Jumat, 04 Juli 2014

MAKALAH SEMINAR MANAJEMEN KEUANGAN

Posted by Rivy at 14.53
Pengaruh Risiko Sistematis dan Likuiditas Terhadap Tingkat Pengembalian Saham Badan-Badan Usaha yang Go-Public di Bursa Efek Jakarta pada Tahun 1999

PENDAHULUAN
Pada umumnya hampir semua investasi mengandung unsur ketidakpastian atau resiko. Investor tidak tahu dengan pasti hasil yang akan diperolehnya dari investasi yang dilakukan. Dalam keadaan semacam itu dikatakan bahwa investor tersebut menghadapi resiko dalam investasi yang dilakukannya. Yang bisa ia lakukan adalah memperkirakan berapa keuntungan yang diharapkan dari investasinya, dan seberapa jauh kemungkinan hasil yang sebenarnya nanti akan menyimpang dari hasil yang diharapkan. Karena investor menghadapi kesempatan investasi yang beresiko, pilihan investasi tidak dapat hanya mengandalkan pada tingkat keuntungan yang diharapkan. Apabila investor mengharapkan untuk memperoleh tingkat keuntungan yang tinggi, maka ia harus bersedia menanggung resiko yang tinggi juga.
Pada investasi dalam bentuk saham di pasar modal, tingkat pengembalian setiap saham dapat tidak  sama karena besarnya dividen kas dan keuntungan atau kerugian dalam menjual setiap saham berbeda. Oleh karena itu, dalam melakukan investasi, investor seharusnya mempertimbangkan secara matang mengenai beberapa hal yang sangat penting dalam pengambilan keputusan investasi yang dilakukannya, yaitu berapa tingkat pengembalian yang diharapkannya, berapa besar resiko yang harus ditanggungnya dan berapa kelikuiditas investasi tersebut.
Pada dasarnya investor akan selalu memperhitungkan besarnya resiko saham, dalam hal ini resiko saham yang dapat dieliminasi dengan diversifikasi oleh investor adalah resiko sistematis sebagai variabel penentu tingkat pengembalian saham yang diharapkannya, karena resiko saham yang tinggi akan memberikan tingkat pengembalian saham yang tinggi, demikian pula sebaliknya. Namun sebenarnya ada variabel penentu lain yang juga akan mempengaruhi tingkat pengembalian saham, yaitu likuiditas saham yang dapat diukur dengan menggunakan bid-ask spread.
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
Menurut Bodie (1998) pengertian tingkat pengembalian investasi adalah penghasilan yang diperoleh selama periode investasi per sejumlah dana yang diinvestasikan. Secara praktis, tingkat pengembalian suatu investasi adalah persentase penghasilan total selama periode inventasi dibandingkan harga beli investasi tersebut. Apabila harga jual suatu sekuritas melebihi harga belinya maka terjadilah  capital gain.  Demikian sebaliknya, apabila harga jual lebih kecil daripada harga beli maka terjadilah  capital loss. Dapat dikatakan bahwa pendapatan yang diperoleh investor dari saham merupakan pendapatan yang tidak tetap baik itu pendapatan yang berasal dari capital gain maupun dividen. Dikatakan tidak tetap karena jumlah capital gain yang diperoleh bergantung pada transaksi jual beli yang terjadi di pasar, sedangkan besarnya dividen yang dibagikan dipengaruhi oleh laba dan kebijakan badan usaha.
Selanjutnya Bodie (1998) menguraikan bahwa selisih antara tingkat pengembalian yang diharapkan dengan tingkat bebas resiko (risk free rate) yang dikenal dengan  risk premium dapat berubah-ubah karena pengaruh berbagai faktor yang mempengaruhi risk free rate. Apabila risk free rate berubah maka risk premium juga akan berubah. Variabel-variabel yang mempengaruhi risk premium inilah yang nantinya dikenal sebagai resiko investasi.
Sharpe, Alexander dan Bailey (1999) menyatakan bahwa tingkat pengembalian yang diharapkan dari suatu saham  akan dipengaruhi oleh dua karakter dasar, yaitu resiko sistematis dan likuiditas saham. Risiko sistematis (Hearth dan Zaima, 1995) merupakan resiko yang berasal dari faktor-faktor yang mempengaruhi perusahaan secara langsung, seperti ketidakpastian kondisi ekonomi (gejolak kurs tukar mata uang, tingkat inflasi dan tingkat suku bunga yang tidak menentu) dan ketidakpastian politik. Hal ini berarti kinerja saham suatu badan usaha dipengaruhi oleh kondisi yang terjadi dalam perekonomian negara dan perubahan pasar. Dengan kata lain, tingkat pengembalian saham dipengaruhi oleh perubahan faktor-faktor di luar kendali manajemen suatu badan usaha, dan setiap saham memiliki kepekaan yang berbeda terhadap kondisi pasar tersebut.
Jadi satu-satunya resiko yang relevan dan mencerminkan resiko dalam investasi  surat berharga adalah resiko yang tidak bisa dieliminasi, yaitu resiko sistematis yang dilambangkan dengan symbol beta (b). Secara teoritis, ukuran resiko relevan (resiko sistematis) yang paling tepat untuk  surat berharga adalah kovarian surat berharga tersebut terhadap surat-surat berharga lain yang termasuk dalam portfolio pasar. Rumusan resiko sistematis menurut Bodie (1998) sebagai berikut:
Covar (Rj,Rm)
bj = 
Var (Rm)
dimana:
bj =  risiko sistematis
Covar (Rj,Rm) = kovarian tingkat pengembalian saham terhadap tingkat pengembalian pasar
Var (Rm) = varian tingkat pengembalian pasar


