ILMU
EKONOMI
Dalam memenuhi seluruh
kebutuhan manusia yang tidak terbatas, selalu ditemui kendala (keterbatasan).
Kendalanya adalah sumberdaya yaitu berupa uang, modal, teknologi, pendidikan,
keahlian, kekeayaan alam, dan lain – lain. Ilmu ekonomi adalah ilmu yang
mempelajari upaya manusia baik secara individu mauun masyarakat dalam
menentukan pilihan – pilihan terhadap sumberdaya yang terbatas jumlahnya untuk
memenuhi kebutuhan yang tidak terbatas jumlahnya.
Kelangkaan dan pilihan
a.
Sebuah barang dikatakan langka jka
jumlah keinginan terhadap suatu barang lebih besar dari pada jumlah yang
tersedia.
b.
Barang ekonomi adalah barang yang jumlah
permintaannya lebih banyak dibandingkan jumlah barang yang tersedia.barang
ekonomi merupakan barang yang mempunyai nilai ( harga ).
c.
Sedangkan barang bebas adalah barang
yang jumlah persediaanya lebih banyak dibandingkan permintaanya. Barang bebas
ini karena jumlahnya sangat banyak , tidak ada harga ( nilai ).
d.
Opportunity cost adalah biaya hilangnya
kesempatan.
Masalah ekonomi
a.
Masalah – masalah ekonomi adalah :
1. Barang
dan jasa apa yang akan dihasilkan ( what )
Untuk mengetahuinya, terlebih dahulu
melihat apa yang menjadi kebutuhanyang mendesak oleh masyarakat. Jika banyak
masyarakat yang membutuhkan, maka produksilah barang tersebut. Karena dengan
memproduksi barang yang sangat dibutuhkan masyarakat tersebut, berarti sebagian
besar keinginan masyarakat terpenuhi.
2. Bagaimana
barang dan jasa tersebut dihasilkan ( how )
Masalah ini menyangkut cara atau tehnik
untuk memeanfaatkan sumberdaya sedikit mungkin untuk memproduksi barang yang
dibutuhkan. Dengan ditemukannya tehnik – tehnik khusus untuk membuat barang dan
jasa dengan memaanfaatkan jumlah sumberdaya yang lebih sedikit. Dengan
demikianjumlah sumberdaya yang terbatas tadi tidak akan semakin cepat habis.
3. Untuk
siapa barang dan jasa tersebut dihasilkan ( for whom )
Hal ini menyangkut pembagian barang –
barang yang ada. Ada barang yang khusus anak – anak, dan ada pula yang khusus
untuk orang dewasa.
EKONOMI MAKRO
Dalam teori ekonomi makro perilaku – perilaku
individu tadi digabung menjadi satu, atau secara agregat ( keseluruhan ). Pada
teori ekonomi makro yang menjadi perhatian adalah tingkat inflasi,
pengangguran, neraca pembayaran, dan pertumbuhan ekonomi. Teori ekonomi diajarkan
agar kita dapat mengetahui permasalahan – permasalahan ekonomi makro dan
menganalisisnya sehinga dapat mengambil kebijakan – kebijakan makro yang dapat
menyelesaikan permasalahan ekonomi nasional
Ada empat masalah ekonomi secara garis besar yaitu :
a.
Masalah kestabilan harga ( inflasi )
Inflasi
adalah kenaikan harga secara umum yang terjadi secara terus menerus. Inflasi
menjadi masalah karena hal ini menyangkut dayabeli masyarakat suatu Negara.
Jika harga umum mengalami kenaikan ( inflasi ) tetapi tidak diimbangi dengan
pendapatan perkapita, maka jelas daya beli masyarakat menjadi sangat berkurang.
Jika daya beli semakin berkurang berarti Negara tersebut menjadi bertambah
miskin.
b.
Masalah pengangguran
Pengangguran
( unemployment) yakni kelompok angkatan kerja yang belum mendapatkan pekerjaan.
Dampak pengangguran terhadap perekonomian dan kehidupan social adalah :
1. Menurunkan
aktivitas perekonomian
2. Menurunkan
pertumbuhan ekonomi dan pendapatan perkapita
3. Meningkatkan
biaya social
4. Menurunkan
tingkat keterampilan
5. Menurunkan
penerimaan Negara
c.
