTAL UTANG
1,305,059
5,529,798
7,028,754
8,285,208
TOTAL ASSET
1,561,622
5,993,039
7,682,938
9,003,124
UTANG JANGKA PANJANG
134,924
162,636
197,935
210,017
MODAL SENDIRI
256,563
463,241
654,184
717,916
DEBT RATIO
83.57%
92.27%
91.49%
92.03%
DEBT TO EQUTY RATIO
52.59%
35.11%
30.26%
29.25%
DEBT TO TOTAL CAPITALIZATION
34.46%
25.99%
23.23%
22.63%

               Berdasarkan tabel di atas,rasio aktivitas yang dihitung yaitu Debt Ratio,Debt to Equity Ratio, dan Debt to Total Capitalization. Debt Ratio untuk mengukur jumlah aktiva perusahaan yang dibiayai oleh utang. Di lihat dari tabel, Debt Ratio dari tahun 2010-2013 mengalami fluktuasi namun cenderung meningkat. Debt Ratio tertinggi sebesar 92.27% di tahun 2011,artinya 92.27% total aktiva dibiayai oleh utang. Untuk Debt Ratio terendah berada di tahun 2010 sebesar 83.57%.
               Selanjutnya, Debt to Equity untuk menghitung perbandingan antara utang jangka panjang dengan modal sendiri. Dari tabel di atas, Debt to Equity Ratio Bank Pundi Indonesia dari tahun 2010-2013 cenderung menurun. Debt to Equity Ratio yang tertinggi di tahun 2010 sebesar 52.59% dan terendah sebesar 29.25% di tahun 2013.
               Rasio Debt to total Capitalization untuk mengukur berapa bagian utang jangka panjang yang terdapat di dalam modal jangka panjang perusahaan. Pada tabel di atas,rasio ini mengalami penurunan dari tahun 2010-2013. Hal ini disebabkan peningkatan utang jangka panjang,tidak sebesar peningkatan modal sendiri. Sehingga rasio ini menunjukan bahwa dari keseluruhan modal jangka panjang hanya sedikit yang terdiri dari utang jangka panjang.

Tabel 2.4
Rasio Profitabilitas Bank Pundi Indonesia tahun 2010-2013

2010
2011
2012
2013
LABA KOTOR
39,649
242,492
995,224
972,949
PENDAPATAN BUNGA
115,744
515,943
1,490,694
1,620,706
LABA OPERASIONAL
-156,323
-169,612
71,553
12,447
LABA BERSIH SESUDAH PAJAK
-88,646
-147,253
46,865
96,272
TOTAL AKTIVA
134,924
162,636
7,682,938
9,003,124
MODAL SENDIRI
256,563
463,241
654,184
717,916
GROSS PROFIT MARGIN
34.26%
47.00%
66.76%
60.03%
OPERATING PROFIT MARGIN
-135.06%
-32.87%
4.80%
0.77%
NET PROFIT MARGIN
-76.59%
-28.54%
3.14%
5.94%
 (dalam jutaan rupiah)








               Berdasarkan tabel di atas, rasio profitabilitas yang dihitung yaitu Gross Profit Margin, Operating Profit Margin, dan Net profit Margin. Gross Profit Margin untuk mengukur tingkat laba kotor dibandingkan dengan volume pendapatan bunga. Dari tabel Gross Profit Margin mengalami peningkatan dari tahun 2010-2012. Namun di tahun 2013 mengalami penurunan sebesar 60.03%,artinya jumlah laba kotor sebesar 60.03% dari volume penjualan.
               Rasio Operating Profit Margin untuk mengukur tingkat laba operasi dibandingkan pendapatan bunga. Dilihat dari tabel, Operating Profit Margin di tahun 2010 dan 2011 bernilai negative sebesar -135.06% dan -32.87%. namun, kembali bernilai positif di tahun 2012 dan 2013 sebesar 4,80% dan 0.77%. Hal ini menunjukan bahwa laba operasional yang dihasilkan dari pendapatan bunga hanya sebagian kecil.
               Selanjutnya, rasio Net Profit Margin untuk mengukur laba bersih sesudah pajak dibandingkan dengan volume penjualan. Pada tabel di atas, dapat diketahui Net Profit Margin dari tahun 2010-2013 terus mengalami peningkatan. Peningkatan tersebut dikarenakan pendapatan non operasional Bank Pundi Indonesia mengalami peningkatan setiap tahunnya.