dimana:


E(ri)  : tingkat pengembalian saham yg diharapkan
rf  : tingkat bebas risiko
bi :risiko sistematis
E(rm) : tingkat pengembalian pasar yang diharapkan
f (ci) : fungsi dari biaya transaksi




HIPOTESA
Berdasarkan uraian di atas, dengan model regresi diduga terdapat hubungan yang signifikan antara risiko sistematis dan likuiditas saham yang diukur dengan besarnya bid–ask spread terhadap tingkat pengembalian saham. Dari perhitungan awal terhadap  lima sampel, diduga bahwa korelasi antara risiko sistematis dengan tingkat pengembalian saham lebih besar daripada korelasi antara likuiditas saham dengan tingkat pengembalian saham.
METODE PENELITIAN DAN DATA
Penelitian ini merupakan penelitian riset konklusif yang bersifat deskriptif dengan populasi penelitian meliputi seluruh saham badan usaha  yang go public di PT BEJ. Kriteria sampel adalah saham badan-badan usaha yang secara konsisten tergolong dalam LQ 45 sebagai saham yang teraktif di PT BEJ selama periode Januari–Desember 1999.Metode sampling digunakan  non-probability sampling  dengan teknik pengambilan sampel purposive sampling yang menghasilkan sample sebanyak 33 sampel. Data yang diperlukan  merupakan data sekunder yang tersedia di PT BEJ berupa daftar harga saham resmi harian yang telah disesuaikan (adjusted  price), data IHSG harian, data SBI bulanan selama periode Januari-Desember 1999, data bid-price harian dan data ask-price harian. Untuk pengumpulan dan perhitungan data secara bulanan, jumlah hari akan disesuaikan dengan jumlah hari perdagangan PT BEJ, jadi dalam setiap bulan jumlah hari bisa tidak sama.
PENGUKURAN KONSEP
Aras pengukuran konsep yang digunakan dalam penelitian ini merupakan aras rasio dengan pola hubungan sebab-akibat, dimana terdapat dua jenis variabel, yaitu variable tidak bebas dan variabel bebas. Variabel tidak bebas (y) adalah rata-rata tingkat pengembalian saham bulanan, sedangkan variabel bebas pertama (x1) adalah rata-ratarisiko sistematis bulanan, dan variabel bebas kedua (x2) adalah rata-rata likiduitas saham bulanan yang diukur dengan besarnya bid-ask spread.
Pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan uji regresi linear dengan bantuan Microsoft Excel. Penerapan uji regresi linear bertujuan untuk:
1.  Melakukan prediksi terhadap nilai tingkat pengembalian saham. Model persamaan yang digunakan sebagai berikut:
Y = a + b x1 + c x2


dimana:


y =rata-rata tingkat pengembalian saham bulanan
a  =konstanta
b  =koefisien regresi pertama
c  =koefisien regresi kedua
x1=rata-rata risiko sistematis bulanan
x2=rata-rata likuiditas saham bulanan