Masalah keseimbangan neraca pembayaran
Jika
Negara memilki kondisi yang surplus berarti Negara itu memiliki cadangan devisa
yang besar. Cadangan ini digunakan untuk kegiatan transaksi perdagangan luar
negeri. Cadangan dapat diperbesar dengan berbagai macam cara yaitu :
1. Melakukan
ekspor,semakin besar ekspor maka cadangan negara itu semakin besar
2. Mengundang
investor asing agar mau melakukan investasi. Kelebihannya adalah meningkatkan
produksi dan mengurangi angka pengangguran. Kekurangannya adalah investasi
asing ini tidak dapat selalu tetap disuatu Negara.
3. Melakukan
pinjaman luar negeri. Pemanfaatan utang luar negeri secara bijak sangat berarti
bagi suatu Negara, karena dengan demikian pengangguran berkurang, aktivitas
ekonomi tumbuh dan pendapatan nasional akan terus bertambah.
d.
Masalah pertumbuhan ekonomi
Pertumbuhan
ekonomi dapat dilihat dari adanya peningkatan didalam GDP ( Gross Domestic Product
) atau GNP ( Gross National Product ). Adanya peningkatan dalam GDP berarti menunujukan
adanya peningkatan pendapatan perkapita. GDP juga merupakan angka yang
menunjukan total produksi suatu Negara. Semakin tinggi GDP berari total
produksinya semakin besar
PENGUKURAN PENDAPATAN NASIONAL
Pendapatan nasional
adalah total produksi barang/jasa yang dihasilkan oleh masyarakat disuatu
Negara pada satu waktu tertentu. Indicator umum yang digunakan untuk menghitung
pendapatan nasional adalah GDP ( Gross Domestic Product ) atau dalam bahasa
Indonesia disebut juga dengan PDB ( Produk Domestik Bruto ). Indicator lain
yang jug asering digunakan adalah GNP ( Gross National Product ) atau PNB ( Pendapatan
Nasional Bruto )
Ada 3 pendekatan yang
digunakan dalam menghitung pendapatan nasional, yaitu :
1.
Pendekatan produksi ( production
approach )
Dalam
pendekatan ini pendapatan nasional dihitung berdasarkan perhitungan dari julah
nilai akhir barang dan jasa yang dihasilkan oleh masyarakat dalam suatu
perekonomian pada periode tertentu. Nilai barang dan jasa yang dimaksud adalah
nilai akhir barang dan jasa atau nilai tambah ( value added ) barang. Nilai
akhir adalah nilai barang yang siap dikonsumsi dan tidak lagi digunakan dalam
proses produksi berikutnya. Sedangkan nilai tambah adalah selisih antara nilai
suatu barang dengan biaya yang dikeluarkan untuk proses produksi termasuk nilai
bahan baku yang digunakan.
2.
Pendekatan pendapatan ( income approach
)
Pendapatan
nasional yang dihiung dengan menggunakan pendekatan pendapatan yaitu dengan jalan menghitung semua pendapatan
dari masing – masing pendapatan dari faktor produksi yaitu pendapatan dari
tanah, modal, tenaga kerja, dan kewirausahaan. Pendapatannya berupa sewa,
bunga, upah, dan profit.
3.
Pendekatan pengeluaran ( expenditure
approach )
Pendapatan
nasional yang dihitung dengan menggunakn pendekatan pengeluaran yaitu dengan
menjumlahkan seluruh pengeluaran yang dilakukan semua pelaku ekonomi, baik
rumah tangga, perusahaan, pemerintah dan sector luar negeri. Pengeluaran dari
rumah tangga adalah konsumsi rumah tangga, pengeluaran perusahaan adalah
investasi, pengeluaran pemerintah adalah seluruh belanja pemerinta dan
pengeluaran luar negeri adalah ekspor netto ( selisih ekspor dan impor)
Pengertian GDP dan GNP
Menghitung jumlah
pendapatan nasional dari jumlah seluruh produksi yang dihasilkan masyarakat
baik itu warga Negara pribumi dan warga Negara asing dalam suatu Negara disebut
GDP ( Gross Domestic Product ). Jika menghitung pendapatan nasional dari jumlah
seluruh produksi yang dihasilkan oleh seluruh masyarakat Indonesia, baik itu di
dalam maupun luar negeri disebut GNP ( Gross National Product )
GNP = GDP + Net Factors
Income from Abroad
Net factors income from
abroad adalah selisih dari pendapatan masyarakat domestic dari faktor produksi
yang dimilki di luar negeri dengan pendapatan warga Negara yang dimiliki di
luar negri dengan pendapatan warga Negara asing dari faktor produksi yang
dimilikinya di dalam negeri suatu Negara.