2.5.   Analisis Rasio Kesehatan Bank pundi Indonesia dengan metode CAMEL
               Analisis CAMEL digunakan untuk menganalisis dan mengevaluasi kinerja keuangan bank umum di Indonesia. CAMEL merupakan kepanjangan dari Capital (C), Asset Quality (A), Management (M), Earning (E), Liability atau Liquidity (L). Analisis CAMEL diatur dalam Peraturan Bank Indonesia Nomor 6/10/PBI/2004 perihal sistem penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum. Penurunan tingkat kesehatan bank secara terus-menerus dapat menyebabkan terjadinya financial distressyaitu keadaan yang sangat sulit bahkan dapat dikatakan mendekati kebangkrutan.financial distress pada bank apabila tidak segera diselesaikan akan berdampak besar pada bank tersebut dengan hilangnya kepercayaan dari nasabah. Tingkat kesehatan bank merupakan salah satu faktor penting yang menunjukkan efektifitas dan efisiensi perbankan dalam rangka mencapai tujuannya.
               Taswan (2010:537) memberikan definisi tingkat kesehatan bank sebagai “hasil penilaian kualitatif atas berbagai aspek yang berpengaruh terhadap kondisi atau kinerja suatu bank melalui penilaian faktor permodalan, kualitas aset, manajemen, profitabilitas, likuiditas, dan sensitivitas terhadap risiko pasar”.Penilaian tingkat kesehatan bank berdasarkan ketentuan Bank Indonesia mencakup penilaian terhadap faktor-faktor CAMELS yang terdiri dari:
1.    Permodalan (Capital)
Penilaian pendekatan kuantitatif dan kualitatif faktor permodalan dilakukan melalui penilaian terhadap kecukupan pemenuhan Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) terhadap ketentuan yang berlaku. Melalui rasio ini akan diketahui kemampuan menyanggah aktiva bank terutama kredit yang disalurkan dengan sejumlah modal bank (Abdullah, 2003:60).
Predikat kesehatan bank dari segi CAR ditunjukkan dalam tabel berikut:

Tabel 1. Matriks Kriteria Peringkat Komponen Permodalan
Rasio
Peringkat
CAR ≥ 12%
1
9% ≤ CAR < 12%
2
8% ≤ CAR < 9%
3
6% < CAR < 8%
4
CAR ≤ 6%
5
(Sumber: SE BI No. 6/23/DPNP tahun 2004)

Adapun perhitungan CAR untuk Bank Pundi Indonesia yaitu :


2010
2011
2012
2013
Total Modal
256,563
463,241
654,184
717,916
ATMR
597,715
3,444,052
4,819,253
5,808,027
CAR
42.92%
13.45%
13.57%
12.36%

Berdasarkan tabel di atas,dapat diketahui bahwa CAR Bank Pundi Indonesia dari tahun 2010-2013 mengalami penurunan. Namun masih berada pada peringkat 1,nilai CAR ≥12%

2.    Asset Quality (ATTM)
Rasio ini mengukur kemampuan manajemen lembaga keuangan dalam menentukan besarnya aktiva tetap dan inventaris yang dimiliki bank yang bersangkutan terhadap modal. Semakin tinggi rasio ini artinya modal yang dimiliki bank kurang mencukupi dalam menunjang aktiva tetap dan inventaris sehingga kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah akan semakin besar. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
ATTM = (Aktiva Tetap + Inventoris)/ Modal. Adapun perhitungannya sebagai berikut :

2010
2011
2012
2013
AKTIVA TETAP
129,153
348,095
323,701
176,035
MODAL
256,563
463,241
654,184
717,916
ATTM
50.34%
75.14%
49.48%
24.52%

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa ATTM Bank Pundi Indonesia mengalami peningkatan dari tahun 2010-2011. Namun di tahun 2011-2013 mengalami penurunan mengindikasikan kondisi permasalahan seakin kecil.

