Minggu, 26 Mei 2013

Posted by Rivy at 21.57

PENDIDIKAN AKHLAK DALAM MEMBANGUN KARAKTER BANGSA
A.    LATAR BELAKANG
Sungguh Islam adalah agama yang sempurna hingga pendidikan akhlak untuk anak pun diperhatikan dengan serius. Namun sangat disayangkan orangtua kebanyakan pada zaman sekarang ini jarang memperhatikanpendidikan akhlak bagi anak lantaran kesibukan mereka atau berbagai macam alasan lainnya. Prinsip yang mereka pegang adalah membahagiakan anak dengan memberikan pendidikan dan mendidik yang mereka sangka sudah baik. Namun kebahagiaan yang semacam apa yang ingin diwujudkan oleh sebagian para orangtua tersebut?
Anak adalah buah hati setiap orang tua, dambaan disetiap keinginan orang tua serta penyejuk hati bagi keletihan jiwa orang tua. Anak tidak lahir begitu saja, anakterlahir dari buah cinta sepasang hamba Allah subhanahu wa ta’ala yang merupakan amanat wajib untuk dijaga, diasuh dan dirawat dengan baik oleh
Pertanggung jawaban orang tua tersebut baik di dunia ataupun di akherat, namun tatkala anak sudah baligh maka mereka bertanggung jawab atas diri mereka sendiri. Salah satu contoh dari pertanggung jawaban tersebut adalah dengan memelihara diri dan keluarga dari api neraka :

"Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya malaikat-malaikat yang kasar yang keras yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkanNya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan." (QS. At Tahrim: 6)
Dan hal ini dapat diwujudkan dengan memberi pendidikan kepada anak dengan pendidikan  yang baik sesuai Al Qur’an dan As sunnah sebagai bekal perjalanan di dunia maupun di akherat. Sebagaimana perkataan Abdullah bin Umar radhiyallahu’anhu,

"Didiklah anakmu karena kamu akan ditanya tentang tanggungjawabmu, apakah sudah kamu ajari anakmu, apakah sudah kamu didik anakmu dan kamu akan ditanya kebaikanmu kepadanya dan ketaatan anakmu kepadamu."


Pendidikan tersebut banyak cabangnya satu diantaranya adalah pendidikan akhlak, akhlak anak yang baik dapat menyenangkan hati orang lain baik orangtua atau orang-orang di lingkungan. Bahkan akhlak yang sesederhana sekalipun misalnya memberikan wajah berseri saat bertemu dengan saudara muslim yang lain.Disamping ikhtiar dengan pendidikan kepada anak dengan pendidikan akhlak yang bagus hendaknya orangtua selalu mendo’akan anak-anaknya agar mereka tumbuh dengan naungan kasih sayang Allah subhanahu wa ta’ala pula. Karena doa orangtua atas anaknya termasuk doa yang mustajab.
B.     PERMASALAHAN
Masyarakat modern telah berhasil mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi canggih untuk mengatasi berbagai masalah kehidupannya, namun pada sisi lain ilmu pengetahuan dan teknologi canggih tersebut tidak mampu menumbuhkan moralitas (akhlak) yang mulia. Dunia modern saat ini, termasuk di Indonesia ditandai oleh gejala kemerosotan akhlak yang benar-benar berada pada taraf yang mengkhawatirkan. Kejujuran, kebenaran,keadilan, tolong menolong dan  kasih sayang sudah tertutup oleh penyelewengan, penipuan, penindasan, saling menjegal dan saling merugikan.
Perilaku serta budi pekerti (akhlak) anak-anak saat ini sangatlah memprihatinkan. Tingkah laku dari seorang siswa kini sudah jarang mencerminkan sebagai seorang pelajar. Di antara mereka cenderung bertutur kata yang kurang baik, terkadang mereka bertingkah laku tidak sopan dan tidak lagi patuh terhadap orang tua maupun terhadap gurunya. Hal ini tentu saja dipengaruhi oleh kondusif tidaknya pendidikan budi pekerti yang mereka dapatkan, baik dari lingkungan sekolah maupun lingkungan masyarakat. Keluarga sebagai lingkungan pertama tentu saja memiliki faktor yang penting dalam membentuk pola perilaku seorang anak.
Tujuan dari pendidikan budi pekerti (akhlak) itu sendiri ialah membina dan membangun kejiwaan serta keadaan seorang anak, sehingga anak tidak akan terpengaruh oleh lingkungan atau pergaulan yang merugikan dan kalaupun mereka masih juga salah pilih, maka setidak-tidaknya mereka sudah dapat berfikir secara bertanggung jawab dan di dalam diri mereka sudah terbentuk suatu fundamen moral (akhlak) yang baik sebagaimana yang diharapkan