GDP nominal dan GDP
Rill
GDP nomnal adalah nilai
output yang dihasilkan berdasarkan harga – harga yang berlaku pada waktu output
itu diproduksi. GDP Rill adalah nilai output yang dihasilkan pada satu waktu
tertentu berdasar pada harga tahun dasar tertentu ( harga konstan )
ANALISIS
PENDAPATAN NASIONAL DUA SEKTOR
Dalam pendekatan ini,
perekonomian diasumsikan hanya digerakkan oleh 2 ( dua ) orang pelaku ekonomi
yaitu rumah tangga dan swasta
Arus melingkar (
circular flow ) dalam perekonomian 2 sektor
Dalam perekonomian,
sector swasta merupakan satu – satunya produsen barang dan jasa, proses
produksi dilaksanakan dengan menggunakan faktor – faktor produksi yang dimiliki
oleh rumah tangga. Faktor tersebut antara lain adalah tanah, tenaga kerja,
modal, dan entrepreneurship (kewirausahaan). Penghasilan yang diperoleh rumah
tangga dari menjual faktor – faktor produksi terdiri dari sewa ( pendapatan
dari tanah ), bunga ( pendapatan dari capital/modal ), upah (pendapatan dari
tenaga kerja), dan profit ( pendapatan dari entrepreneurship )
Tabungan rumah tangga
dianggap sebagai kebocoran dalam arus melingkar. Kebocoran maksudnya mengurangi
kemampuan dari pendapatan secara rill apabila digunakan untuk kegiatan lain
seperti konsumsi. Namun tabungan tidaklah disebut sebagai kebocoran apabila
digunakan untuk investasi. Tabungan yang semula mengurangi pendapatan nasional,
apabila digunakan untuk investasi. Investasi disebut sebagai injeksi, karena
investasi dapat menambah pendapatan nasional.
Dalam menganalisis
pendapatan nasional, kita memiliki beberapa asumsi antara lai :
1.
Investasi adalah investasi yang
autonomous, yaitu tidak dipengaruhi oleh variabel lain.
2.
Konsumsi adalah fungsi linear dan
positif dari tingkat pendapatan disposable (Yd)
3.
Tabungan juga memiliki fungsi linear dan
positif dari tingkat pendapatan disposable (Yd)
4.
Tidak ada pajak tidak langsung, maka
pendapatan nasional (Y) sama dengan agregat pendapatan disposable.
Jumlah konsumsi agregat dan tabungan agregat suatu
Negara adalah sama dengan peendapatan nasional (Y)
Y=C +S
Pendapatan disposable diperoleh dari pendapatan
nasional dikurangi pajak. Namun karena dalam analisis ini tidak ada pajak, maka
pendapatan nasional memiliki nilai yang sama dengan pendapatan nasional.
Y=Yd C=Co+bYd
S=Y-C S=Yd-(Co+bYd)
S=-C+(1-b)Yd
Ket :
C= konsumsi
Y= pendapatan nasional
Yd= pendapatan disposable
Co= autonomous consumption
S= tabungan
Persamaan matematis diatas mengambarkan tentang
persamaan fungsi konsumsi dan fungsi tabungan. Dalam fungsi konsumsi terdapat
autonomous consumption. Autonomous consumption menunjukan jumlah konsumsi
masyarakat apabila ia tidak memiliki pendapatan (Y=0)
ANALISIS
MULTIPLIER
Adanya perubahan pada pengeluaran ototnom yakni pada
investasi atonom ( autonomous investment ) membuat keseimbangan pendapatan
nasional juga akan berubah. Namun besarnya perubahan keseimbangan pendapatan
nasional yang baru tidak sama dengan perubahan investasi. Inilah yang disebut
denga efek multiplier ( efek pengganda ).