3.    Manajemen (Management)
Penelitian Merkusiwati (2007) menggambarkan tingkat kesehatan bank dari aspek manajemen dengan rasio Net Profit Margin (NPM), alasannya karena seluruh kegiatan manajemen suatu bank yang mencakup manajemen umum, manajemen risiko, dan kepatuhan bank pada akhirnya akan mempengaruhi dan bermuara pada perolehan laba. Net Profit Margin dihitung dengan membagi Net Income atau laba bersih dengan Pendapatan Bunga.
Predikat kesehatan bank dari segi NPM ditunjukkan dalam tabel berikut:
Tabel 4 Matriks Kriteria Peringkat Komponen NPM
Rasio
Peringkat
NPM ≥ 100%
1
81% ≤ NPM < 100%
2
66% ≤ NPM < 81%
3
51% ≤ NPM < 66%
4
NPM < 51%
5
(Sumber: SE BI No. 6/23/DPNP tahun 2004)
Adapun perhitungan NPM Bank Pundi Indonesia yaitu:

2010
2011
2012
2013
EAT
-88,646
-147,253
46,865
96,272
PENDAPATAN BUNGA
115,744
515,943
1,490,694
1,620,706
NPM
-76.59%
-28.54%
3.14%
5.94%

Berdasarkan tabel di atas, Net Profit Margin Bank Pundi Indonesia dari tahun 2010-2013 mengalami peningkatan. Namun masih berada di peringkat 5,yang ditunjukan dengan nilai NPM <51%.



4.    Profitabilitas (Earnings)
Penilaian pendekatan kuantitatif dan kualitatif faktor profitabilitas bank antara lain dilakukan melalui penilaian terhadap komponen-komponen Return on Assets (ROA),Return on Equity (ROE), Net Interest Margin (NIM) atau Net Operating Margin(NOM), dan Biaya Operasional dibandingkan dengan Pendapatan Operasional (BOPO).
ROA digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh laba secara keseluruhan dari total aktiva yang dimiliki (Dendawijaya, 2009:118).
Predikat kesehatan bank dari segi ROA ditunjukkan dalam tabel berikut:
Tabel 5 Matriks Kriteria Peringkat Komponen ROA
Rasio
Peringkat
ROA > 1,5%
1
1,25% < ROA ≤ 1,5%
2
0,5% < ROA ≤ 1,25%
3
0 < ROA ≤ 0,5%
4
ROA ≤ 0%
5
(Sumber: SE BI No. 6/23/DPNP tahun 2004)
Adapun perhitungan ROA Bank Pundi Indonesia sebagai berikut :

2010
2011
2012
2013
EBT
-166,312
-171,575
68,220
102,429
RATA-RATA AKTIVA
2,274,410
6,773,850
10,679,458
9,003,124
ROA
-7.31%
-2.53%
0.64%
1.14%
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa pada tahun 2010-2011 ROA ≤0% dan berada di peringkat ke 5. Namun di tahun 2012-2013 ROA Bank Pundi Indonesia berada di peringkat ke 4 dengan nilai 0 < ROA ≤ 0,5%.

ROE mengindikasikan kemampuan bank dalam menghasilkan laba dengan menggunakan ekuitasnya. Kenaikan dalam rasio ini berarti terjadi kenaikan laba bersih dari bank yang bersangkutan dan selanjutnya kenaikan tersebut akan menyebabkan kenaikan harga saham bank (Dendawijaya, 2009:119)
Predikat kesehatan bank dari segi ROE ditunjukkan dalam tabel berikut:
Tabel 6 Matriks Kriteria Peringkat Komponen ROE
Rasio
Peringkat
ROE > 15%
1
12,5% < ROE ≤ 15%
2
5% < ROE ≤ 12,5%
3
0 < ROE ≤ 5%
4
ROE ≤ 0%
5
(Sumber: SE BI No. 6/23/DPNP tahun 2004)
Adapun perhitungan ROE Bank Pundi Indonesia yaitu :

2010
2011
2012
2013
EAT
-88,646
-147,253
46,865
96,272
EKUITAS
256,563
463,241
654,184
717,916
ROE
-34.55%
-31.79%
7.16%
13.41%

Berdasarkan tabel diatas,dapat diketahui bahwa ROE di tahun 2010-2011 berada di peringkat 5 dengan nilai ROE≤0%. Kemudian,di tahun 2012 nilai ROE meningkat dan menduduki peringkat 3 dengan nilai ROE sebesar 7.16%.Di tahun 2013 ROE kembali meningkat dengan nilai sebesar 13.41% dan berada di peringkat 2. Mengindikasikan kesehatan Bank Pundi Indonesia semakin baik.