C.     PEMBAHASAN
1.      Pengertian pendidikan dan akhlak
Pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup. Dengan kata lain pendidikan adalah segala situasi hidup yang mempengaruhi pertumbuhan hidup.  Berdasarkan pengertian di atas menunjukkan bahwa pendidikan itu mempunyai beberapa karakteristik khusus, menurut Mudyahardjo membaginya kepada empat hal yaitu:
a.       Masa pendidikan. Pendidikan berlangsung seumur hidup dalam setiap saat selama ada pengaruh lingkungan.
b.      Lingkungan pendidikan. Pendidikan berlangsung dalam segala lingkungan hidup, baik yang khusus diciptakan untuk kepentingan pendidikan maupun yang ada dengan sendirinya. Bentuk kegiatan. Terentang dari bentuk-bentuk yang misterius atau tak disengaja sampai dengan terprogram. Pendidikan berbentuk segala macam pengalaman belajar dalam hidup. Pendidikan berlangsung dalam beranak ragam bentuk, pola, dan lembaga. Pendidikan dapat terjadi sembarang,kapan dan di manapun dalam hidup. Pendidikan lebih berorientasi pada peserta didik.
c.       Tujuan pendidikan terkandung dalam setiap pengalaman belajar, tidak ditentukan dari luar. Tujuan pendidikan adalah pertumbuhan, tidak terbatas, dan sama dengan tujuan hidup
Kata pokok (dasar) akhlak adalah khalaqo, khaliqun dan makhluqun, kata sifatnya adalah akhlakun. Menurut Imam Hamid al-Ghazali yang dikutip oleh DR. Ali Abdul Halim Mahmud mengatakan bahwa kata al-khalq adalah bentuk lahirnya, sedangkan al-khuluq adalah bentuk batinnya. Hal itu karena manusia tersusun dari fisik yang dapat dilihat dengan mata kepala, dan ruh / jiwa yang ditangkap oleh mata batin. Ruh / jiwa yang ditangkap oleh mata batin itu lebih tinggi nilainya dari fisik yang ditangkap dengan penglihatan mata.
Jadi akhlak (al-khuluq) pengertiannya adalah suatu sifat yang terpatri dalam jiwa, yang darinya terlahir perbuatan-perbuatan dengan mudah tanpa memikirkan dan merenung terlebih dahulu. Jika sifat yang tertanam itu darinya terlahir perbuatan-perbuatan baik dan terpuji menurut rasio dan syariat, maka sifat tersebut dinamakan akhlak yang baik. Sedangkan jika yang terlahir adalah perbuatan-perbuatan buruk, maka sifat tersebut dinamakan dengan akhlak yang buruk.
Demikian juga sama pengertian akhlak menurut Muhammad bin Ali asy-Syariif al-Jurjani yang juga dikutip oleh DR. Ali Abdul Halim Mahmud, beliau mendifinisikan: akhlak adalah istilah bagi semua sifat yang tertanam kuat dalam diri, yang darinya terlahir perbuatan-perbuatan dengan mudah dan ringan, tanpa perlu berpikir dan merenung. Jika dari sifat tersebut terlahir perbuatan-perbuatan yang indah menurut akal dan syariat, dengan mudah, maka sifat tersebut dinamakan dengan akhlak yang baik. Sedangkan jika terlahir perbuatan-perbuatan buruk, maka sifat tersebut dinamakan akhlak yang buruk.
Menurut difinisi di atas, akhlak mencakup sifat baik maupun buruk, namun kita dapati kebanyakan ulama’ akhlak menggunakan kata akhlak untuk sifat yang baik saja. Menurut mereka, akhlak adalah sifat-sifat baik yang tertanam pada jiwa dan memancar perilaku yang baik dalam kehidupan.