Kecenderungan Konsumsi Marginal (MPC )
C= Co+bY
DC=bDY b=
berdasarkan persamaan di atas, bahwasanya b
merupakan nilai marginal konsumsi terhadap pendapatan ( marginal propensity to
consume = MPC ). MPC atau kecenderungan konsumsi marginal adalah perubahan
konsumsi apabila adanya perubahan pendapatan.
Nilai MPC adalah 0 – 1. Niali 0 berarti tidak ada tambahan konsumsi
apabila ada tambahan pendapatan disposable. Sementara itu, apabila terjadi
nilai MPC adalah 1, maka besarnya perubahan konsumsi sma dengan besarnya
perubahan pendapatan.
Prose Multiplier
Pada saat investasi bertambah langsung menyebabkan
pengeluaran agregat bertambah. Ketika pengeluaran agregat bertambah berarti
akan menambah pendapatan dan kemudian akan menyebabkan konsumsi menjadi berubah
pula. Degan bertambahnya konsumsi akan menyebabkan pengeluaran agregat kembali
bertambah dan [roses ini bertambah terus.
1. Investasi
bertambah àpengeluaran
agregat bertambah
2. Pengeluaran
bertambah à
pendapatan pekerja bertambah lalu dikonsumsikan
3. Bertambah
konsumsi pekerja à peneriamaan bagi pedagang dan kemudian
pendapatan itu dibelanjakan lagi, dan seterussnya
Secara sistematis prose
multiplier terjadi sebagai berikut.
Y= C+I Y= Co+bY+Io
(1-b)Y=Co+Io Y=
Apabila terjadi
perubahan pada investasi otonom (Io) maka pertambahan pendapatan nasional
menjadi
DY=bDY+Dl (1-b)DY=Dl
Adanya tambahan
investasi menyebabkan terbentuknya angka multiplier (k1) sebesar 1/(1-b).
ANALISIS PENDAPATAN NASIONAL TIGA SEKTOR
Arus melingkar
perekonomian 3 sektor
Peran pemerintah dalam
perekonomian adalah penyedia barang public. Penyediaan tersebut menuntut adanya
pembiayaan. Pembiayaan pembangunan yang dilakukan pemerintah berasal dari
pajak. Denan demikian, pemerintah akan memungut pajak dan membelanjakannya
untuk pembiayaan pembangunan.
Perhitungan
Keseimbangan Pendapatan Nasional
Dalam analisis
pendapatan nasional 3 sektor, keseimbangan pendapatan nasional pada saat Y=
C+I+G. keseimbangan pendapatan nasional juag terjadi pada saat S+Tx=I+G
Pembayaran Transfer
oleh Pemerintah
Selain memungut pajak,
pemerintah juga melakukan pemberian transfer kepada masyarakat. Pembayaran
transfer akan mempengaruhi pendapatan disposable masyarakat yang pada akhirnya
dapat mrubah pendapatan nasional keseimbangan
Yd=Y-Tx+Tr
Dimana Tr= pembayaran
transfer ( subsidi )
Angka Pengganda pada
Perekonomian 3 Sektor
Dalam proses
penggandaan untuk model perekonomian 3 sektor, kita membedakan dua keadaan
yaitu (1) angka pengganda dengan pajak lumpsum (2) angka pengganda dengan pajak
proporsional
Pajak lumpsum adalah
pajak yang dikenakan padaa suatu barang sebesar nilai tertentu per unit barang.
Sementara pajak proporsional adalah pajak yang dikenakan berdasarkan persentase
dari nilai objek pajaknya.