Rasio NIM mengindikasikan kemampuan bank menghasilkan pendapatan bunga bersih dengan penempatan aktiva produktif (Taswan, 2009:167). Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengelola aktiva produktifnya untuk menghasilkan pendapatan bunga bersih. Pendapatan bunga bersih diperoleh dari pendapatan bunga dikurangi beban bunga. Semakin besar rasio ini maka meningkatnya pendapatan bunga atas aktiva produktif yang dikelola bank sehingga kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin kecil. Rasio ini dirumuskan sebagai berikut (SE BI No 3/30DPNP tanggal 14 Desember 2001):
NIM = Pendapatan Bunga Bersih/Aktiva ProduktifPredikat kesehatan bank dari segi NIM ditunjukkan dalam tabel berikut:

Tabel 7 Matriks Kriteria Peringkat Komponen NIM/NOM
Rasio
Peringkat
NIM > 3%
1
2% < NIM ≤ 3%
2
1,5% < NIM ≤ 2%
3
1% < NIM ≤ 1,5%
4
NIM ≤ 1%
5
(Sumber: SE BI No. 6/23/DPNP tahun 2004)
Adapun perhitungan NIM Bank Pundi Indonesia sebagai berikut :

2010
2011
2012
2013
PENDAPATAN BUNGA BERSIH
39,649
242,492
995,224
972,949
AKTIVA PRODUKTIF
1,137,413
5,207,423
6,908,890
8,139,184
NIM
3.49%
4.66%
14.40%
11.95%

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa, Net Interest Income Bank Pundi Indonesia mengalami peningkatan dari tahun 2010-2013. Net Interst Income berada pada peringkat 1 yang ditandai dengan nilai NIM>3%. Hal ini menunjukan tingkat kesehatan atau kondisi Bank semakin baik.

BOPO digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasinya (Dendawijaya, 2009:120). Semakin tingga rasio ini menunjukkan semakin tidak efisien biaya operasional bank. Predikat kesehatan bank dari segi BOPO ditunjukkan dalam tabel berikut:
Tabel 8. Matriks Kriteria Peringkat Komponen BOPO
Rasio
Peringkat
BOPO ≤ 94%
1
94% < BOPO ≤ 95%
2
95% < BOPO ≤ 96%
3
96% < BOPO ≤ 97%
4
BOPO > 97%
5
(Sumber: SE BI No. 6/23/DPNP tahun 2004)


Adapun perhitungan BOPO Bank Pundi Indonesia sebagai berikut :

2010
2011
2012
2013
BIAYA OPERASIONAL
118,792
520,005
854,040
970,473
PENDAPATAN OPERASIONAL
66,679
320,022
1,098,206
1,084,061
BOPO
178.16%
162.49%
77.77%
89.52%

Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa pada tahun 2010-2011 BOPO berada di peringkat 5 dengan nilai BOPO>97%. Namun peningkatan BOPO terjadi secara signifikan pada tahun 2012-2013,sehingga berada di peringkat 1 dengan nilai BOPO≤94%. Hal ini menunjukan semakin efesiennya biaya operasional Bank Pundi Indonesia.
5.    Likuiditas (Liquidity)
Penilaian pendekatan kuantitatif dan kualitatif faktor likuiditas bank dilakukan melalui penilaian terhadap komponen Loan to Deposit Ratio (LDR).
LDR menunjukkan seberapa jauh kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya (Dendawijaya, 2009:116).
Predikat kesehatan bank dari segi LDR ditunjukkan dalam tabel berikut:
Tabel 9. Matriks Kriteria Peringkat Komponen LDR
Rasio
Peringkat
LDR ≤ 75%
1
75% < LDR ≤ 85%
2
85% < LDR ≤ 100%
3
100% < LDR ≤ 120%
4
LDR > 120%
5
(Sumber: SE BI No. 6/23/DPNP tahun 2004)

Adapun perhitungan LDR Bank Pundi Indonesia sebagai berikut :

2010
2011
2012
2013
TOTAL KREDIT
612,751
3,554,336
5,654,001
6,778,775
TOTAL DANA PIHAK KETIGA
321,343
3,337,893
5,358,287
6,552,710
LDR
190.68%
106.48%
105.52%
103.45%





Berdasarkan tabel tersebut,diketahui bahwa di tahun 2010 LDR Bank Pundi Indonesia masih berada di peringkat 5 dengan nilai sebesar 190.68%. Namun dari tahun 2011-2013 LDR Bank Pundi Indonesia naik ke peringkat 4 dengan nilai 100% < LDR ≤ 120%. Hal ini menunjukan bahwa kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan semakin membaik.