Kata dalam Bahasa Indonesia  yang lebih mendekati maknanya dengan akhlak adalah budi pekerti. Budi pekerti maupun akhlak mengandung makna yang ideal, tergantung pada pelaksanaan atau penerapannya melalui tingkah laku yang mungkin positif atau negatif. Pengertian budi pekerti yang positif adalah tingkah laku, tabiat, watak, dan perangai yang sifatnya benar, amanah,sabar, pemaaf, rendah hati dan lain-lain. Budi pekerti yang buruk adalah semua tingkah laku, perangai, watak sombong, dendam, dengki, khianat, dan lain-lain.
Suatu perbuatan dapat dikatakan cerminan akhlak apabila memenuhi syarat sebagai berikut :
a.       Dilakukan berulang-ulang sehingga hampirmenjadi suatu kebiasaan
b.      Timbul dengan sendirinya, tanpa pertimbangan yang lama dan pikir-pikir terlebih dahulu
Pendidikan Akhlak (Moral) adalah pendidikan mengenai dasar-dasar moral dan keutamaan perangai, tabiat yang harus dimiliki dan dijadikan kebiasaan oleh anak sejak masa analisa hingga ia menjadi mukallaf, pemuda yang mengarungi lautan kehidupan. Tidak diragukan lagi bahwa keutamaankeutamaan moral, perangai dan tabiat merupakan salah satu buah iman yang mendalam, dan perkembangan religius yang benar. 
Salah satu hal yang penting dari cabang pendidikan untuk anak kita adalah mengajarkan kepadanya tentang akhlak yang baik. sebagai contoh, menyenangkan hati orang lain dan atau bahkan yang sesederhana sekalipun yaitu memberikan wajah berseri saat bertemu dengan saudara muslim yang lain. Selain itu, hendaknya para orang tua, juga menekankan tentang pembelajaran sederhana bagi anak untuk membentuk karakter yang baik, lewat beberapa contoh teladan berikut ini. 
a.       Mengajarkan kejujuran.
Dari Ibnu Mas’ud radhiyallahu’anhu bahwa Nabi shallallahu’alaihi wasallam bersabda,
“Peganglah kejujuran karena sesungguhnya kejujuran menunjukkan kepada kebaikan dan kebaikan menunjukan kepada surga. Seseorang selalu jujur dan memelihara kejujuran hingga tercatat di sisi Allah termasuk orang yang jujur. Dan hindarilah dusta karena kedustaan menunjukkan kepada kejahatan dan kejahatan menunjukkan kepada neraka. Seseorang selalu berdusta dan terbiasa berbuat dusta hingga tertulis di sisi Allah sebagai pendusta.” (HR. Bukhari Muslim)
b.      Mengajarkan Berbuat baik kepada lingkungan mereka.
Rasulullah saw bersumpah tiga kali dan menyatakan bahwa seseorang tidaklah beriman manakala tetangganya tidak merasa aman darinya. Sabdanya, ”Demi Allah, ia tidaklah beriman, demi Allah, ia tidaklah beriman, demi Allah, ia tidaklah beriman. Para sahabat bertanya, “Siapa wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, Yaitu seseorang, di mana tetangganya tidak mendapatkan keamanan darinya.” (HR Bukhari)
Dari Abu Hurairoh radhiyallahu’anhu berkata bahwa Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda,
“Hak seorang muslim atas muslim lainnya ada lima; menjawab salam, menjenguk orang sakit, mengiringi jenazah, menghadiri undangan dan mendoakan orang yang bersin.” (Muttafaqun ‘alaihi)
c.       Mengajarkan Amanah.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman " Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya.." (Qs. Annisa:58)

