Senin, 24 Desember 2012

MASALAH STRUKTURAL KEDUA : INFRASTRUKTUR FISIK

Posted by Rivy at 13.59

4. INFRASTRUKTUR DISTRIBUSI ENERGI ( GAS )

           Terkait dengan soal kelistrikan, Indonesia kini tengah mengalami krisis energi. Masih juga banyak diantara kita yang memahami bahwa Indonesia secara neto sudah bukan merupakan negara produsen, melainkan konsumen alias pengimpor minyak. Karena itu, pula Indonesia merasa sudah waktunya keluar dari OPEC, dikarenakan status Indonesia bukan sebagai “ eksportir utama” lagi. Untuk memenuhi kebutuhan nasional saja Indonesia sudah sangat kesulitan meskipun Indonesia memiliki cadangan gas terbesar diASEAN dan didunia.
Berikut tabel Sumber Daya Energi di Indonesia,sebagai gambaran keadaan Energi di Indonesia :

Tabel 111-27
Potensi Sumber Daya Energi Indonesia
No
Sumber
Energi
Potensi
Potensi
dunia
Cadangan terbukti
Produksi
( Tahun )
Keterangan
1
Minyak Bumi
321 miliar barel
1.2%
5 miliar
500 juta barel
Habis dalam 10 tahun ekspor
2
Gas Bumi
507 TSCF
3,3%
90 TSCF
3 TCF
Habis dalam 30 tahun untuk ekspor
3
Batubara
50 miliar ton
3%
5 miliar ton
100 juta ton
Habis dalam 50 tahun untuk ekspor
4
Tenaga Air
75 ribu MW
0,02%
75 ribu MW
4200 MW
Sulit untuk pengembangan skala besar,domestik
5
Panas Bumi
27 ribu MW
405
2,305 MW
807 MW
Sebagai energi terbarukan, dapat dikonsumsikan dalam jangka waktu yang cukup lama

         Namun baik minyak, batu bara, dan gas lambat launpasti akan habis. Sementara kehidupan yang memerlukan energi akan terus berjalan. Cepat atau lambat harus dicari sumber-sumber energi  baru untuk menghadapi tuntutan kehidupan masa depan yang takkan terlepas dari persoalan pasokan energi. Sebenarnya bukan hanya Indonesia, tetapi dunia kini tengah terancam serius oleh kelangkaan energi  ( atau minimal krisis lonjakan harga energi ) karena sumber daya energi fosil yang selama ini diandalkan kian terbatas cadangannya. Bagi Indonesia,kemungkinan habisnya sumber energi fosil itu bagaikan sudah dipelupuk mata ( lihat Tabel 111-27 ).
           Minyak, meskipun harganya kian mahal dan pasokannya kian terbatas, paling tidak dalam jangka pendek akan tetap daindalkan sebagai sumber energi utama. Khusunya untuk bahan bakar dalam berbagai kegiatan transportasi serta untuk ekspor. Oleh sebab itu, dalam jangka menengah dan panjang, tampaknya gas akan sebagai sumber energi utama didalam negeri. Hal ini terbukti dengan adanya program pemerintah untuk mengonversikan pemakaian minyak tanah dikalangan masyarakat segala lapisan dengan pemakaian gas.  
           Terkait dengan kian diutamakannya gas sebagai energi nasional utama, maka efisiensi pengadaan dan pemnyaluran gas kian penting, dan sejalan dengan itukian penting pula infrastruktur distribusi gas. Sisitem distribusi yang efisien akan banyak menghemat biayasehingga dapat menekan harga dipasaran. Sejauh ini, jaringan transmisi gas di Indonesia sepanjang 1300 km dan jaringan distribusi gas 2600 km, namun hanya untuk keperluan ekspor. Jaringan transmisi dan distribusi yang tak sampai 4000 km akan sangat minim dengan potensi dan kebutuhan nasional akan gas. Padahal Indonesia memiliki ladang-;ladang gas dan fasilitas pengelolaan memungkinkan Indonesia menjadi produsen LNG terbesar didunia.
            Seandainya saja bisa dibangun infrastruktur distribusi gas berskala nasional, sehingga tiap rumah tangga, restoran, dan pemakai lainnya terhubung dengan jaringan pipa gas nasional itu, maka harga gas yang tersedia akan begitu murahnya, dan besarnya kontribusi ketersediaan energi murah itu bagi produktivitas nasional. Selama ini, urusan gas lebih dipusingkan oleh penyediaan tabung gas, pengangkutan dari depot pengisian ketituk-titik distribusi, dan biaya transportasinya kalau dihitung-hitung pada daerah terpencil akan lebih mahal daripada kandungan gasnya sendiri.
           

0 comments:

Posting Komentar

 

BLUE BUTTERFLY Copyright © 2010 Design by Ipietoon Blogger Template Graphic from Enakei | web hosting