BAB III
PENUTUP
3.1.       KESIMPULAN
Adapun kesimpulan dari analisis laporan keuangan dan rasio kesehatan Bank Pundi Indonesia adalah sebagai berikut :
1.      Berdasarkan perhitungan Rasio Likuiditas, Net Working Capital Bank Pundi Indonesia dari tahun 2010-2013 semakin meningkat. Menunnjukan kelebihan aktiva semakin banyak setelah dikurangi utang lancar. Namun Current ratio Bank Pundi Indonesia mengalami fluktuasi. Menunjukan terjadinya peningkatan dan penurunan kemampuan perusahaan dalam membayar utang lancar dengan aktiva lancar yang tersedia.
2.      Berdasarkan perhitungan Rasio Aktivitas, Debt Ratio dari tahun 2010-2013 mengalami fluktuasi namun cenderung meningkat. Menunjukan terjadinya penuurunan dan peningkatan jumlah aktiva perusahaan yang dibiayai oleh utang. Selanjutnya, Rasio Debt to Equity untuk menghitung perbandingan antara utang jangka panjang dengan modal sendiri. Debt to Equity Ratio Bank Pundi Indonesia dari tahun 2010-2013 cenderung menurun. Rasio Debt to total Capitalization untuk mengukur berapa bagian utang jangka panjang yang terdapat di dalam modal jangka panjang perusahaan. Rasio ini mengalami penurunan dari tahun 2010-2013. Hal ini disebabkan peningkatan utang jangka panjang,tidak sebesar peningkatan modal sendiri
3.      Berdasarkan perhitungan Rasio Profitabilitas, Gross Profit Margin mengalami peningkatan dari tahun 2010-2012. Namun di tahun 2013 mengalami penurunan. Menunjukan terjadinya peningkatan dan penurunan tingkat laba kotor dibandingkan dengan volume pendapatan bunga. Selanjutnya, Operating Profit Margin Bank Pundi Indonesia mengalami fluktuasi. Hal ini menunjukan bahwa laba operasional yang dihasilkan dari pendapatan bunga hanya sebagian kecil. Net Profit Margin dari tahun 2010-2013 terus mengalami peningkatan. Peningkatan tersebut dikarenakan pendapatan non operasional Bank Pundi Indonesia mengalami peningkatan setiap tahunnya.
4.      Berdasarkan analisis Rasio CAMEL untuk penilaian kesehatan Bank Pundi Indonesia,maka dengan menghitung rasio CAR, ATTM, NPM, ROA, ROA, BOPO, dan LDR. Bank Indonesia dalam kondisi yang tidak sehat di tahun 2010-2011,kemudian di tahun 2012-2013 dalam kondisi yang cukup sehat.

3.2.       SARAN
Adapun beberapa saran yang di ajukan yaitu :
1.      Untuk penelitian selanjutnya sebaiknya ada penelitian dengan menambah periode waktu agar benar-benar mencerminkan tingkat kesehatan bank dalam berbagai kondisi perekonomian dan perkembangan/kemajuan dengan tahun-tahun sebelumnya khususnya bagi bank dengan kategori bermasalah.
2.      Untuk penelitian selanjutnya juga diharapkan untuk melakukan  penilaian  Tingkat  Kesehatan  Bank  secara  individual dengan  menggunakan  pendekatan  risiko  (Risk-based  Bank  Rating)  sebagaimana dimaksud  dalam  Pasal  2  ayat  (3) PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 13/ 1 /PBI/2011 TENTANG PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK UMUM,  dengan  cakupan  penilaian  terhadap  faktor-faktor sebagai berikut: 
a.  Profil risiko (risk profile);
b.  Good Corporate Governance (GCG);
c.  Rentabilitas (earnings)

d.  Permodalan (capital)
 

BLUE BUTTERFLY Copyright © 2010 Design by Ipietoon Blogger Template Graphic from Enakei | web hosting