d.      Mengajarkan Untuk Mengucapkan salam.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu berkata bahwa Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda:
“Tidaklah kalian masuk surga hingga kalian beriman dan kalian tidak beriman hingga kalian saling mencintai. Dan maukah kalian aku tunjukkan kepada sesuatu jika kalian mengerjakannya maka kalian akan saling mencintai? Tebarkan salam diantara kalian.” (HR. Muslim)
e.       Mengajarkan Tidak berboros kata.
Rasulullah saw bersabda, ”Siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata baik atau diam.” (HR Bukhari)
f.       Mengajarkan Tidak Memanggil dengan Julukan yang Dibenci.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman ”…Dan janganlah kalian panggil-memanggil dengan gelar-gelar buruk.” (Al Hujurat: 11).Akhlak yang baik, setelah bimbingan dan taufik Allah subhanahu wata'ala, merupakan buah kesungguhan usaha anak- anak kita untuk melatih diri mereka dengan berbagai sifat terpuji. Juga merupakan hasil dari jihad yang mereka lakukan tanpa henti dan tak kenal lelah dalam memerangi segala perangai, tabiat dan sifat buruk yang mungkin muncul dalam diri mereka sendiri.
2.      Bentuk dan macam-macam akhlak
Akhlak terhadap makhluk ada 2 yaitu :
a.       Akhlak terhadap manusia, terbagi atas :
1)      Akhlak terhadap diri sendiri, antara lain :
a)      Memelihara kesucian diri
b)      Menutup aurat
c)      Jujur dalam perkataan, berbuat ikhlas, dan rendah hati
d)     Malu melakukan perbuatan jahat
e)      Menajuhi dengki dan dendam
f)       Berlaku adil terhadap diri sendiri dan orang lain
g)      Menjauhi segala perkataan dan perbuatan yang sia-sia
2)      Akhlak terhadap orang lain misalnya akhlak terhadap Rasulullah, keluarga, kerabat, tetangga dan masyarakat.
a)      akhlak terhadap Rasulullah (Nabi Muhammad) antara lain :
·         mencintai Rasulullah secara tulus dan mengikuti semua sunnahnya
·         menjadiakan Rasulullah sebagai idola, suri teladan dalam hidup dan kehidupan
·         menjalankan apa yang disuruh-Nya, dan menjauhi apa yang dilarang-Nya
b)      akhlak terhadap orang tua yaitu ;
·         mencintai mereka melebihi cinta kepada kerabat lainnya
·         merendahkan diri kepada keduanya diiringi perasaan kasih saying
·         menggunakan bahasa yang lemah lembut saat berbicara
·         berbuat baik, mengikuti nasehatnya, dan tidak menyinggung perasaannya.
·         Mendoakan keselamatan dan keampunan bagi mereka baik masih hidup maupun yang sudah meninggal
c)      Akhlak terhadap keluarga, kerabat, dan karib antara lain
·         Saling membina rasa cinta dan kasih sayang dalam kehidupan keluarga
·         Saling menunaikan kewajiban untuk memperoleh hak
·         Berbakti kepada ibu-bapak
·         Mendidik anak-anak dengan kasih sayang
·         Memilihara hubungan silaturahmi
d)     Akhlak terhadap tetangga antara lain:
·         Saling mengunjungi
·         Saing membantu diwaktu senang dan susah
·         Saling memberi dan menghormati
·         Saling menghindari pertengkaran
e)      Akhlak terhadap masyarakat yaitu:
·         Memuliakan tamu
·         Menghormati nilai dan norma yang berlaku dimasyarakat
·         Saling tolong menolong
·         Member makan fakir miskin
·         Bermusyawarah dalam segala urusan mengenai kepentingan bersama
·         Menaati putusan bersama yang telah diambil
·         Menunaikan amanah yang diberikan seseorang atau masyarakat,
b.      Akhlak terhadap bukan manusia
Akhlak terhadap bukan manusia juga terbagi lagi menjadi :
1)      Akhlak terhadap makhluk hidup bukan manusia, seperti hewan dan tumbuhan
2)      Ahklak terhadap makhluk mati bukan manusia, seperti air, udara, tanah, dan sebagainya.
Akhlak terhadap bukan manusia antara lain :
1)      Sadar dan memilihara kelestarian lingkungan hidup
2)      Menjaga dan memanfaatkan alam
3)      Sayang pada semua makhluk
Akhlak terbagi menjadi dua jenis yaitu
a.       Akhlak baik atau terpuji (akhlaqul mahmudah), yaitu perbuatan baik terhadap Tuhan (al-khaliq), terhadap sesama manusia, dan makhluk lainnya. Akhlak terpuji itu antara lain:
1)      Siddiq, lurus dalam perkataan, lurus dalam perbuatan.
2)      Amanah, jujur, boleh dipercaya tentang apa saja.
3)      Sabar, takan menanggung barang atau perkara yang menyusahkan, tahan uji.
4)      Ittihad, bersatu didalam mengerjakan kebaikan dan keperrluan.
5)      Ihsan, berbuat baik kepada orang tuanya, kepada keluarganya dan kepada siapapun.
6)      Ri’yatul Jiwar, menjaga kehormatan tetangga-tetangga.
7)      Wafa ‘bil ahdi, memenuhi dan menepati kesanggupan atau perjanjian.
8)      Tawasau bil haq, pesan memesan, menepati dan memegang barang hak atau kebenaran.
9)      Ta’awun, tolong menolong atas kebaikan.
10)  Athfi ‘alad-dla’if, sayang hati kepada orang-orang yang lemah dan papa.
11)  Muwasatil faqier, menghiburkan hati orang fakir atau miskin.
12)  Rifqi, berhati belas kalian sehingga kepada hewan sekalipun (Waso’al Dja’far, Addien, 1951:25).
b.      Akhlak buruk atau tercela (akhlaqul mazmumah), yaitu perbuatan buruk terhadap Tuhan (al-khaliq), terhadap sesama manusia, dan makhluk lainnya.
Akhlak buruk terhadap Allah adalah :
1)      Takabur
2)      Musyrik
3)      Murtad
4)      Munafik
5)      Riya’
6)      Boros
7)      Rakus dan tamak  
Akhlak buruk terhadap manusia
1)      Mudah marah
2)      Iri hati
3)      Dengki
4)      Mengadu-adu
5)      Mengumpat
6)      Congkak
7)      Kikir
8)      Berbuat aniaya
3.      Sumber-sumber akhlak
Dua bagian sumber akhlak :
1. Akhlak yang bersumber dari keagamaan
2. Akhlak yang bersumber tanpa agama (sekuler)