Dari rumus di atas dapat diketahui pengaruh positif atau negatif dari resiko
sistematis dan likuiditas saham terhadap tingkat pengembalian saham.
2.  Melihat seberapa besar proporsi resiko sistematis dan likuiditas saham dalam
mempengaruhi tingkat pengembalian saham. Untuk itu digunakan koefisien korelasi berganda yang  akan mengukur keeratan hubungan (korelasi) antara tingkat pengembalian saham dengan resiko sistematis dan likuiditas saham. Kemudian dilanjutkan dengan koefisien determinasi (R2) yang menunjukkan besarnya persentase sumbangan resiko sistematis dan likuiditas saham terhadap variasi naik turunnya tingkat pengembalian saham. Pada pengolahan data ini digunakan software SPSS 10.0 for Windows.
3.  Menguji kebenaran pengaruh resiko sistematis dan likuiditas saham terhadap tingkat pengembalian saham. Dilakukan dua pengujian: (1)  pengujian koefisien regresi secara individual dengan uji t dua arah, dan (2) pengujian koefisien regresi secara bersama-sama dengan uji F.
PERHITUNGAN TINGKAT PENGEMBALIAN SAHAM, RISIKO SISTEMATIS, DAN BID - ASK SPREAD
Besarnya tingkat pengembalian saham dapat dihitung dengan rumusan sebagai berikut:           
Karena dalam penelitian ini digunakan tingkat pengembalian saham diatas tingkat suku bunga bebas risiko (excess return), maka hasil perhitungan tingkat pengembalian  saham diatas harus dikurangkan dengan tingkat suku bunga yang ditetapkan oleh Bank Indonesia (SBI) sesuai dengan kurun waktunya. Hasil perhitungan excess return dari tiga puluh tiga sampel selama periode Januari–Desember 1999 dapat dilihat pada Tabel 1.
Nilai resiko sistematis dapat dihitung dengan rumus (b). Untuk mendapatkan nilai risiko sistematis terlebih dahulu perlu dihitung tingkat pengembalian saham harian dan tingkat pengembalian pasar harian yang telah dikurangkan dengan tingkat suku bunga yang bebas resiko. Hasil tersebut masing-masing kemudian dikurangkan dengan rata-rata hariannya sehingga akan diperoleh deviation stocks dan deviation market secara harian pula yang akan dikuadratkan untuk memperoleh squared deviation untuk saham dan pasar dan dihitung rata-rata hariannya selama satu bulan. Langkah selanjutnya adalah mengalikan deviation stocks harian dengan  deviation market harian untuk memperoleh product of deviation secara harian yang juga akan dihitung rata-rata hariannya selama satu bulan.
Tahap terakhir adalah membagi kovarian tingkat pengembalian saham terhadap tingkat pengembalian pasar (diperoleh dari pembagian jumlah hari perdagangan dalam sebulan dengan jumlah hari perdagangan dalam sebulan dikurangi satu, kemudian dikalikan dengan rata-rata harian dari  product of deviation) dengan varian tingkat pengembalian pasar (diperoleh dari pembagian jumlah hari perdagangan dalam sebulan dengan jumlah hari perdagangan dalam sebulan dikurangi satu, kemudian dikalikan dengan rata-rata harian squared deviation dari pasar). Hasil perhitungan resiko sistematis dari tiga puluh tiga sampel selama periode Januari–Desember 1999 dapat dilihat pada Tabel 2.
Besarnya bid–ask spread suatu saham dapat dihitung dengan menggunakan rumus (2). Langkah selanjutnya adalah mencari rata-rata  bid–ask spread harian dan bulanan untuk masing-masing saham. Perhitungan bid–ask spread dari tiga puluh tiga sampel selama periode Januari–Desember 1999 dapat dilihat pada Tabel 3.
HASIL UJI REGRESI: MEMPREDIKSIKAN NILAI TINGKAT PENGEMBALIAN SAHAM
Dengan regresi berganda diperoleh model yang memprediksikan tingkat pengembalian saham dengan variabel bebas risiko sistematis (x1)  dan liqiditas saham (x2) sebagai berikut:
y  =  - 0,299  +  0,422  x1 +  0,028 x 2
Dari persamaan diatas terlihat rata–rata risiko sistematis bulanan dan rata–rata bid–ask spread bulanan berpengaruh positif terhadap rata-rata tingkat pengembalian saham bulanan. Jadi tingkat risiko sistematis dan  bid–ask spread yang tinggi mempunyai kecenderungan menyebabkan tingkat pengembalian yang diharapkan oleh investor juga akan tinggi. Dari kedua variable tersebut terlihat bahwa rata-rata risiko sistematis bulanan mempunyai pengaruh lebih besar terhadap pengembalian yang diharapkan investor dibandingkan rata–rata bid–ask spread bulanan.Koefisien korelasi (r) sebesar 0,62 menunjukkan hubungan yang cukup erat antara rata-rata tingkat pengembalian saham bulanan dengan rata–rata risiko sistematis bulanan  dan rata–rata bid–ask spread bulanan selama periode Januari–Desember 1999.