Fungsi pajak lumpsum : Tx=To (eksogen)
Fungsi
pajak proporsional : Tx=To+tY (endogen)
Keseimbangan
pendapatan nasional untuk perekonomian 3 sektor adalah :
Y=C+Io+Go Y=Co+bYd+Io+Go
Y=Co+b(Y-Tx+Tr)+Io+Go Y=Co+bY-bTx+bTr+Io+Go
Y-bY=Co-bTx+bTr+Io+Go Y=
Angka
pengganda pada model perekonomian 3 sektor untuk pajak lumpsum :
Y=C+Io+Go Y=Co+bYd+Io+Go
Y=Co+b(Y-Tx+Tr)+Io+Go Y=Co+bY-bTx+bTr+Io+Go
DY=bDY-bDTx+bDTr+DI+DG (1-b)DY=bDY-bDTx+bDTr+DI+DG
DY=
Dari
persamaan tersebut, maka diperoleh masing – masing angka pengganda adalah :
Ket :
K1= angka
pengganda investasi
Ko = angka
pengganda pengeluaran peemrintah
kTx = angka
pengganda pajak
kTr = angka
pengganda transfer ( subsisi )
Angka Pengganda pada
Anggaran Belanja Berimbang
Angka belanja berimbang
artinya penerimaan pemeerintah sama dengan pengeluaranya. Penerimaan pemerintah
berasal dari pajak. Oleh karena itu anggaran belanja berimbang terjadi pada
saat Tx=G.
Pembuktian secara
matematis untuk angka pengganda anggaran belanja berimbang
DY=kTxDTx+kGDG DY=
Karena DG
= DTx
DY= DY= DY=DG=DTx
Angka Pengganda untuk
Model pajak Proporsional
Penjelasan angka
pengganda pada bagian sebelumnya didapati apabila keseimbangan pendapatan nasional
dipengaruhi oleh pajak lumpsum.Namun sering terjadi bahwa pajak yang dikenakan
kepada masyarakat berupa pajak proporsional.
Fungsi pajak proporsional
adalah :
Tx=To+tY
Keseimbangan pendapatan
nasional dengan pajak proporsional adalah :
Y=C+Io+Go Y=Co+bYd+Io+Go
Y=Co+b(Y-Tx-tY+Tr)+Io+Go Y=Co+bY-bTx-btY+bTr+Io+Go
Y-bY+btY=Co-bTx+bTr+Io+Go (1-b+bt)Y=Co
-bTx+bTr+Io+Go
Y=
Sedangkan
angka pengganda untuk pajak proporsional adalah :
Y=C+Io+Go Y=Co+bYd+Io+Go
Y=Co+b(Y-Tx-tY+Tr)+Io+Go Y=Co+bY-bTx-btY+bTr+Io+Go
DY=bDY-bDTx-bDtY+bDTr+DI+DG (1-b+bt)DY=bDY-bDTx+bDTr+DI+DG
DY=
Dari
persamaan tersebut, maka dapat diperoleh masing – masing angka pengganda adalah
:
ANALISIS
PENDAPATAN NASIONAL EMPAT SEKTOR
Arus Melingkar
Perekonomian 4 Sektor
Rumah tangga mendapatka
pendapatan dari perusahaan karena menyediakan faktor produksi di pasar faktor
produksi. Kemudian rumah tangga mengeluarkannya dalam bentuk konsumsi ( C ).
Sementara itu perusahaan (firm) medapatkan penghasilan dari menjual barang/jasa
di pasar barang ( good market ) dan memiliki pengeluaran dalam bentuk investasi
atauun pajak. Perusahaan juga mendapatkan uang dari pasar keuangan ( financial
market ) guna meningkatkan kapasitas produksinya. Pemerintah memperoleh
pendapatan berupa pajak dari perusahaan maupun rumah tangga. Lalu dikeluarkan
dalam bentuk pengeluaran pemerintah ( G ). Pemerintah juga dapat memperoleh
dana pinjaman dari pasar keuangan dalam bentuk penjualan obligasi ataupun
dengan melakukan pinjaman luar negeri.