Akhlak yang bersumber dari keagamaan, dibagi lagi menjadi dua:
1. Bersuber dari agama Samawi (Islam, Kristen, Yahudi)
2. Bersumber dari agama Ardi (Hindu, Budha, Khonghucu, Sinto dll)

Akhlak yang bersumber agama ini memberikan bimbingan kepada manusia dalam hubungannya dengan Tuhan maupun hubungannnya dengan sesama manusia, berdasarkan aturan-aturan dalam gama itu sendiri.
Akhlak yang besumber agama mempunyai dua pendorong, yaitu iman kepada kekuatan gaib serta sangsi-sangsi yang dikenakan masyarakat.

Dalam Islam sumber akhlak ialah Al-Qur'an dan Sunnah Rasul.

Diantaranya ayat-ayat Al-Qur'an yang sebagai sumber akhlak antara lain :
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِيْ رَسُوْلِ اللَّهِ اُسْوَةٌحَسَنَةٌ لِّمنْ كَانَ يَرْجُواللَّهَ وَالْيَوْمَ الْاَخِرَوَذَكَرَاللَّهَ كَثِيْرًا ~الأ حزاب ~ ٢١
Artinya :
" Sesunguhnya telah ada pada diri Rosulullah itu suri tauladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang-orang yang mengharapkan rohmat Allah dan keselamatan di hari kiamat dan banyak mengingat Alloh".

Nabi Muhammad SAW selalu memberikan contoh kepada sahabat-sahabatnya, beliau juga memikul tanah bersama-sama sahabtnya pada peperangan Khandaq, beliau memikul tanah di atas pundaknya, padahal beliau mengetahui ada yang dapat menggantikannya dengan sukarela dan senang hati, akan tetapi beliau ingin memberikan contoh teladan dengan perbuatan itu, dan mengobarkan semangat iman di dalam hati mereka.
4.      Aspek-aspek pentingnya akhlak
Keharusan mendapatkan pembinaan akhlak dan kepribadian itu mengandung aspek-aspek kepentingan yang antara lain dapat dikemukakan sebagai berikut;
1)      Aspek paedagogis, yaitu manusia adalah sebagai animal educandum: yakni makhluk yang memerlukan pendidikan. Dalam hal ini Islam mengajarkan bahwa setiap manusia yang baru lahir membawa berbagai potensi yang selanjutnya apabila potensi tersebut dididik dan dikembangkan, maka akan ia akan menjadi manusia yang secara fisik danm mental memadai.
2)      Aspek Sosiologis dan Kultural, yaitu bahwa mnusia adalah makhluk yang berwatak dan berkemampuan dasar atau yang memiliki garizah (instink) untuk hidup bermasyarakat. Sebagai makhluk sosial, maka manusia harus memiliki rasa tanggung jawab sosial  yang diperlukan dalam mengembangkan hubungan timbal balik (inter relasi) dan saling mempengaruhi antar sesama anggota masyarakat dalam kesatuan hidup yang harmonis.