Besarnya persentase sumbangan rata-rata risiko sistematis bulanan dan rata–rata likuiditas bulanan terhadap rata–rata tingkat pengembalian saham bulanan dapat dilihat dari koefisien determinasi (R2) sebesar 0,38. Angka tersebut menunjukkan bahwa sekitar 38% rata-rata tingkat pengembalian saham bulanan dapat dijelaskan oleh variabel rata– rata risiko sistematis bulanan dan rata–rata  bid–ask spread bulanan periode Januari– Desember 1999. Sedangkan sisanya (62%) dijelaskan oleh faktor-faktor lainnya seperti perilaku pasar, makro ekonomi, situasi sosial-politik, dan kebijakan pemerintah.
PENGUJIAN SIGNIFIKANS KOEFISIEN REGRESI: TINGKAT PENGEMBALIAN SAHAM
1.      Pengujian Koefisien Regresi Secara Individual
Pengujian koefisien regresi secara individual dilakukan untuk mengetahui apakah rata-rata tingkat pengembalian saham bulanan benar–benar dipengaruhi secara signifikan oleh rata–rata risiko sistematis bulanan dan rata–rata bid–ask spread bulanan.
Pengujian menggunakan uji t dua arah dengan hipotesis sebagai berikut:
Ho: b = 0  (variabel bebas tidak mempengaruhi variabel tidak bebas)
H1:b ¹ 0  (variabel bebas mempengaruhi variabel tidak bebas)
Dengan ketentuan jika Ho diterima maka variabel tidak signifikan dan jika Ho ditolak (H1 diterima) maka variabel signifikan. Adapun hasil pengujian ditunjukkan dalam Tabel 4 berikut:
Dari Tabel 4 diketahui bahwa rata–rata risiko sistematis bulanan dan rata–rata bid–ask spread bulanan berpengaruh secara signifikan terhadap rata-rata tingkat pengembalian saham bulanan. Jadi Ho ditolak.
2.      Pengujian Koefisien Regresi Secara Bersama-sama
Pengujian koefisien regresi secara bersama-sama dilakukan untuk mengetahui apakah risiko sistematis dan likuiditas saham secara bersama-sama benar-benar mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap tingkat pengembalian saham.
Dengan uji F hipotesis yang diajukan adalah:
Ho:  b1= b2= b3
H1:  b1¹ b2' b3
dengan ketentuan jika Ho diterima maka variabel tidak signifikan dan jika Ho ditolak maka variabel signifikan. Hasil disajikan dalam Tabel 5 berikut:
Dari uji F terbukti bahwa rata–rata risiko sistematis bulanan dan rata–rata bid–ask spread bulanan secara bersama–sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap rata-rata tingkat pengembalian saham bulanan, jadi Ho ditolak.
KESIMPULAN
1.      Secara bersama-sama faktor risiko sistematis dan likuiditas yang diukur dengan besarnya bid-ask spread  mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap tingkat pengembalian saham dari badan-badan usaha yang go public di Indonesia.
2.      Secara individu faktor risiko sistematis dan likuiditas yang diukur dengan besarnya bid-ask spread masing-masing juga mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap tingkat pengembalian saham dari badan-badan usaha yang go public di Indonesia.
3.      Risiko sistematis lebih mempengaruhi tingkat pengembalian suatu saham
dibandingkan dengan likuiditas yang diukur dengan besarnya bid-ask spread.
4.      Faktor-faktor lain seperti perilaku pasar, makro ekonomi, situasi sosial-politik, dan kebijakan pemerintah juga ikut mempengaruhi tingkat pengembalian saham.

SARAN

Penelitian selanjutnya perlu dilakukan dengan rentang waktu yang lebih panjang atau lebih dari satu tahun untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat mengenai pengaruh risiko sistematis dan likuiditas saham yang diukur dengan  bid–ask spread terhadap tingkat pengembalian saham. Disamping itu, variable yang diteliti juga perlu diperluas seperti likuiditas saham yang bukan hanya dapat diukur dari  bid–ask spread melainkan juga dari volume perdagangan saham atau komisi penjualan.

0 comments:

Posting Komentar

 

BLUE BUTTERFLY Copyright © 2010 Design by Ipietoon Blogger Template Graphic from Enakei | web hosting