Perhitungan
Keseimbangan Pendapatan Nasional
Dalam analisis
pendapatan nasional 4 sektor, keseimbangan pendapatan nasional terjadi pada
saat Y=C+I+G+X-M. keseimbangan pendapatan nasional juga terjadi pada saat S+T+M
= I+G+X
Dalam perhitungan
keseimbangan pendapatan nasional ada perbedaan. Apabila pajak pada perhtungan
adalah lumpsum dan impor adalah eksogen, maka akan berbeda dengan pajak
proporsional dan impor adalah endogen. Fungsi impor endogen adalah fungsi impor
yang dipengaruhi oleh pendapatan. Keseimbangan pendapatan nasional untuk
perekonomian 4 sektor dengan pajak lumpsum dan fungsi impor eksogen adalah :
Y=C+Io+Go+Xo-Mo Y=Co+bYd+Io+Go+Xo-Mo
Y=Co+b(Y-Tx+Tr)+Io+Go+Xo-Mo Y=Co+bY-bTx+bTr+Io+Go+Xo-Mo
Y-bY=Co-bTx+bTr+Io+Go+Xo-Mo Y=
Angka
Pengganda Model Perekonomian 4 Sektor
Y=C+Io+Go+Xo-Mo Y=Co+bYd+Io+Go+Xo-Mo
Y=Co+b(Y-Tx+Tr)+Io+Go+Xo-Mo Y=Co+bY-bTx+bTr+Io+Go+Xo-Mo
DY=bDY-bDTx+bDTr+DI+DG+DX-DM (1-b)DY=bDY-bDTx+bDTr+DI+DG+DX-DM
DY=
Dari
persamaan tersebut, maka dapat diperoleh masing – masing angka pengganda adalah
Ket :
kX = angka
pengganda ekspor
km = angka
pengganda impor
apabila funsi pajak dan
fungsi impor tidak eksogen, maka angka pengganda juga memahami perbedaan.
Y=C+Io+Go+Xo-Mo Y=Co+bYd+Io+Go+Xo-Mo
Y=Co+b(Y-Tx-tY+Tr)+Io+Go+Xo-Mo-mY
Y=Co+bY-bTx-btY+bTr+Io+Go+Xo-Mo-mY
DY=bDY-bDTx-bDtY+bDTr+DI+DG+DX-DM-mDY
(1-b+bt+m)DY=bDY-bDTx+bDTr+DI+DG+DX-DM
DY=
Dari
persamaan tersebut, maka dapat diperoleh masing – masing angka penggada adalah
TEORI
KONSUMSI
Teori
ini muncul setelah terjadi great depression tahun 1920-1930. Teori konsumsi
dikenalkan oleh John Maynard Keynes. JB Say : “ Supply creates its own demand”
atau penawaran akan menciptakan permintaanya sendiri. Bahwa berapapun yang
diproduksi oleh produsen ( sector swasta ) akan mampu diserap atau dikonsumsi
oleh rumah tangga. Ekonomi klasik percaya bahwa perekonomian akan selalu berada
dalam keseimbangan. Apabila terjadi kelebihan produksi ( over production ),
maka harga barang akan turun dan kelebihan produksipun akan hlang. Hal inilah
yang menyebabkan sisi permintaan luput dari pengamatan kaum klasik.
Fungsi
Konsumsi Keynes
C=a+cYd
Ket
:
C=
MPC
a=
konstanta atau autonomous consumption
Yd=
pendapatan disposable atau pendapatan yang siap dikonsumsi
Yd=Y-Tx+Tr
Tx=
pajak
Tr=
subsidi
Fungsi
konsumsi Keynes adalah fungsi konsumsi jangka pendek. Keynes tidak mengeluarkan
fungsi konsumsi jangka panjang karena menurut Keynes in the long run we’re all
dead. Bahwa dijangka panjang, kta semua akan mati, sehingga jangka panjang
tidak perlu diprediksi. Keynes melakukan penelitian hubungan fungsi konsumsi
dengan mengambil data dari tahun 1929 – 1944. Hasil penelitian di Amerika
Serikat tersebut menunjukan adanya pengaruh pendapatan disposibledengan
konsumsi.
Fungsi
Konsumsi Jangka Panjang
Simon
Kuznets menemukan fungsi konsumsi jangka panjang. Simon Kuznets ( peraih nobel
di bidang ekonomi tahun 1971 ) melakukan penelitian yang hamper sama dengan
Keynes, namun datanya lebih panjang yaitu 1869-1929. Menurut Kuznets, tidak ada
perubahan yang signifikan terhadap proporsi tabungan tehadap pendapatan ketika pendapatan
semakin meningkat, sehingga dalam janka panjang, fungsi konsumsi berbentuk
stabil. Dalam jangka panjang fungsi produksi cenderung mendekati titik origin.