3)      Aspek Tauhid, yaitu aspek pandangan yang mengakui bahwa manusia itu adalah makhluk yang berketuhanan  yang disebut homo divinous (makhluk yang percaya adanya Tuhan)  atau disebut juga homo relegius artinya makhluk yang beragama. Dengan demikian pendidikan Islam mutlak dibutuhkan untuk mengembangkan  instink religius  tersebut. Hal itu sesuai dengan firman Allah; Artinya: “Maka hadapkanlah wajahmu dengan Lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. tidak ada peubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.”(Q.S. Ar-Rum:30)
D.    Kesimpulan
Pendidikan akhlak memang sangat penting, dalam kehidupan individu dan social. Meskipun pendidikan akhlak saat ini semakin sulit ditumbuhkan. Pendidkan umumnya dan pendidkan islam khususnya saat ini cenderung berhasil membina intelektual dan tenaga terampil namun kurang berhasil dalam menumbuhkan kecerdasan emosional. Hal tersebut terjadi disebabkan karena :
1.      Pendidikan yang diselenggarakan cenderung bersifat pengajaran bukan pendidikan, padahal pendidikan dan pengajaran harus diintegrasikan.
2.      Pendidikaan saat ini sudah berubah orientasi dan idealism yang berjangka panjang, kepada yang bersifat materialism dan individualism yang mementingkan jangka pendek
3.      Metode pendidikan yang diterapkan tidak bertolak kepada pandangan dengan melihat manusia sebagai makhluk yang paling mulia dan memiliki potensi yang bukan hanya potensi intelektual (akal), tetapi juga potensi emosional. Metode pendidikan yang diterapkan lebih melihat murid sebagai gelas kososng yang dapat diisi oleh guru dengan sekehendak hati, dan bukan melihat sebagai makhluk yang memiliki berbagai potensi yang harus ditumbuhkan, dibina, dikembangkan, dan diarahkan
4.      Pendidikan islam kurang mengarahkan siswa untuk merespon berbagai masalah actual yang muncul dalam masyarakat, sehingga terdapat kesenjangan antara dunia pendidikan dengan kehidupan masyarakat.
      Penyimpangan social yang dilanda oleh peserta didik, hari ini dan masa yang akan datang adalah refleksi dari kegagalan pemahaman terhadap pendidikan agama Islam. Di tempat anak menerima pendidikan tidak menyentuh aspek penghayatan dan kesadarannya. Apabila hal ini dicapai maka peserta didik akan sangat mampu menyaring perbuatan yang dapat merugikan dirinya, Negara, dan agamanya. Akan terus menempatkan dirinya pada posisi hikmat dan kemanfaatan. Terdapat beberapa alasan mengapa manusia harus dididik yaitu :
1.      Anak memiliki potensi. Seandainya seorang anak atau siapapun tidak memiliki potensi maka sudah pasti manusia tidak dapat dididik. Islam menegaskan bahwa manusia dilahirkan dengan membawa potensi sebagai modal dasar untuk dikembangkan pada bidang pengetahua, keterampilan dan kepribadian,.
2.      Pengembangan fitrah manusia terkait dengan pelaksanaan pendidikan. Seandainya potensi manusia dapat dikembangkan dengan sendirinya sesuaidengan kebutuhan kehidupan manusia yang bersangkutan tanpa memerlukan keterlibatan pendidik maka tidak diperlukan upaya pendidikan.
3.      Anak adalah amanat Allah yang harus dipertanggungjawabkan. Dalam islam, anak bukan hanya sekedar konsekuensi daripemenuhan kebutuhan biologis orang tua, tapi anak merupakan titipan Allah yang harus dipertanggungjawabkan kepada-Nya.

DAFTAR BACAAN
(Syahidah/voa-islam.com)
Skipsi Ulya Latifah, implementasi pendidikan akhlak pada sekolah dasar islam terpadu insane permata kota malang,2010
Fungsi pendidikan islam- Muhammad Yahdi.Pdf

0 comments:

Posting Komentar

 

BLUE BUTTERFLY Copyright © 2010 Design by Ipietoon Blogger Template Graphic from Enakei | web hosting