Sampai
saat inipembahasan tentang teori konsumsi bervariasi, namun kesemuanya
berdasarkan pada tiga pendekatan, yaitu :
1. The
relative income hypothesis ( James Duessenberry)
Teori
ini menguji kembali penelitian Kuznets yaitu dengan menggunakan data konsumsi
dan pendapatan disposable dari tahun 1929 – 1944. Namun Duessenberry menolak
dua saumsi dasar yang telah dikemukakan Simon Kuznets sebelumnya yaitu:
a. setiap konsumsi keluargamerupakan keinginan
sendiri,bukan akibat pengaruh dari lingkungan
b. Konsumsi
dipengaruhi oleh pendapatan tahun itu, dan tidak dipengaruhi pendapatan tahun
sebelumnya.
Duessenbery
menyempurnakan penelitian Kuznets dengan menyelidiki persentase dari konsumsi
dan pendapatan disposable yang berubah – ubah seiring terjadinya business
cyrcle. Ia menemukan bahwa persentase dari konsumsi dan pendapatan akan
cenderung kecil pada saat perekonomian baik, dan cenderung tinggi pada saat
ekonomi dalam keadaan buruk. Duessenbery juga menemukan bahwa ketika terjadinya
perubahan pada penghasilan, maka konsumsi tidak langsung meningkat, karena
terjadi pengaruh konsumsi periode yang lalu yang lebih kecil. Dari hasil
penelitiannya, dengan mengumpulkan data konsusi dan pendapatan disposable tahun
1929 -1944, fungsi konsumsi yang dibentuk oleh Duessenbery adalah sbb :
Ct=
jumlah konsumsi selama tahun t
Yt=
pendapatan disposable selama tahun t
Yo=
pendapatan yang paling tinggi yang pernah diperoleh satu tahun sebelumnya
Dari
hasil penelitiannya, Duessenbery membuat kesimpulan
a. Konsumsi
seseorang akan tergantung dari penghasilan saat ini dan penghasilan tertinggi
tahun sebelumnya ( Ratchet effect )
b. Perilaku
konsumsi seseorang akan tergantung pula dengan perilaku konsumsi lingkungannya
( Demonstration Effect )
2. Permanent
Income Hypotesis
Teori
ini dikemukakan oleh Milton Friedman. Menurutnya, perilaku konsumen seseorang
ingin memperoleh kepuasan yang maksimum dengan mengkonsumsi barang sesuai
dengan anggaranya. Kepuasan yang maksimum dengan mengkonsumsi barang sesuai
dengan anggaranya. Kepuasan maksimum akan tercapai saat kemiringan kurva
indifferent slope indifferent curve sama dengan budget line. Budget line
diumpamakan sebagai garis pendapatan. Ada tiga faktor yang mempengaruhinya,
yaitu pendapatan pada periode pertama, pendapatan pada periode kedua, dan
tingkat bunga. Hyopotesis Friedman ini menjelaskan bahwa konsumsi pada saat ini
tetapi lebih dari pada expected normal income ( rata – rata pendapatan normal )
yang disebut sebagai permanent income. Fungsi konsumsi adalah sebagai berikut ;
C=f
( YP, I )
YP=
Permanent income
I
= real interest rate
Dalam
jangka panjang real interest rate dianggap stabil, sehingga fungsi konsumen
menjadi persentase dari permanent income.
Ct=
k Yp
Ket
:
Ct=
long run consumption
K=
konstanta, 0<k<1
Dalam
menganalisis fungsi konsumsi Friedman melakukan penelitian dengan menggunakan
data time series tahun1897 – 1949 dan data cross section. Hasil penelitiannya
dengan menggunakan data time series Friedman menemukan bahwa pada saat resesi
(1921,1931-1935,1938) rasio antara saving dan disposable rendah, dan rasio
antara konsumsi dan disposible income rendah pada saat ekonomi tumbuh
3. Life
cycle hyotesis
Pendekatan
ini dikemukan oleh Albert Ando, Richard Brumberg dan Franco Modigliani. Mereka
berpendapat bahwa pendapatan relatf lebih rendah pada usia muda dan usia
lanjut. Dengan pola konsumsi manusia seperti huruf C, maka akan terjadi
dissaving ( mengurangi tabungan ) ketika usia muda dan usia lanjut. Sedangkan
pada usia produksi, terjadi peningkatan saving. Konsumsi seseorang dipengaruhi
oleh 3 hal, yaitu pendapatan saat ini, kekayaan yang terakumulasi ( akibat
tabungan masalalu ) dan harapan penghasilan dimasa depan.
Ando
dan Modigliani m2embuat model fungsi konsumsi sebagai berikut :
Ct=a1Y1t+a2Y2t+a3Wt
Ct
= konsumsi selama tahun t
Y1t=
upah selama tahun t
Y2t=
harapan penghasilan dimasa yang akan datang
Wt
=kekayaan nyang terkumpulsampai saat tahun t. kekayaan ini sperti property
income, interest, deviden, warisan dan lain-lain.
TEORI
INVESTASI
Investasi
adalah pengeluaran yang dilakukan oleh pelaku kegiatan ekonomi untuk
pembelian/penambahan barang modal. Barang modal adalah barang – barang yang
harus melalui proses produksi lebih lanjut untuk menjadi barang atau barang
yang siap untuk dikonsumsi. Barang konsumsi adalah barang – barang yang siap
untuk dikonsumsi unutk memenuhi kebutuhan pribadi dan tidak memberikan
pendapatan bagi yang mengkonsumsinya. Jenis investasi sacara garis besar dapat
dibagi atas dua kategori yaitu (1) investasi sector rill dan (2) investasi
sector financial. Investasi sector rill adalah invesatsi terhadap barang –
barang yang tahan lama (barang – barang modal), sedangkan investasi sector
financial adlah investasi terhadap surat – surat berharga di pasar modal
seperti saham, obligasi, dll.
Keputusan
Melakukan Investasi
Sebelum
melakukan investasi, investor pada umumnya akan melakukan studi kelayakan dari
usaha yang ingin didirikannya. Hal yang perlu dipertimbangkan adalah suku bunga
dan rate of return. Suku bunga merupakan biaya yang ditanggung oleh investor
karena ia meminjam dari bank. Bunga adalah biaya dari capital. Sedangkan rate
of return adalah tingkat pendapatan dari modal yang telah diinvestasikan oleh
investor.
Ada
# keputusan yang dapat diambil setelah membandingkan antara rate of return (rr)
dan bunga (i)
a. Bila
rr > i, maka investasi akan dilakukan
b. Bila
rr = I, maka investasi dapat dilakukan atau tidak tergantung dari prospek dari
usaha itu di masa yang akan datang serta keyakinan investor
c. Bila
rr < I, maka investasi tidak dapat dilakukan
Untuk
mendapatkan nilai dari rate of return maka terlebih dahulu mencari nilai
sekarang (present value ) dari pendapatan yang diterimanya dimasa yang akan
datang.
PV=…..++
Ket
:
Ri
= ekspektasi penerimaan di waktu ke- i
1,2,3,…n
= periode waktu dari masing – masing penerimaan
S
= nilai residu ( nilai besi tua )
R
= rate of return
Hubungan
Marginal Effeciency of Capital ( MEC ) dengan Suku Bunga
MEC
adalah nilai pendapatan yang diperoleh dari investasi. MEC juga sering disebut
dengan rate of return. Seorang pengusahaan akan melakukan investasi apabila
nilai MEC dari investasi yang ingin dilakukanya lebih besar dari suku bunga
pinjaman. Untuk menggambarkan hubungan antara suku bunga dengan besarnya ,
dibuat beberapa proyek investasi dengan masing – masing nilai MEC nya.
Marginal
Efficiency of Investment
Pada
kurva investasi ( MEC ), diasumsikan bahwa harga barang modal tidak mengalami
kenaikan, sehingga ketika suku bunga turun, produsen akan menaikan investasinya
( membeli barang modal lebih banyak lagi ). Namun, pada saat suku bunga turun,
semua produsen ingin menaikan investasinya, sehingga akan menaikan permintaan
akan barang modal. Bentuk kurva MEI lebih curam daripada kurva MEC. Pad
dasarnya, MEI yang menjadi patokan bagi para investor karena investor merasa
bahwa para pesaingnya atau investor lain akan berperilaku yang sama dengan
dirinya ketika suku bunga turun.
0 comments:
Posting Komentar